Network
"Kalau bapak ini sudah berangkat, kami sudah hafal 1 jam sebelum keberangkatan kalau beliau akan datang," ujarnya
"Jadi gini, Habits (sebutan penumpang kaya raya) long flight, pesawat perjalanan 6 sampai 8 jam. Dia minimum itu, 1 setengah jam, 98 persen penumpang itu sudah check in," sambungya.
Saat itu, bapak tersebut datang 1 jam sebelum keberangkatan dan mereka datang 8 orang, dengan kondisi kode booking yang terpisah-pisah.
"Bapak pikir aku anak indigo, dewa, tahu aku (kode booking) bapak tanpa cerita apa-apa. Bapak satu keluarga, bagaimana cara kami nge detect kalau kode bookingnya pisah-pisah kayak gitu. Salah ngomong pula aku," ujarnya.
Pada saat itu, katanya, posisi Lusi berad di pojokan pesawat. "Posisiku tuh di pojokan bukan lagi di tengah-tengah, aku pikir akan diamuk sama penumpang dan diamuk juga sama supervisorku," katanya.
Dia menjelaskan, seketika itu, bapaknya marah karena kursinya terpisah dengan rombongannya. "Ini pesawat, pintar kali pula kan pesawatmu ini 1:47 kan, wide body kan (konfigurasi) seat 3-4-3 kan, masih ada 10 penumpang, kan kami cuma berdelapan, saya mau di depan," ujarnya.
"Supervisorku datang, Lusi kenapa sih kalau tiap kali kamu ada penumpang check in, kenapa selalu chaos," sambungnya.
Menurutnya, bapak ini saking seringnya dia terbang, bukan platinum atau gold membernya, melainkan lifetime, masuk dalam tamu VVIP.
"Kalau lifetime itu, jam terbangnya lebih tinggi daripada pilot, kau bayangkan," ujarnya.
Kalau penumpang mempunyai member lifetime katanya, pihak maskapai akanmengtreatment mereka sebagai VVIP, yang mana kasta itu paling tinggi.
