Anehnya, pas perempuan tersebut berjalan melewati pohon, tiba-tiba sosok gadis ini hilang.
Kak Eti langsung memperhatikan arah pohon dengan teliti sambil berujar dalam hati dengan penuh keheranan.
"Kok tidak ada dia di situ, cepat sekali hilangnya," kata Kak Eti dalam hatinya.
Kak Eti yang pada saat itu sakit gigim mengira kalau dia sedang berhalusinasi. Akhirnya, Kak Eti mengalihkan pandangannya dan melanjutkan menyapu teras halaman.
Tapi, pas tidak sengaja melihat ke arah gerbang, ternyata gadis berseragam SMA tadi, sudah berdiri di depan gerbang Kak Eti.
Seorang perempuan tersebut menatap Kak Eti, sambil terus menutup wajahnya dengan sweeter.
Kak Eti kasihan melihat perempuan tersebut basah kuyup langsung menyuruhnya untuk berteduh.
"Ya udah dek, berteduh dulu di sini (teras, red) nanti habis Maghrib, kalau hujan sudah reda baru lanjut lagi berjalan," kata Kak Eti.
Ketika perempuan disuruh masuk, dia tidak merespon sama sekali. Dirinya tetap saja berdiri di depan teras.
Di situ Kak Eti sadar, kalau gerbang rumahnya terkunci. Dia pun langsung ke arah pintu gerbang untuk membukanya.