"Kami turut berduka cita atas meninggalnya AKBP Buddy," kata Poengky.
Poengky menuturkan, dari pengamatan yang ia lakukan, pelaku bunuh diri yang merupakan anggota Polri rata-rata adalah bintara, dengan motif bunuh diri bermacam-macam, ada yang khawatir karena tersangkut kasus pidana, ada yang depresi karena masalah pribadi, ada yang bunuh diri karena faktor ekonomi, dan lain-lain.
Baca Juga: Tidak Terduga, Ternyata Shanks Berkhianat! Buggy Orang Pertama Menyadari Pergerakan Jeki
Menurut aktivis HAM ini, para bintara jumlahnya terbanyak di Polri, yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya dipimpin oleh perwira.
Kemudian, pendidikan mental di Polri ada perbedaan antara perwira dan bintara. Untuk perwira lebih dikhususkan pada leadership (kepemimpinan), sedangkan Bintara pada pekerja.
"Kami melihat bahwa polisi juga manusia biasa yang mempunyai beragam masalah dalam kehidupannya," ujar Poengky.
Baca Juga: One Piece 1082 Berjudul 'Mari kita ambil itu', Tujuan Licik Cross Guild Terungkap Lewat Buggy
Oleh karenanya, sambung dia, sangat penting bagi pimpinan kepolisian untuk memperhatikan tidak hanya fisik/jasmani anggota, melainkan juga perlu merawat mental/psikis anggota.
Tidak hanya itu, penting juga pemeriksaan rutin fisik dan psikologi, serta menyediakan tempat konseling bagi anggota Polri.
"Apalagi bagi mereka yang dalam melakukan tugasnya harus menghadapi tekanan tinggi, misalnya harus menghadapi para pelaku kejahatan, dan sebagainya," papar Poengky.