Network
TERAS GORONTALO – Richard Eliezer salah satu terdakwa dalam kasus yang menewaskan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo.
Sebelumnya Richard Eliezer telah mengakui kesalahannya dan menjadi justice collaborator dalam kasus Brigadir J, dia mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo telah membuat skenario palsu.
Skenario palsu yang dibuat Ferdy Sambo, untuk menutupi fakta kejadian sebenarnya yang menewaskan Brigadir J, hal tersebut kini diungkap Richard Eliezer di persidangan.
Baca Juga: Viral, Ditolak Pemilik Kampung, Wanita Asal Toba Terpaksa Dikubur Dalam Rumah!
Richard Eliezer terus memberikan kesaksian demi kesaksian, mengenai kasus tewasnya Brigadir J, namun ada kesaksian Richard yang dibanta oleh pihak Ferdy Sambo.
Pada sidang lanjutan yang dilaksanakan di Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan, Selasa 13 Desember 2022, Bharada E menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai saksi.
Pemeriksaan Richard Eliezer sebagai saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo, Ricky Rizal dan Kuat Maruf.
Dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Uncle Wira, Pendamping Hukum Ferdy Sambo membentak Richard Eliezer.
Hal tersebut terjadi ketika kuasa hukum Ferdy Sambo bertanya kepada Richard Eliezer mengenai keterangan BAP yang menurutnya berubah-ubah.
Kemudian Richard Eliezer menuturkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan pendamping hukum Ferdy Sambo,
Kemudian Bharada E memberikan jawaban dan menegaskan agar pengacara suami Putri Candrawathi itu tidak bertanya lagi mengenai BAP.
Baca Juga: Seberapa Kuat Dan Berbahaya Admiral Kizaru? Terungkap Kelemahan Buah Pika Pika no Mi !
Menurut Eliezer BAP tersebut berubah-ubah karena keadaan yang dialaminya, Bharada E juga menuturkan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh perlakuan Ferdy Sambo kepadanya.
Ketika Richard Eliezer menuturkan keterangan tersebut, kuasa hukum mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo malah membentak Eliezer.
Perdebatan dalam ruang sidang pun terjadi antara Richard Eliezer dan pendamping hukum Ferdy Sambo.
Hal tersebut membuat Hakim memutuskan agar pendamping hukum Ferdy Sambo bertanya langsung ke Jaksa Penuntut Umum atau JPU.
“Akhirnya saya pun masuk ke dalam dan menuju lift naik ke lantai tiga, sesampainya di lantai tiga, saya sudah ditunggu FS. Saya diajak kedalam di suruh duduk, disitu ada FS dan PC.
Dari keterangan saudara dalam BAP ini, ini tidak konsisten semua, saya mau tanya yang mana yang benar,” tutur kuasa hukum Ferdy Sambo.
“Jadi begini bapak, dapat saya jelaskan, biar bapak tidak menanyakan lagi BAP,” jawab Richard Eliezer.
“Yah harus saya tanyakan,” memotong jawaban Richard Eliezer.
“Saudara kuasa hukum kasih kesempatan saksi untuk menjelaskan,” Hakim sontak memotong perdebatan Richard Eliezer dan pendamping hukum Ferdy Sambo.
“Ini harus saya tanyakan karena ini tidak konsisten Yang Mulia,” menjawab tanggapan Hakim.
Di momen ini pendamping hukum Ferdy Sambo terlihat marah dengan jawaban Richard Eliezer.
“Baik begini bapak, bapak bayangkan dari tanggal 8 Juli sampai di bulan Agustus, saya di doktrin terus menerus oleh client bapak. Tentang skenario,” tutur Eliezer.
“Siapa yang doktrin? Dimana yang doktrin? Dimana saudara di doktrin,” dengan nada kuat pengacara FS membentak Eliezer.
“Di lantai tiga,” jawab Eliezer dengan tegas dan nada tinggi.
“Saudara penasihat hukum tidak perlu sampai membentak-bentak,” potong Hakim
“Saya mengingat kejadian demi kejadian, bapak kira segampang itu mengingat kembali kejadian,” tutur Richard Eliezer.
“ini tidak konsisten, sudah setelah saudara tidak ada,” tanya pengacara suami Putri Candrawathi dengan nada tinggi.
“ijin bapak, penasihat hukum ini menanya saksi, sudah menekan,” tutur Richard.
“Saya menekankan ini tidak konsisten,” tutur pengacara Sambo
“Yah tanya aja ngak usah menekan kaya gitu dong,” jawab Eliezer.
“Sudah cukup, pensihat hukum silahkan bertanya kepada majelis, tidak perlu saudara bertanya kepada terdakwa,” potong Hakim melerai perdebatan Richard Eliezer dan pengacara FS.***
