Network
TERAS GORONTALO -- Tragedi Nirwana, korban tewas terpanggang pada crane di PT GNI, menyita perhatian publik.
Bahkan, kondisi mayat Nirwana, sangat mengenaskan, tersisa tulang dan tengkorak usai terbakar di crane selama 4 jam.
Peristiwa Nirwana terpanggang di dalam crane, berawal dari adanya ledakan tangki solar pada di sekitar tungku smelter PT GNI.
Alhasil, terjadi korsleting pada crane dan api mulai menjalar ke tubuh Nirwana, yang mayat-nya menyisakan tulang serta tengkorak.
Usai peristiwa tersebut, Jumat 23 Desember 2022, mayat Nirwana sampai ke kediamannya di Desa Bunga, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Mirisnya, untuk proses pemakaman, Hj Darma, ibu Nirwana, hanya berharap dari bantuan masyarakat.
"Saya tidak mempunyai simpanan, hanya pas-pasan saja pegangan yang saya punya (uang,red). Apalagi, musibah ini tiba-tiba terjadi," ujarnya kepada Teras Gorontalo, Senin, 26 Desember 2022.
Menurut Hj Darma, untuk melaksanakan ta'ziah, dia hanya mengharapkan bantuan dari masyarakat setempat.
"Di sini kan ada istilah umat, kalau ada bantuan dari mereka baru dilaksanakan," katanya.
