Kisah Horor Arwah Inneke Gadis Cantik Bergentayangan Menyasar Wanita Hamil, Berikut Penjelasan Nadia Omara

- 12 Januari 2023, 08:44 WIB
Kisah Horor Arwah Inneke Gadis Cantik Bergentayangan Menyasar Wanita Hamil, Berikut Penjelasan Nadia Omara
Kisah Horor Arwah Inneke Gadis Cantik Bergentayangan Menyasar Wanita Hamil, Berikut Penjelasan Nadia Omara /Tangkapan layar YouTube Nadia Omara/

 

TERAS GORONTALO -- Nadia Omara, sang YouTuber yang sering mengulas kisah horor yang terjadi di masyarakat.

Kali ini, Nadia Omara menceritakan kisah horor arwah Inneke, yang mengganggu pasangan suami istri.

Kisah nyata horor Inneke yang diceritakan Nadia Omara, datang dari warga bernama Afzha dari Bengkulu.

Dilansir Teras Gorontalo dari akun YouTube Nadia Omara, berikut ini kisah horor Inneke.

Afzha menceritakan,  kejadian horor dialami ibunya dan cukup menjadi luka besar terhadap keluarga.

Jadi, cerita ini terjadi pada 1999, waktu orang tua Afzha baru menikah, yang biasa dipanggil dengan sebutan nama ayah baba dan ibunya bia.

Baba dan bia menikah pada usia yang cukup muda. Mereka menikah setelah lulus SMA, karena dijodohkan.

Setelah baba dan bia ini menikah,keduanya pun keluar dari rumah orang tuanya dan mengontrak rumah kecil, salah satu kontrakan murah.

Posisinya pada saat itu, baba ini belum mendapatkan pekerjaan, baru lulus SMA dan tinggalah mereka ini dikontrakan.

Selama hampir 10 bulan lamanya baba mencari pekerjaan, tapi belum juga dapat. Akhirnya salah satu sepupunya bia, menawarkan pekerjaan ke sang suami.

Sepupunya bia disebut dengan Rendi. Karena, sepupunya bia ini tinggal di luar kota dan kerjaan yang dia tawarkan ke baba untuk mengawasi pembangunan masjid yang dia bangun di daerah dekat rumahnya Rendi.

Rendi pun menawarkan baba sama bia untuk tinggal di rumahnya. Rumah yang dimaksud Rendi ini, kebetulan sudah sekira 2 sampai 3 tahun tak berpenghuni.

Mendapatkan tawaran tersebut baba sama bia setuju, dengan pertimbangan, rumah tinggalnya Rendi dekat sama tempat kerja baru baba nanti.

Kalau tetap mereka tinggal di kontrakan lama, lebih jauh itu, ditambah lagi mereka dapat informasi rumah yang mereka tinggal bukan rumah kosong dan terbengkalai.

Walaupun sudah lama kosong kata Rendi, rumah tersebut setiap hari asisten rumah tangga datang ke sana untuk bersih-bersih, tapi tidak menginap.

Dari sanalah baba pikir tidak apa-apa, bukan rumah terbengkalai, masih ada orang datang tiap harinya.

Seminggu kemudian, baba sama bia pindahlah ke rumah ini. Di sini baba sama bia sudah hamil anak pertama mereka.

Abangnya Afzha, dengan usia kandungan sekira 1 bulan. Saat mereka datang, kondisi rumahnya seperti vila tua.

Besar dan halamannya luas sekali. Di belakang rumah inti itu, ada 1 rumah besar juga. Kata Rendi,  rumah itu adalah milik sepasang suami istri yang selama ini mengurus rumah depan.

Jadi, ada 2 rumah yang berada di satu kawasan besar itu. Barus sampai di rumah itu, bia sudah merasakan nggak nyaman.

"Ba kok udah nggak enak hawanya," kata si bia

"Ah nggak ada apa-apa kok. Cuma sugesti kamu aja, tenang aja sayank di sini aman kok," balas si baba.

Tidak lama kemudian, mereka itu bertemu dengan pemilik rumah di belakang kediaman tersebut, sepasang suami istri yang sudah berumur.

Sering mereka panggil nenek sama datuk. Keduanya  datang nyambut baba dan bia.

"Keduanya baik sekali," kata bia ke baba.

Sampai-sampai tahu bia sedang hamil, nenek sama datuk bantuin angkat barang milik keduanya untuk dimasukan ke dalam rumah.

Pada saat bia memasuki rumah besar itu, suasana di dalam makin tak karuan, bia ini masih merasakan kedatangannya dia sama baba disambut oleh penghuni rumah.

Tapi waktu itu, bia diam aja, "Kok makin nggak ena di dalam sini ya," kata bia dalam hatinya.

Nenek yang sepertinya menyadari sesuatu yang dirasakan sama bia langsung manggil dia.

"Bia sini nak duduk,kamu duduk di sini aja karena kamu lagi hamil," kata si nenek.

Mendengar hal itu, bia duduk aja dan langsung duduk di sebuah sofa yang langsung menghadap ke dapur.

Bia duduk dan sambil lihat sekeliling rumah, setelah diperhatikan rumah tersebut adem juga.

Soalnya, rumah itu ada banyak jendela. Waktu bia lagi melihat kiri kanan sekeliling rumah, tiba-tiba bia melihat ke arah satu ruangan yang pada saat itu, dia belum tahu ruangan apa.

Di ekor matanya bia, dia menangkap ada anak gadis yang usianya mungkin nggak jauhlah dengan umurnya.

Dan gadis-nya itu posisinya lagi ngumpet, dia seakan malu-malu kucing sembari  jongkok.

Dan dia ngumpet di balik pintu ruangan, dia nggak tau tuh ruangan apa dan si gadis ini memperlihatkan separuh mukanya gitu, tapi dia senyum.

Karena dia senyum, dibalas senyuman balik oleh bia. Waktu itu, bia nggak mikir aneh-aneh.

Karena, bia pikir gadis itu adalah adalah anak dari datu sama nenek.

Melihat suasana rumah tersebut yang sejuk, bia sudah tidak merasa ketakutan lagi, kayak pertama kali datang.

Dan pada saat itu, bia ini tidak menceritakan gadis tersebut sama baba. Karena, bia ini masih agak canggung untuk berinteraksi.

Namanya juga perjodohan, kan masih malu-malu pada awal-awal tahun pernikahan.

Satu hari tinggal di rumah itu, baba sama bia betul-betul merasa nyaman, karena mereka itu tidak menemukan ada kejadian janggal yang bikin nggak enak hati.

Tapi, tepat 2 hari setelah kepindahan mereka berdua di rumah itu, pada suatu malam, bia ini tiba-tiba kebangun sekira pukul 11 malam.

Saat itu, bia kebelet untuk buang air kecil dan kebetulan kamar keduanya tidak ada toilet di dalam.

Jadi, kalau mau buang air kecil, bia harus keluar rumah dulu, karena toiletnya terpisah dengan bangunan rumah.

Bia bangunin baba agar dapat menemaninya buang air kecil. Baba yang pada saat lagi mengantuk berat, mengiyakan permintaan Bia.

Akhirnya, mereka keluar rumah dan berjalan menuju toilet yang ada di luar tersebut.

Sampai di toilet, bia pun masu ke dalam dan baba menunggu di depan pintu kamar mandi.

Karena posisi toilet ada di luar, kalau misalnya baba berdiri di dekat toilet otomatis dirinya langsung bisa melihat rumah nenek sama datuk dari kejauhan.

Waktu itu, baba melihat rumah nenek sama datuk  kondisinya gelap, semuanya mati.

Pas Baba melihat di rumah nenek sama datuk, ada seorang perempuan rambut pendek sebahu memakai rok jeans panjang menutupi lututnya.

Pada bagian atas perempuan tersebut memakai kemeja yang kemudian dia duduk di kursi depan rumah nenek dan datuk.

Dari kejauhan, baba ini melihat perempuan menyapanya sambil tersenyum dan dibalas senyum balik olehnya.

Pada saat itu, baba mikir itulah anaknya datuk dan nenek. Nggak lama kemudian bia selesai buang air kecil dan mereka pun kembali masuk rumah dan tidur.

Sama seperti bia, baba juga tidak menceritakan perempuan yang dilihatnya duduk di depan rumah nenek dan datuk

Keesokan harinya, babapun mulai masuk kerja. Waktu itu, Baba bertugas untuk mengawas orang kerja pembangunan masjid itu.

Bia juga nggak keberatan ditinggal sendiri, karena bia pikir pagi-pagi ada nenek dan datuk atau ada anak mereka yang pasti akan datang utnuk menemaninya.

Dan betul aja, sekira jam 8 pagi nenek sama 2 pembantu rumah tangganya Rendi datang ke rumah bia, untuk membersihkan ruangan hingga halaman.

Dan pada saat itu, nenek bilang 'Udah bia kamu duduk manis aja diluar rumah biar nggak capek," kata si nenek.

Bia tidak enak hatinya, dia pun menyetujuinya dan pergi duduk ayunan di depan rumah. Di sana duduk sambil baca majalah.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba perempuan yang bia lihat jongkok sama dia, datang lagi menghampirinya dan melemparkan senyuman kepadanya.

Dia menyadari akan kehadiran perempuan tersebut agak terkejut dan dia pun menyuruhnya untuk duduk bersamanya di ayunan. 

Bia  nggak sadar, kalau perempuan itu datang datang dengan baju yang sama, seperti dia lihat kali pertama di dalam rumah.

Bia melihat perempuan cantik sekali, kulit sawo matang dan rambut pendek, punya lesung pipinya.

Si perempuan ini mengenalkan namanya ke bia, bernama Inneke dan keduanya mengobrol seakan sudah kenal lama.

Inneke ini polos sekali, dia nggak tahu update fashion dan lainnya.

Sampai ada satu titik, Inneke tanya sama bia.

"Mbak kamu ini lagi hamil ya," kata Inneke.

Mendengar hal itu, bia pun langsung kaget kenapa Inneke mengetahui kalau dirinya tengah hamil.

Padahal, usia kandungan bia baru berjalan sebulan dan pada saat itu, Inneke baru pertama kali mengobrol dengannya.

"Iya mbak aku hamil baru empat minggu," kata bia. 

Inneke pun meminta ke bia agar bisa memegang perutnya yang sedang hamil.

"Boleh nggak mbak aku pegang perutnya," kata Inneke.

Mendengar hal itu, Bia pun langsung ingat pesan sang ibu.

"Jangan kau sembarangan kasih izin ke oran untuk megang perut kau ini. Waspada aja, takut hal buruk terjadi," kata ibu bia.

Gegara hal itu, bia pun langsung menolak dengan halus permintaan Inneke, dengan cara menutupi perutnya pakai majalah yang dia bawa.

"Nggak usah dulu ya Inneke, bia malu nanti aja kapan-kapan," kata bia nolak halus

Di situ muka Inneke langsung berubah, dari polos dan rama senyum menjadi kesal.

Tiba-tiba aja, Inneke langsung bangun dari ayunan dan bilang sama bia dengan muka kesal "Pelit kau," ujarnya.

Bia shock setelah mendengar ucapan dari Inneke, dia nggak menyangka kalau perempuan itu seketus itu sama dirinya.

Padahal, pertama datang, muka Inneke kelihatan baik dan ramah.

Di situlah bia ini khawatir, takutnya kalimat yang dilontarkannya menyinggung perasaan Inneke.

Setelah Inneke ngomong gitu, perempuan tersebut langsung masuk ke dalam rumah nenek sama datuk, sambil dibantingnya pintu masuk secara keras.

Setelah kejadian itu, bia pun langsung murung seharia gegara nggak enak hati dia, usai membuat Inneke kesal.

Ketika jam menunjukan sekira pukul 5 sore, baba pun pulang. Sedari baba ini sampai, dia merasa sang istri tidak sedang baik-baik aja.

"Daritadi kau cemberut aja sayang, kenapa bia," kata baba.

Bia pun langsung memutuskan untuk menceritakan semua yang sudah terjadi.

"Nanti malam kita ke rummah nenek sama datu aja, kita kerumahnya untuk minta maaf ke Inneke," ujarnya.

Singkat cerita baba dan bia sedang makan di dapur, tiba-tiba listrik mati. Pas baba jalan mau mengambil lilin, mereka mendengar ketukan pintu dengan suara keras sekali.

Baba sama bia berjalan sambil keduanya memegang tangan bawa lilin untuk melihat di depan ada siapa. 

Ternyata nenek sama datuk yang mengetuk pintu tersebut. Kedunya datang sambil membawa lampu teplok.

Bia dan baba menyuruh nenek an datuk masuk ke dalam rumah tersebut.

Pada saat masuk, lampu teplok milik nenek ditarulah di atas meja dekat tempat duduk bia.

Dari tampilan cahaya lampu teplok tersebut, bia ini bisa melihat muka nenek ini panik dan tiba-tiba meraih tangan bia.

Dan kemudian nenek pun langsung bertanya. "Kamu ketemu Inneke,"

"Iya nek," balas bia.

"Ngobrol tentang apa," kata nenek.

"Ngobrol biasa tentang majalah dan lain-lain," kata bia.

"Dia tahu kamu hamil," ujar bia.

"Iya nek dia tahu. Itulah saya sama baba mau pergi minta maaf sama nenek dan kakek secara langsung setelah selesai makan malam ini. Karena aku tidak kasih izin ke Inneke untuk memegang perut aku," jawab bia.

Mendengar hal itu, seketika itu nenek pun langsung mengucapkan "Alhamdulillah," jawab si nenek sambil mengelus tangan bia.

"Kenapa nek," kata si baba.

Di sinilah si nenek bercerita siapa si Inneke ini.

Ternyata, Inneke ini memang anaknya nenek sama datuk, tapi dia sudah meninggal dunia sejak 6 tahun yang lalu. (bersambung) ***

 

 

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: YouTube Nadia Omara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x