"Assalamu'alaikum Eric... Maaf aku mengganggu malam-malam begini. Ada 1 hal yang aku ingin kamu lacak dengan segera, sebab aku tau, foto yang kemarin pasti akan sulit untuk ditelusuri." ujarku bertubi-tubi tanpa menunggu balasan dari seberang.
"Wa'alaikumsalam Micha... Iya, gak apa-apa. Aku juga belum tidur. So, apa yang bisa aku lakukan untukmu?"
"Tolong kamu lacak nomor telepon yang barusan aku kirim via WA. Aku udah sempat telepon seminggu yang lalu, tapi tiba-tiba terputus. Sudah beberapa kali aku coba hubungi kembali, namun nihil. Selalu berakhir dengan nomor sibuk, tidak dapat dihubungi."
"Kenapa kamu baru kasih tau sekarang, Mich? Coba dari kemarin-kemarin, pasti jawaban yang kamu tunggu udah ada."
"Iya... iya... Maaf... Bukannya aku sengaja, tapi aku cuma ingin menjadi orang pertama yang menghubungi nomor itu. Jika benar itu tanteku yang hilang, kan malah lebih bagus."
"Iya, aku paham situasi kamu. Yaudah, besok pagi-pagi langsung aku kerjakan yah. Semoga aja bisa cepat selesai prosesnya."
"Iya, Ric. Makasih lho..."
"Iya, Micha... Nanti aja bilang makasihnya kalo udah berhasil."
Aku hanya bisa tersenyum mendengar pernyataan Eric sebelum telepon kututup.
Ini langkah terakhirku untuk menemukan wanita itu.