Kisah Mistis Oji Mendaki yang Gunung Bersama Teman yang Sudah Meninggal Dunia

- 20 Oktober 2023, 17:00 WIB
Merinding, Kisah Mistis Oji Mendaki Gunung Bersama Teman yang Sudah Meninggal dunia
Merinding, Kisah Mistis Oji Mendaki Gunung Bersama Teman yang Sudah Meninggal dunia /

TERAS GORONTALO- Tak jarang orang-orang mendaki gunung mengalami hal-hal mistis disaat pendakian.

Seperti yang terjadi kepada Oji dan teman-temannya saat mendaki gunung sumbing.

Dari cerita Oji, di Kanal YouTube RJL 5 Fajar Aditya, bahwa ia mendaki gunung bersama temannya yang ternyata sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Viral Dokter Karina Foto Tanpa Busana Bersama Mahasiswa, Tenyata Sosok Berprestasi

Kala itu, Oji dan 4 teman-temannya yakni Eko, Aldo, Aldi dan Bagus pergi mendaki gunung Sumbing.

Awalnya, mereka sudah merencanakan pendakian gunung bersama melalui ajakan dari Eko yang sudah setahun yang lalu, namun baru terlaksana.

Namun salah satu temannya yakni Bagus karena berbeda kota sehingga mereka janjian untuk bertemu di Basecamp kaki gunung sumbing.

Baca Juga: Rocks D Xebec is Back!? Berikut Teori Kebangkitan Sisi Gelap Klan D, Ternyata...

Disitulah awal mula Oji mulai merasakan ada keganjilan kepada salah satu temannya yakni Bagus.

Pasalnya oleh petugas Basecamp, Oji di tegur karena sudah membuat salah temanya menunggu.

Oji pun merasa kebingungan dan melihat ada yang ganjal karena ia belum mengirim petunjuk lokasi arah pendakian Gunung Sumbing. Dan Bagus sudah lebih dulu sampai ke Basecamp.

Petugas Basecamp mengatakan, kenapa kalian baru sampai, padahal Bagus sudah menunggu sehari yang lalu.

Mendengar itu, Oji tidak habis pikir, karena baru 5 jam yang lalu Bagus chatingan melalui WhatsApp mengatakan masih dirumahnya. Lalu kenapa sudah di Basecamp bahkan sudah sehari yang lalu?.

Ketika itu mereka tidak menghiraukan lagi dan memperkenalkan Bagus ke temannya Oji, Aldi dan Aldo.

Diketahui Bagus adalah teman Eko diwaktu kerja satu perusahaan, dan janjian untuk mendaki gunung bersama.

Sebelum pendakian mereka masih mempersiapkan logistik dan registrasi di Basecamp.

Mereka baru mulai mendaki keesokan harinya dan masih menginap semalam di Basecamp.

Ketika waktu subuh, mereka bangun untuk sholat berjamaah, namun Oji melihat keanehan karena tangan Bagus tidak basah disaat saat berwudhu.

"Bagus saat berwudhu tepat di samping saya, namun anehnya tangannya tidak membasahi kulitnya," kata Oji kepada Om Mamat di YouTube RJL 5 Fajar Aditya.

Keesokan harinya seusai sholat Jumat, mereka mulai mendaki, namun Oji memperhatikan dari pagi hingga makan siang, Bagus tidak pernah mau makan.

Anehnya lagi ketika Bagus dikasih Air panas, ia langsung habiskan, padahal airnya masih sangat panas.

Dan yang membuat aneh lagi, ketika menuju pos satu Sanggaran dengan diantar ojek, Bagus malah sudah sampai lebih dulu.

Bagus pun tak lepas dari perhatian Oji saat dalam pendakian, dan sedikit-sedikit meminta istirahat.

Singkat cerita, mereka sampai ke gerbang Gajah Mungkir untuk tempat camping bermalam. Disitu Bagus meminta tidur satu tenda dengan Oji.

Ketika selesai memasang tenda, mereka mau makan, dan lagi-lagi Bagus tidak ingin makan. Tetapi akhirnya ia mau makan meski hanya beberapa sendok

Disitu wajah Bagus mulai terlihat pucat, akhirnya Oji menawarkan untuk minum obat dan dibuatkan susu atau kopi. Tetapi Bagus lebih memilih air hangat.

Ketika Bagus dikasih air hangat, langsung di teguk sampai habis. Dengan mengatakan bahwa airnya sudah dingin.

Yang lebih aneh lagi ketika menjelang siang mereka sudah sampai di puncak dan pengambilan momen untuk di foto, Bagus tidak mau perna mau diajak untuk berfoto.

"Dari awal datang pendakian, Bagus selalu menolak untuk di foto meski beberapa kali sudah dibujuk tetap tidak mau. Ia selalu pergi menyendiri," ujar Oji.

Di hari sudah mulai petang, wajah Bagus terlihat semakin pucat, seperti kelelahan dan meminta kembali air panas untuk di minum.

Dan tiba-tiba juga Bagus meminta untuk turun duluan, padahal baru sebentar mereka sampai di puncak.

Akhirnya Oji mengikuti Bagus untuk turun dari puncak.

Oji baru saja mau turun bersamah Bagus, namun langkahnya tidak terkejar, meski Oji mencoba berlari.

Oji mengira, Bagus sudah sangat mahir dalam berjalan.

Sesampainya ditenda, bagus buru-buru untuk packing, dan mengatakan akan pulang duluan. Disitu Oji menahannya dan mengatakan untuk menunggu Aldo, Aldi dan Eko.

Tiba-tiba Eko dan Aldo sampai di tenda. Disitu juga Bagus langsung meminta pamit untuk pulang lebih dulu. Tapi ditahan sama anak-anak agar pulang bersama.

Tetapi Bagas bersih keras untuk pulang duluan hingga timbul perdebatan dan akhirnya mengikuti keinginan Bagas untuk cepat-cepat pulang.

Sesampainya di Pos 2, Oji melihat Bagus terduduk sambil menahan sakit perut. Ketika itu Eko menawarkan untuk menggendong Bagas dan tas kerilnya di bantu Oji. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Basecamp.

Setelah sampai di Basecamp, di waktu Magrib, Bagus tanpa istirahat, dan langsung bergegas pulang kemudian berpamitan dengan Eko dan 3 teman lainya.

Pihak pengelola melarang Bagus untuk pergi disaat waktu magrib, karena menurut orang sekitar bahwa berjalan disaat waktu Magrib itu tidak baik.

Namun Bagas tidak memperdulikannya dan langsung menyalakan sepeda motornya lalu pergi.

Lagi-lagi ada keanehan yang dirasakan Oji, karena ketika ada seseorang yang datang dari arah bawah ke basecamp, dengan sepeda motor juga, orang tersebut tidak bertemu Bagas.

"Mas dijalan kesini sempat bertemu dengan pendaki membawa sepeda motor juga," tanya Oji kepada orang yang baru tiba di basecamp itu.

"Tidak mas, jika ada seseorang yang bertemu, tentu kita berpapasan karena jalanya sempit," jawab mas-mas itu kepada Oji.

Mendengar itu, semua heran karena Bagus baru saja beberapa menit pergi dan tidak bertemu dengan mas-mas yang baru tiba itu.

Oji tetap berpikir positif dan mulai persiapan pulang ke Purwokerto tempat tinggal mereka bersama Eko, Aldo dan Aldi.

Dalam perjalanan pulang yang mengerti jalan adalah Oji, tetapi karena dia sangat mengantuk ia meminta dibonceng di belakang dan Eko menyetir di depan.

Sebelumnya Oji sudah mengingatkan ke Eko dan 2 teman lainya agar di pertigaan pertama mereka belok ke kanan jalan menuju Purwokerto.

Ketika sudah satu jam perjalanan semua heran karena jalannya berbeda dan sudah sampai di Purworejo tempat tinggal Oji.

Padahal jalan menuju Purwokerto dan Purworejo sangat berbeda, namun semua tidak menyadarkan diri. Mungkin saja mereka diawal belok ke kiri, bukan ke kana seperti yang dikatakan Oji.

Karena sudah sampai disitu, Eko berinisiatif untuk mengajak Oji, Aldo dan Aldi untuk mampir ke rumah Bagas untuk beristirahat.

Ketika sudah di gang menuju rumah Bagas, mereka melihat ada bendera kuning tepat di depan rumah Bagas, dan banyak orang sperti mengadakan Tahlilan.

Sambil menangis, adik Bagus menghampiri Eko dan mengatakan bahwa kakaknya sudah meninggal dunia karena kecelakaan sepeda motor dua hari sebelum mau mendaki.

Mendengar itu semua kaget dan merasakan lemas seluruh tubuh. Saat itu juga menjawab keanehan yang di alami mereka bersama Bagus selama pendakian.

Keluarga Bagus (Almarhum) langsung mengajak Oji, Eko, Aldi dan Aldo untuk masuk kedalam rumah, dan menjelaskan peristiwa yang terjadi kepada Almarhum.

Ternyata 2 hari sebelum mendaki gunung, Bagus mengalami kecalakaan disaat perjalanan pulang membeli logistik untuk persiapan mendaki.

Mengejutkan lagi, paman Bagus yang menceritakan itu memberikan list logistik yang almarhum beli dan list itu sama persis yang mereka beli sewaktu di basecamp gunung sumbing.

Semua pada Istighfar dan keluarga Bagus juga merasa shock mendengar bahwa Almarhum baru ikut mendaki bersama Oji, Eko dan lainnya.

Paman almarhum mengatakan bahwa yang ikut mendaki bersama mereka bisa jadi adalah Jin Qori' nya Bagus.

Singkat cerita, dimalam itu mereka ikut tahlilan mendoakan Almarhum Bagus. Dan diminta keluarga Bagus untuk menginap semalam dan pulang keesokan harinya.***

 

Editor: Viko Karinda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah