FULL! Real Story Horor Arwah Inneke Menggangu Kehidupan Baba dan Bia Hingga Janin Diambil Ulasan Nadia Omara

- 12 Januari 2023, 19:49 WIB
FULL! Real Story Horor  Arwah Inneke Menggangu Kehidupan Baba dan Bia Hingga Janin Diambil Ulasan Nadia Omara
FULL! Real Story Horor Arwah Inneke Menggangu Kehidupan Baba dan Bia Hingga Janin Diambil Ulasan Nadia Omara /Tangkapan layar YouTube Nadia Omara/

TERAS GORONTALO -- Kisah horor ulasan Nadia Omara tentang sosok arwah Inneke mengganggu kehidupan rumah tangga baba dan bia menarik disimak.

Bahkan, kisah horor sosok Inneke yang diceritakan oleh Nadia Omara cukup menyeramkan.

Cerita horor ini berdasarkan pengalaman dari seseorang bernama Afzha dari Bengkulu, yang diulas oleh Nadia Omara.

Berikut ini full kisah nyata, baba dan bia yang diganggu oleh arwah Inneke, sampai janin diambil yang dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Nadia Omara.

Afzha menceritakan,  kejadian horor dialami ibunya dan cukup menjadi luka besar terhadap keluarga.

Jadi, cerita ini terjadi pada 1999, waktu orang tua Afzha baru menikah, yang biasa dipanggil dengan sebutan nama ayah baba dan ibunya bia.

Baba dan bia menikah pada usia yang cukup muda. Mereka menikah setelah lulus SMA, karena dijodohkan.

Setelah baba dan bia ini menikah,keduanya pun keluar dari rumah orang tuanya dan mengontrak rumah kecil, salah satu kontrakan murah.

Posisinya pada saat itu, baba ini belum mendapatkan pekerjaan, baru lulus SMA dan tinggalah mereka ini dikontrakan.

Selama hampir 10 bulan lamanya baba mencari pekerjaan, tapi belum juga dapat. Akhirnya salah satu sepupunya bia, menawarkan pekerjaan ke sang suami.

Sepupunya bia disebut dengan Rendi. Karena, sepupunya bia ini tinggal di luar kota dan kerjaan yang dia tawarkan ke baba untuk mengawasi pembangunan masjid yang dia bangun di daerah dekat rumahnya Rendi.

Rendi pun menawarkan baba sama bia untuk tinggal di rumahnya. Rumah yang dimaksud Rendi ini, kebetulan sudah sekira 2 sampai 3 tahun tak berpenghuni.

Mendapatkan tawaran tersebut baba sama bia setuju, dengan pertimbangan, rumah tinggalnya Rendi dekat sama tempat kerja baru baba nanti.

Kalau tetap mereka tinggal di kontrakan lama, lebih jauh itu, ditambah lagi mereka dapat informasi rumah yang mereka tinggal bukan rumah kosong dan terbengkalai.

Walaupun sudah lama kosong kata Rendi, rumah tersebut setiap hari asisten rumah tangga datang ke sana untuk bersih-bersih, tapi tidak menginap.

Dari sanalah baba pikir tidak apa-apa, bukan rumah terbengkalai, masih ada orang datang tiap harinya.

Seminggu kemudian, baba sama bia pindahlah ke rumah ini. Di sini baba sama bia sudah hamil anak pertama mereka.

Abangnya Afzha, dengan usia kandungan sekira 1 bulan. Saat mereka datang, kondisi rumahnya seperti vila tua.

Besar dan halamannya luas sekali. Di belakang rumah inti itu, ada 1 rumah besar juga. Kata Rendi,  rumah itu adalah milik sepasang suami istri yang selama ini mengurus rumah depan.

Jadi, ada 2 rumah yang berada di satu kawasan besar itu. Barus sampai di rumah itu, bia sudah merasakan nggak nyaman.

"Ba kok udah nggak enak hawanya," kata si bia

"Ah nggak ada apa-apa kok. Cuma sugesti kamu aja, tenang aja sayank di sini aman kok," balas si baba.

Tidak lama kemudian, mereka itu bertemu dengan pemilik rumah di belakang kediaman tersebut, sepasang suami istri yang sudah berumur.

Sering mereka panggil nenek sama datuk. Keduanya  datang nyambut baba dan bia.

"Keduanya baik sekali," kata bia ke baba.

Sampai-sampai tahu bia sedang hamil, nenek sama datuk bantuin angkat barang milik keduanya untuk dimasukan ke dalam rumah.

Pada saat bia memasuki rumah besar itu, suasana di dalam makin tak karuan, bia ini masih merasakan kedatangannya dia sama baba disambut oleh penghuni rumah.

Tapi waktu itu, bia diam aja, "Kok makin nggak ena di dalam sini ya," kata bia dalam hatinya.

Nenek yang sepertinya menyadari sesuatu yang dirasakan sama bia langsung manggil dia.

"Bia sini nak duduk,kamu duduk di sini aja karena kamu lagi hamil," kata si nenek.

Mendengar hal itu, bia duduk aja dan langsung duduk di sebuah sofa yang langsung menghadap ke dapur.

Bia duduk dan sambil lihat sekeliling rumah, setelah diperhatikan rumah tersebut adem juga.

Soalnya, rumah itu ada banyak jendela. Waktu bia lagi melihat kiri kanan sekeliling rumah, tiba-tiba bia melihat ke arah satu ruangan yang pada saat itu, dia belum tahu ruangan apa.

Di ekor matanya bia, dia menangkap ada anak gadis yang usianya mungkin nggak jauhlah dengan umurnya.

Dan gadis-nya itu posisinya lagi ngumpet, dia seakan malu-malu kucing sembari  jongkok.

Dan dia ngumpet di balik pintu ruangan, dia nggak tau tuh ruangan apa dan si gadis ini memperlihatkan separuh mukanya gitu, tapi dia senyum.

Karena dia senyum, dibalas senyuman balik oleh bia. Waktu itu, bia nggak mikir aneh-aneh.

Karena, bia pikir gadis itu adalah adalah anak dari datu sama nenek.

Melihat suasana rumah tersebut yang sejuk, bia sudah tidak merasa ketakutan lagi, kayak pertama kali datang.

Dan pada saat itu, bia ini tidak menceritakan gadis tersebut sama baba. Karena, bia ini masih agak canggung untuk berinteraksi.

Namanya juga perjodohan, kan masih malu-malu pada awal-awal tahun pernikahan.

Satu hari tinggal di rumah itu, baba sama bia betul-betul merasa nyaman, karena mereka itu tidak menemukan ada kejadian janggal yang bikin nggak enak hati.

Tapi, tepat 2 hari setelah kepindahan mereka berdua di rumah itu, pada suatu malam, bia ini tiba-tiba kebangun sekira pukul 11 malam.

Saat itu, bia kebelet untuk buang air kecil dan kebetulan kamar keduanya tidak ada toilet di dalam.

Jadi, kalau mau buang air kecil, bia harus keluar rumah dulu, karena toiletnya terpisah dengan bangunan rumah.

Bia bangunin baba agar dapat menemaninya buang air kecil. Baba yang pada saat lagi mengantuk berat, mengiyakan permintaan Bia.

Akhirnya, mereka keluar rumah dan berjalan menuju toilet yang ada di luar tersebut.

Sampai di toilet, bia pun masu ke dalam dan baba menunggu di depan pintu kamar mandi.

Karena posisi toilet ada di luar, kalau misalnya baba berdiri di dekat toilet otomatis dirinya langsung bisa melihat rumah nenek sama datuk dari kejauhan.

Waktu itu, baba melihat rumah nenek sama datuk  kondisinya gelap, semuanya mati.

Pas Baba melihat di rumah nenek sama datuk, ada seorang perempuan rambut pendek sebahu memakai rok jeans panjang menutupi lututnya.

Pada bagian atas perempuan tersebut memakai kemeja yang kemudian dia duduk di kursi depan rumah nenek dan datuk.

Dari kejauhan, baba ini melihat perempuan menyapanya sambil tersenyum dan dibalas senyum balik olehnya.

Pada saat itu, baba mikir itulah anaknya datuk dan nenek. Nggak lama kemudian bia selesai buang air kecil dan mereka pun kembali masuk rumah dan tidur.

Sama seperti bia, baba juga tidak menceritakan perempuan yang dilihatnya duduk di depan rumah nenek dan datuk

Keesokan harinya, babapun mulai masuk kerja. Waktu itu, Baba bertugas untuk mengawas orang kerja pembangunan masjid itu.

Bia juga nggak keberatan ditinggal sendiri, karena bia pikir pagi-pagi ada nenek dan datuk atau ada anak mereka yang pasti akan datang utnuk menemaninya.

Dan betul aja, sekira jam 8 pagi nenek sama 2 pembantu rumah tangganya Rendi datang ke rumah bia, untuk membersihkan ruangan hingga halaman.

Dan pada saat itu, nenek bilang 'Udah bia kamu duduk manis aja diluar rumah biar nggak capek," kata si nenek.

Bia tidak enak hatinya, dia pun menyetujuinya dan pergi duduk ayunan di depan rumah. Di sana duduk sambil baca majalah.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba perempuan yang bia lihat jongkok sama dia, datang lagi menghampirinya dan melemparkan senyuman kepadanya.

Dia menyadari akan kehadiran perempuan tersebut agak terkejut dan dia pun menyuruhnya untuk duduk bersamanya di ayunan. 

Bia  nggak sadar, kalau perempuan itu datang datang dengan baju yang sama, seperti dia lihat kali pertama di dalam rumah.

Bia melihat perempuan cantik sekali, kulit sawo matang dan rambut pendek, punya lesung pipinya.

Si perempuan ini mengenalkan namanya ke bia, bernama Inneke dan keduanya mengobrol seakan sudah kenal lama.

Inneke ini polos sekali, dia nggak tahu update fashion dan lainnya.

Sampai ada satu titik, Inneke tanya sama bia.

"Mbak kamu ini lagi hamil ya," kata Inneke.

Mendengar hal itu, bia pun langsung kaget kenapa Inneke mengetahui kalau dirinya tengah hamil.

Padahal, usia kandungan bia baru berjalan sebulan dan pada saat itu, Inneke baru pertama kali mengobrol dengannya.

"Iya mbak aku hamil baru empat minggu," kata bia. 

Inneke pun meminta ke bia agar bisa memegang perutnya yang sedang hamil.

"Boleh nggak mbak aku pegang perutnya," kata Inneke.

Mendengar hal itu, Bia pun langsung ingat pesan sang ibu.

"Jangan kau sembarangan kasih izin ke oran untuk megang perut kau ini. Waspada aja, takut hal buruk terjadi," kata ibu bia.

Gegara hal itu, bia pun langsung menolak dengan halus permintaan Inneke, dengan cara menutupi perutnya pakai majalah yang dia bawa.

"Nggak usah dulu ya Inneke, bia malu nanti aja kapan-kapan," kata bia nolak halus

Di situ muka Inneke langsung berubah, dari polos dan rama senyum menjadi kesal.

Tiba-tiba aja, Inneke langsung bangun dari ayunan dan bilang sama bia dengan muka kesal "Pelit kau," ujarnya.

Bia shock setelah mendengar ucapan dari Inneke, dia nggak menyangka kalau perempuan itu seketus itu sama dirinya.

Padahal, pertama datang, muka Inneke kelihatan baik dan ramah.

Di situlah bia ini khawatir, takutnya kalimat yang dilontarkannya menyinggung perasaan Inneke.

Setelah Inneke ngomong gitu, perempuan tersebut langsung masuk ke dalam rumah nenek sama datuk, sambil dibantingnya pintu masuk secara keras.

Setelah kejadian itu, bia pun langsung murung seharia gegara nggak enak hati dia, usai membuat Inneke kesal.

Ketika jam menunjukan sekira pukul 5 sore, baba pun pulang. Sedari baba ini sampai, dia merasa sang istri tidak sedang baik-baik aja.

"Daritadi kau cemberut aja sayang, kenapa bia," kata baba.

Bia pun langsung memutuskan untuk menceritakan semua yang sudah terjadi.

"Nanti malam kita ke rummah nenek sama datu aja, kita kerumahnya untuk minta maaf ke Inneke," ujarnya.

Singkat cerita baba dan bia sedang makan di dapur, tiba-tiba listrik mati. Pas baba jalan mau mengambil lilin, mereka mendengar ketukan pintu dengan suara keras sekali.

Baba sama bia berjalan sambil keduanya memegang tangan bawa lilin untuk melihat di depan ada siapa. 

Ternyata nenek sama datuk yang mengetuk pintu tersebut. Kedunya datang sambil membawa lampu teplok.

Bia dan baba menyuruh nenek an datuk masuk ke dalam rumah tersebut.

Pada saat masuk, lampu teplok milik nenek ditarulah di atas meja dekat tempat duduk bia.

Dari tampilan cahaya lampu teplok tersebut, bia ini bisa melihat muka nenek ini panik dan tiba-tiba meraih tangan bia.

Dan kemudian nenek pun langsung bertanya. "Kamu ketemu Inneke,"

"Iya nek," balas bia.

"Ngobrol tentang apa," kata nenek.

"Ngobrol biasa tentang majalah dan lain-lain," kata bia.

"Dia tahu kamu hamil," ujar bia.

"Iya nek dia tahu. Itulah saya sama baba mau pergi minta maaf sama nenek dan kakek secara langsung setelah selesai makan malam ini. Karena aku tidak kasih izin ke Inneke untuk memegang perut aku," jawab bia.

Mendengar hal itu, seketika itu nenek pun langsung mengucapkan "Alhamdulillah," jawab si nenek sambil mengelus tangan bia.

"Kenapa nek," kata si baba.

Di sinilah si nenek bercerita siapa si Inneke ini.

Ternyata, Inneke ini memang anaknya nenek sama datuk, tapi dia sudah meninggal dunia sejak 6 tahun yang lalu.

Rupanya, kisah kehidupan Inneke yang arwahnya mengganggu bia sama baba sangat memilukan.

Masih ingat sama Rendi? sepupunya bia yang menawarkan baba pekerjaan hingga disuruh tinggal di rumah miliknya yang tak ditinggali.

Dulunya, rendi sama Inneke ini saling suka. Meskipun belum mengungkapkan, tipikal keduanya masih malu-malu kucing.

Ditambahkan lagi, mereka tinggal satu kawasan. Rumah Rendi di depan, Inneke di belakang.

Dari sanalah benih-benih cinta ini muncul, tapi tidak saling mengungkapkan satu sama lain.

Sampailah, tiba pada suatu hari ada sebuah kejadian yang kelam yang menimpa Inneke.

Inneke ini, tiba-tiba diperkosa sama orang asing, yang tidak seorang tahu siapa lelaki tersebut.

Inneke ini pada dasarnya cantik sekali, itulah mungkin yang memancing hasrat lelaki tersebut untuk memperkosa dia.

Dan akibat kejadian itu, Inneke jadi hamil luar nikah, mengetahui kalau Inneke hamil, Rendi yang tadinya suka sama Inneke pun memilih meninggalkannya.

Rendir terpaksa menerima perempuan lain yang memang sudah dicalonkan orang tuanya, yaitu istrinya sekarang.

Mengetahui kalau Rendi akan menikah dengan perempuan lain, makin benci Inneke sama anaknya dikandung.

Sudah diperkosa sama lelaki yang tidak diketahui identitasnya, ditinggal oleh orang yang dicintainya, sekaligus mengandung anak yang tidak dia harapkan.

Frustasilah Inneke pada saat itu, sudah nggak sanggup dia menahan amarahnya sama anak yang dia kandung.

Hingga akhirnya Inneke nekat menusukan gunting besar ke perut kandungannya dan kehabisan darah.

Untungnya pada saat penusukan itu, Rendi lagi berada di rumah, dengarlah nenek dan datuk sedang menangis sembari berteriak secara histeris.

Rendi pun langsung menunju ke rumah nenek sama datuk dan melihat kondisi Inneke sudah tak sadarkan diri.

Rendi pun langsung bergegas membawa Inneke ke rumah sakit, pada saat di rumah sakit, Inneke sempat mengatakan ke Rendi.

"Aku sebetulnya suka dan cinta sekali sama kamu Ren. Aku nggak peduli kamu mau menikah dengan wanita lain, aku tetap sayang sama kamu," kata Inneke.

Dan tidak lama setelah dia meluapkan perasaannya sama Rendi, Inneke pun langsung menghembuskan nafas terakhirnya.

Meninggallah Inneke bersama janin yang sudah dia kandung.

Sejak kejadian itu, setiap ada perempuan hamil di lingkungan mereka, wanita sedang mengandung ini tidak boleh diitinggal di dalam rumah sendirian, harus dikawal oleh orang lain.

Karena dipercaya, Inneke ini pasti bakal datang dan meminta bayi mereka dengan cara mengelus perut ibu hamil.

Kata nenek, hal itu terjadi dikarenakan rasa bersalahnya Inneke pada anaknya itu. Biar bagaimanapun Inneke mikir, bayi dalam kandungan itu tidak ada masalah apa-apa.

Bayi tersebut tidak pantas mati. Maka dari situlah Inneke ini punya keinginan untuk merebut janin dari perempuan sedang hamil.

Mendengar penjelasan sama nenek, bia sama baba langsung shock. Ternyata yang dilihat mereka selama ini, bukan manusia tapi hantunya Inneke.

Sejak kejadian itu, baik bia ataupun baba sudah tidak pernah melihat Inneke di rumah mereka.

Diketahui, Nadia Omara menjelaskan, pada suatu hari, bia ini lagi merajuk sama baba, perkara beberapa hari belakangan, sang suami suka pulang telat.

Menurut Nadia Omara, karena proyeknya baba sedang berjalan.

"Ba bisakah kau ini pulang lebih awal, aku ini tiap malam makan sendiri terus, untung ada nenek sama datuk sering nemenin aku, kalau nggak gimana, nggak taku kau aku kenapa-napa ba," ujar bia yang ditirukan oleh Nadia Omara.

"Iya sayang maaflah, nanti aku pulang tepat waktu ya," kata baba menenangkan bia.

Keesokan harinya dan seterusnya, baba sering pulang tepat waktu, takutlah sama si bia.

Tapi, pada suatu hari, baba ini nggak pulang tepat waktu. Sampai jam 8 malam tidak pulang ke rumah.

Bia kembali kesal, gegara baba sudah larut malam belum pulang. Mungkin pengaruh bia sedang hamil dan ingin manja-manja ke suami.

Gegara lama nungguin baba belum pulang, akhirnya bia teleponlah ayahnya.

Kita sebut aja namanya buya. "Buya bisa jemput aku sekarang, suamiku nggak pulang-pulang kerja dari tadi, aku mau nginap di rumah buya ajalah," kata bia.

"Oalah nak, iyalah bentar lagi buya jemput ya," kata buya.

Tak lama kemudian, buya pun datang menjemput bia dan mereka pun pulanglah ke rumah sang ayah.

Rumah itu kosong ya. Ketika baba pulang, dia melihat rumah itu kok kosong. Dia melihat ke dalam memakai kunci cadangan. 

"Ke mana istri aku, tumben saya pulang dia nggak sambut sama sekali," ucap baba dalam hati.

Ketika baba ini mau mengambil minum di dapur, tiba-tiba saja baba melihat ada sosok arwah Inneke yang menyamar seperti bia di luar rumah dekat toilet lagi jongkok.

"Eh bia ngapain kamu di sini, dingin loh di luar ayo cepat masuk, mana mukamu pucat lagi, kenapa kamu sakit," ujar baba.

Padahal, bia lagi berada ke tempat buya. Baba pun langsung menggendong bia untuk masuk di dalam rumah.

Waktu itu bia menjawab. "Nggak apa-apa kok sakitnya udah hilang. Aku pengen aja godain kamu ba, udah beberapa hari ini kamu pulang malam terus," ujar sosok hantu Inneke yang menyamar sebagai bia.

Baba pun senyum aja menanggapi tingkah konyol si bia ini. Pada malam itu, baba pun meminta bia untuk menemaninya makan malam.

Pas lagi makan malam, keduanya cerita tentang hal romantis. Mau disuapin baba ke bia, dia menolak

"Nggak usahlah ba, aku sudah kenyang,"  kata arwah Inneke menyamar sebagai sosok bia.

Tapi, di titik ini baba menyadari, kenapa muka pucat istrinya tidak hilang. Apakah masih menahan sakit atau bagaimana.

Dan selesai makan, baba pun mengajak bia tidur. "Udah malam ini sayang, yuk tidur," ujar baba.

Padahal, kepribadian bia gengsi sekali, setiap baba mau peluk bia, pasti sang istri menolak.

Tapi di malam itu, malah bia sendiri yang mulai memeluk baba, senanglah baba tumben mau peluk saat tidur sama dia. 

Nah, tidurlah mereka berdua. Keesokan harinya ketika bangun tidur, bia ini sudah tidak kelihatan di samping baba.

Waktu itu, baba pikir, mungkin sang istri lagi main keluar atau ke rumah nenek sama datuk.

Baba pun lanjut lagi, mandi sarapan terus berangkatlah kerja.

Pas baba mau berangkat kerja, dia melihat sang istri sama buya datang pakai mobilnya sang ayah.

Langsung terkejutlah baba. "Loh bia darimana kamu pagi-pagi kayak gini," kata si baba.

Nah yang jawab buya. "Lah dari rumah saya lah. Istrimu ini merajuk nggak kau bujuk-bujuk, makanya buya anterin dia pulang sekarang. Semalam aku telepon kau berkali-kali mau ngabarin kau, tapi nggak kau angkat-angkat," balas ayah bia.

Terkejutlah baba mendengar hal itu, perasaan malam aku sama bia baik-baik saja, kenapa dia merajuk.

"Kenapa kau ini sayang, tadi malam kita baik-baik aja," kata si baba.

"Tadi malam di mana, aku aja pergi pas baba belum balik," kata bia.

Mendengar kata bia, muka baba pun mendadak pucat. Dia masih belum mencerna, gegara tadi malam baba masih tidur dengan istri-nya.

Tak sampai di situ. Teror Inneke ke baba dan bia masih terus berlanjut. Nadia Omara menjelaskan, pada suatu hari, bia ini lagi merajuk sama baba, perkara beberapa hari belakangan, sang suami suka pulang telat.

Menurut Nadia Omara, karena proyeknya baba sedang berjalan.

"Ba bisakah kau ini pulang lebih awal, aku ini tiap malam makan sendiri terus, untung ada nenek sama datuk sering nemenin aku, kalau nggak gimana, nggak taku kau aku kenapa-napa ba," ujar bia yang ditirukan oleh Nadia Omara.

"Iya sayang maaflah, nanti aku pulang tepat waktu ya," kata baba menenangkan bia.

Keesokan harinya dan seterusnya, baba sering pulang tepat waktu, takutlah sama si bia.

Tapi, pada suatu hari, baba ini nggak pulang tepat waktu. Sampai jam 8 malam tidak pulang ke rumah.

Bia kembali kesal, gegara baba sudah larut malam belum pulang. Mungkin pengaruh bia sedang hamil dan ingin manja-manja ke suami.

Gegara lama nungguin baba belum pulang, akhirnya bia teleponlah ayahnya.

Kita sebut aja namanya buya. "Buya bisa jemput aku sekarang, suamiku nggak pulang-pulang kerja dari tadi, aku mau nginap di rumah buya ajalah," kata bia.

"Oalah nak, iyalah bentar lagi buya jemput ya," kata buya.

Tak lama kemudian, buya pun datang menjemput bia dan mereka pun pulanglah ke rumah sang ayah.

Rumah itu kosong ya. Ketika baba pulang, dia melihat rumah itu kok kosong. Dia melihat ke dalam memakai kunci cadangan.

"Ke mana istri aku, tumben saya pulang dia nggak sambut sama sekali," ucap baba dalam hati.

Ketika baba ini mau mengambil minum di dapur, tiba-tiba saja baba melihat ada sosok arwah Inneke yang menyamar seperti bia di luar rumah dekat toilet lagi jongkok.

"Eh bia ngapain kamu di sini, dingin loh di luar ayo cepat masuk, mana mukamu pucat lagi, kenapa kamu sakit," ujar baba.

Padahal, bia lagi berada ke tempat buya. Baba pun langsung menggendong bia untuk masuk di dalam rumah.

Waktu itu bia menjawab. "Nggak apa-apa kok sakitnya udah hilang. Aku pengen aja godain kamu ba, udah beberapa hari ini kamu pulang malam terus," ujar sosok hantu Inneke yang menyamar sebagai bia.

Baba pun senyum aja menanggapi tingkah konyol si bia ini. Pada malam itu, baba pun meminta bia untuk menemaninya makan malam.

Pas lagi makan malam, keduanya cerita tentang hal romantis. Mau disuapin baba ke bia, dia menolak

"Nggak usahlah ba, aku sudah kenyang," kata arwah Inneke menyamar sebagai sosok bia.

Tapi, di titik ini baba menyadari, kenapa muka pucat istrinya tidak hilang. Apakah masih menahan sakit atau bagaimana.

Dan selesai makan, baba pun mengajak bia tidur. "Udah malam ini sayang, yuk tidur," ujar baba.

Padahal, kepribadian bia gengsi sekali, setiap baba mau peluk bia, pasti sang istri menolak.

Tapi di malam itu, malah bia sendiri yang mulai memeluk baba, senanglah baba tumben mau peluk saat tidur sama dia.

Nah, tidurlah mereka berdua. Keesokan harinya ketika bangun tidur, bia ini sudah tidak kelihatan di samping baba.

Waktu itu, baba pikir, mungkin sang istri lagi main keluar atau ke rumah nenek sama datuk.

Baba pun lanjut lagi, mandi sarapan terus berangkatlah kerja.

Pas baba mau berangkat kerja, dia melihat sang istri sama buya datang pakai mobilnya sang ayah.

Langsung terkejutlah baba. "Loh bia darimana kamu pagi-pagi kayak gini," kata si baba.

Nah yang jawab buya. "Lah dari rumah saya lah. Istrimu ini merajuk nggak kau bujuk-bujuk, makanya buya anterin dia pulang sekarang. Semalam aku telepon kau berkali-kali mau ngabarin kau, tapi nggak kau angkat-angkat," balas ayah bia.

Terkejutlah baba mendengar hal itu, perasaan malam aku sama bia baik-baik saja, kenapa dia merajuk.

"Kenapa kau ini sayang, tadi malam kita baik-baik aja," kata si baba.

"Tadi malam di mana, aku aja pergi pas baba belum balik," kata bia.

Mendengar kata bia, muka baba pun mendadak pucat. Dia masih belum mencerna, gegara tadi malam baba masih tidur dengan istri-nya.

Teror dari Inneke tak sampai di situ. Suatu saat, pada Jumat Shubuh, setelah adzan, bia ini lagi membantu seorang asisten rumah tangga (ART) sedang masak-masak di dapur.

Jadi tiap Jumat, bia sama baba, suka berbagi makanan. Jumat berkah gitulah.

Pada saat itu, bia ini mau mencuci sayuran di dekat kran pada pintu belakang rumah.

Bia posisinya saat itu, mencuci sambil membungkuk, karena agak susah kalau mau menjongkok, gegara perut bia sedang hamil semakin membesar.

Pas lagi mencuci, bia mengalami kejadian horor. Dia merasa ada orang yang mendorongnya dari belakang, terjatulah istri baba ini.

Untungnya, kejadian horor itu, lutut sama telapak tangannya masih mendarat duluan dan perut juga bayi di dalam kandungan tidak apa-apa.

Bia pun langsung refleks menengok ke belakang, siapa yang mendorongnya, tapi ternyata kosong, tidak ada orang.

Bia pun langsung cepat-cepat mencuci tangan, mencuci lututnya sedang kotor, dia masuk ke dalam rumah dan mengadu sama nenek.

Mendengar kisah horor bia, si nenek pun langsung khawatir dan menanyakan kalau bia tidak apa-apa.

Akhirnya, si nenek ini meminta salah satu ART untuk mengambil sayuran yang dicuci oleh bia, karena kelupaan dibawa masuk ke dalam.

Si ART ini pun keluar dan mengambil sayuran tersebut. Baru aja si ART ambil sayur tersebut, dia langsung balik bergegas masuk ke dalam rumah.

Larilah dia terbirit-birit dan mukanya langsung pucat. "Kenapa kau, lari kayak gini kenapa," kata si nenek ke ART.

"Itu nek, ada Inneke di luar," kata si ART.

Nenek pun langsung terkejut. "Berarti yang mendorong si bia sampai jatuh si Inneke," kata si nenek dalam hati.

Cepat-cepatlah di nenek keluar dan ternyata tidak ada siapa-siapa lagi, Inneke sudah menghilang.

Teror Inneke ke baba sama bia tak sampai di situ saja. Puncaknya pas bia sama baba lagi syukuran 7 bulanan.

Gangguan ketiga ini, betul-betul ekstrim sekali. Di mana pada hari itu, suasananya senang-senang saja, bia sedang dandan dan pakai baju bagus.

Di kamar bia sama baba, sudah banyak sanak saudara berkumpul, ada kedua orang tuanya.

Pokoknya rame sekali acaranya, mengingat syukuran ini menyambut cucu pertama dari kedua keluaga.

Waktu itu, Rendi si pemilik rumah tidak bisa datang, karena lagi ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Pas bia ini lagi asyiknya mengobrol sama sanak saudaranya di dalam kamar, tiba-tiba salah satu sepupu perempuan bia, Ayu -nama samaran- datang masuk ke kamarnya tanpa permisi langsung banting pintu kamar.

Waktu udah masuk, si Ayu melihat muka bia dengan penuh rasa benci dan kemudian dia berteriak kencang.

"Harusnya bukan kamu mengandung anak baba, harusnya aku yang hamil," kata Ayu.

Semua orang di situ langsung terkejut, mereka tidak menyangka Ayu, tiba-tiba marah seperti itu.

Tapi, waktu itu, bia bersama orang-orang lainnya pikir, Ayu ini bukan kesurupan, tapi dia marah sebenarnya naksir sama baba.

Tiba-tiba Ayu meloncat ke kasur yang diduduki bia, dicabutnya kerudung bia, dijambaklah rambut istri baba ini.

Mengamuk si Ayu ini. Beruntungnya, orang-orang yang berada di kamar tersebut langsung menahan kelakuan Ayu ini.

Ibunya bia langsung refleks lah, langsung narik tangan si Ayu, ditampar. Maksud ibu-nya bia, Ayu sadar apa yang telah diperbuatnya sangat memalukan.

Bukannya sadar, Ayu malah membalas tampar balik ke ibunya bia. Matanya merah menatap ke ibunya bia.

Nggak lama setelah itu, nenek yang tinggal di belakang rumah datang dan langsung pegang pergelangan tangan Ayu.

Barulah di sana Ayu lemas dan jatuh terduduk di kasur.

Ternyata, suara teriakan Ayu tersebut keras dan sampai terdengar di luar. Makanya nenek yang lagi menyiapkan makanan pada acara syukuran itu masuk ke kamar.

Ternyata betul, Ayu lagi mengamuk nggak jelas sama si bia.

Ayu yang tadinya duduk di kasur, seketika langsung menangis sambil menunjuk perutnya bia dengan mengatakan sepatah kata. "Anakku," ujar Ayu.

Di situlah bia menyadari, bahwa Ayu ini sudah dirasuki oleh arwah Inneke.

Di depan orang bayak bia langsung nanya, "Inneke, mau kamu itu apa, kenapa kamu ganggu bia. Padahal, bia nggak pernah gangguin kamu," kata bia.

Ditanya seperti itu, Inneke tidak mengeluarkan kata apapun, selain menyebut "Anakku" sembari menunjuk ke arah perut bia.

Nenek yang melihat itu, langsung meminta maaf ke keluarga besar bia dan baba.

Nenek pun langsung mengajak Ayu yang dirasukin sama Inneke, untuk keluar dari kamar.

Setelah Ayu sudah tidak di kamar, bia sudah tidak mengetahui apa-apa, gegara pingsan.

Yang dia ingat, sesaat sebelum dirinya pingsan, bia mendengar lantunan dzikir dari buya.

Untungya, saat kejadian Ayu mengamuk tersebut, acara syukuran 7 bulanan anak bia dan baba dilanjutkan.

Menurut Nadia Omara, saat acara syukuran 7 bulanan yang diselenggarakan oleh baba dan bia, sang istri masih dalam kondisi pingsan.

Padahal kata Nadia Omara, bia sudah pingsan cukup lama. Semua orang yang  khawatir dengan kondisi bia, mereka mutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Sampainya di rumah sakit, dokter pun memeriksa nadinya bia, detak jantungnya, segala macam diperiksa. Tapi ternyata, tidak ada yang salah.

Dokter pun akhirnya tidak tahu, kenapa bia sampai pingsan. Soalnya, kondisinya baik-baik saja.

Hanya saja, dokter mengatakan janin bia harus sering diperhatikan, karena janin bia melemah.

Pas lagi pingsan, bia ini setengah sadar dan mimpi, dia melihat sang nenek lagi memeluk Inneke.

Dan posisinya saat itu, Inneke bersimbah darah, orang tuanya gadis tersebut memohon agar anaknya tidak lagi mengganggu bia.

Kemudian, setelah tragedi Ayu dirasuki arwah Inneke, kondisi bia semakin berbaik.

Hanya saja, teror dari arwah Inneke belum juga selesai.

Meskipun tidak melukai bia dan baba secara fisik,tapi seringkali Inneke sering iseng mengganggu pasangan suami istri tersebut.

Listrik tiba-tiba mati tanpa sebab, digedor-gedor pintu belakang dengan kencang hingga suatu hari, bia ini mendengar ada seseoarang yang memainkan perkakas dapur dan ada orang membuka juga menutup pintu depan.

Bahkan, Inneke ini seringkali memperlihatkan wajah jeleknya di depan bia.

Dia datang dengan wajah sedih, bajunya banyak darah. Intinya, Inneke membuat bia supaya tidak tahan melihatnya.

Karena keseringan gangguan dari arwah Inneke, bia memohon sama baba untuk pindah rumah.

Tapi, pada saat itu baba menjawab. "Maaf ya bia, baba belum bisa menjawab keinginan kamu, karena baba belum punya cukup uang untuk kontrak rumah baru," kata baba.

Karena, baba sedang mempersiapkan persalinan untuk kelahiran anak pertama keduanya.

Baba juga tidak mau tinggal di rumah orang tua mereka, karena tidak mau merepotkan ayah dan ibu keduanya.

Baba menginginkan, keluarga kecilnya untuk sama-sama mulai dari nol.

"Kalau kamu takut gangguan dari arwah Inneke, kamu perbanyaki baca Al Al Quran dan sholat saja. Nanti paling dia (Inneke) akan capek sendiri mengganggu kita ," kata baba.

Baba juga menyebut, kalau dia akan meminta nenek dan datuk agar sesering mungkin menemani bia saat sang suami tidak ada di rumah.

Mendengar alasan dari baba tersebut, bia pun terpaksa menyetujuinya.

Akan tetapi, ada satu kejadian terakhir yang membuat baba ini menyesal, karena memaksa bia untuk tetap tinggal di rumah tersebut.

Karena kejadian yang sudah alami ini, akhirnya baba pun meminta ustad di masjid untuk mendoakan rumah tersebut.

Dan tiba-tiba proses pengajian itu, sosok arwah Inneke muncul. Anehnya, Inneke yang baba lihat berwujud seorang perempuan cantik sekali.

Sedangkan bia dan 2 ustad dan imam, melihat Ineke ini melihat wujudnya menyeramkan.

Waktu itu, bia melihat, Inneke ini berjalan terseok-seok dengan perut buncitnya sudah mengeluarkan darah yang menetes ke lantai.

Wajahnya banyak sekali luka sayatan. Sambil menangis, Inneke tunjuk-tunjuk ke perut bia dan mengatakan. "Itu anakku. Itu janinku, janin yang ada di perutku anakku bukan anakmu (bia)," ujar Inneke.

Dan yang bikin terkejut Inneke bilang, bahwa gadis tersebut jatuh cinta sama baba.

Itulah kenapa Inneke melakukan hal sekejam itu kepada bia, karena gadis tersebut cemburu dan iri terhadap bia.

"Aku benci sekali sama istrimu itu. Dia diperlakukan baik-baik sama lelaki di sekelilingnya. Kenapa aku tidak. Kenapa aku diperkosa laki-laki tidak bertanggungjawab. Kenapa aku jatuh cinta dan telah ditinggali oleh orang yang aku cintai," kata Inneke ke baba.

Tiba-tiba listrik padam secara mendadak di rumah baba dan bia tinggal.

Waktu itu, bia sempat memikirkan itu adalah korsleting arus listrik di rumahnya. Tapi, yang membuat aneh suasana rumah tersebut tiba-tiba hening.

Bahkan suara lantunan doa dari ustadz tidak terdengar sama sekali. Yang bia dengar hanya suara perempuan sedang menangis.

Di sinilah bia mulai khawatir dan melihat ke arah baba. Baba langsung genggam tangan bia dan bilang.

"Woy kau Inneke, jangan kau ganggu kami lagi ya. Derajatmu itu lebih rendah dibanding kami," ujar baba.

Inneke bukannya takut malah takut, ketawa dia kencang sekali. Tapi, suara tertawa ini bukan bahagia, melainkan tertawanya ini seperti orang depresi.

Jadi, Inneke itu tertawa sembari mengeluarkan air mata. "Kasihan kau Inneke, jangan seperti itu. Ketawa-ketawa juga ikut nangis," ujar baba.

Dan Inneke ini, semacam mencabut gunting yang ada di tubuhnya dan berjalan ke arah bia sama baba.

Bia pun panik, baba pun mulai mengumandangkan suara adzan. Karena, waktu baba melantunkan ayat Al Quran, Inneke juga fasih menirunya.

Suara adzan ini pun perlahan membuat suara ketawanya Inneke memudar.

Baba kencangkan suara adzan hingga, akhirnya dia merasa sudah tidak ada lagi bia di sampingnya.

Adzannya terputus pada saat baba mendengar bia kesakitan. Dengan cepat baba membawa bia ke rumah sakit.

Saat perjalanan ke rumah sakit,  baba melihat bia sudah dalam kondisi pingsan.

Baba melihat rok kuning yang dipakai bia kondisinya sudah diselimuti darah.

Sesampainya di rumah sakit, bia ditangani oleh dokter, di sinilah baba mendapatkan kabar duka.

Janin bia sudah dikeluarkan, karena sudah lama tidak bernyawa. Jika terus dibiarkan, maka akan membahayakan nyawa istrinya.

Akhirnya, bayi yang diidamkan baba dan bia harus pergi selamalamanya.

Takut kejadian terulang lagi, baba langsung membawa bia ke rumahnya mertua.

Cerita misteri bia dan baba diganggu arwah Inneke, akhirnya selesai. *** 

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: YouTube Nadia Omara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah