Sulawesi Utara: Suku Pasan dan Ponosakan: Pernah Dipimpin Raja Bolmong, Namun Akhirnya

8 Agustus 2023, 19:00 WIB
Sulawesi Utara: Suku Pasan dan Ponosakan: Pernah Dipimpin Raja Bolmong, Namun Akhirnya /

TERAS GORONTALO - Sulawesi Utara Utara (Sulut) dianugerahi keberagaman suku didalamnya, salah satunya adalah suku Minahasa.

Dan juga terbagi dalam berbagai sub suku yang tersebar disejumlah wilayah yang kini menjadi Sulut.

Terkait suku Pasan dan Ponosakan Minahasa ini akan diungkap yang dikutip dari akun TikTok Dirrel 'D' Lukye.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1090! Siapa Sangka Gorosei Telah Mengetahui Cara Menangani Kekuatan Nika Milik Luffy

Sub suku Ratahan adalah sub suku Minahasa yang diketahui kini telah mendiami kecamatan Ratahan di Sulut dan juga menyebar disekitar kota Ratahan pula.

Mereka mendiami sejumlah desa di Ratahan yaitu, Wioi, Wiau, Wongkai, Rasi, Molompak, Mawali dan Minanga serta Bentenan.

Pada tahun tahun 1989 jumlah penduduknya berkisar 15 ribu jiwa berdasarkan data sensus saat itu.

Baca Juga: Warga Suka Makmur Sangkub Lapor Dugaan Korupsi Pamsimas ke Kejaksaan Bolmut sejak Mei 2023, Ini Informasinya

Diceritakan, suku Ratahan hidup berdampingan dengan suku Pasan dalam satu wilayah. Maka, tidak ditemukan perbedaan antara Ratahan dan Pasan.

Keduanya menggunakan bahasa serta adat istiadat yang sama.

Khusus suku Ratahan, dahulu bernama Tou Lumalak yang berasal dari pakasaan Tou Wuntu-Wuntu.

Yang meliputi dua walak. Diantaranya Tou Lumalak dan Tou Soraya. Menurut cerita, terbentuknya Ratahan dan Pasan, bermula disaat terbentuknya kaum Teranak yang saat itu dipimpin oleh Tonaas Wuntu (Wuntu-Wuntu) dan menuju ke Bentenan.

Baca Juga: Kejutan One Piece! Oda Ungkap Alasan Gol D Roger Menitipkan Portgas D Ace pada Garp, Ternyata Dulu Mereka...

Namun, sebagian dari mereka memilih bermukim di Ratahan dan disebut Ratahan.

Sementara mereka yang memilih menuju Tou Wuntu, mereka inilah yang disebut Tou Pasan.

Beberapa orang dari Tou Pasan saat itu menyelenggarakan Tumani dan memilih bermukim di Tawawu, Belang serta Watulinei. Dan selanjutnya hidup bermasyarakat dengan penduduk dari Teranak Ponosakan.

Yaitu keluarga Butiti, Timbunan dan Tubenan. Mereka inilah yang pada akhirnya disebut sebagai Tou Ponosakan.

Dan disaat abad 16 awal, daerah Pasan dan Ratahan menjadi ramai dengan kegiatan ekonomi yaitu perdagangan Ternate dan Tidore.

Pelabuhan tempat kegiatan perdagangan saat itu adalah Mandolang yang saat ini dikenal dengan pelabuhan Belang.

Kegiatan ekonomi di pelabuhan tersebut sangat ramai dan mengalahkan pelabuhan Manado.

Namun, wilayah ini hancur akibat perang besar saat itu yang menghancurkan Pakasaan Tou Wuntu.

Akibat perpecahan yang terjadi, munculllah walak-walak kecil yang berbeda bahasa bahkan adat istiadat pada saat itu antara Ratahan, Pasan dan Ponosakan kala itu.

Sementara itu, sejarahnya, Dotu Maringka merupakan tokoh perintis berdirinya kota Ratahan. Yang dibuktikan dengan situs sejarah yaitu patung Dotu Maringka.

Penduduk di wilayah ini telah terjadi kawin-mawin sejak masa pemerintahan Dotu Maringka di abad 18 akhir.

Jauh sebelum kedatangan Eropa, Pasan dan Ponosakan masuk wilayah kepemimpinan raja Bolaang Mongondow.

Namun, saat perang antara Minahasa dan Bolaang Mongondow, Pasan dan Ponosakan memilih bergabung dengan pasukan perserikatan Minahasa.

Demikian cerita dan sejarah tentang suku Pasan dan Ponosakan yang merupakan sub suku Minahasa yang berada di Sulawesi Utara (Sulut)***

Editor: Viko Karinda

Tags

Terkini

Terpopuler