Pemimpin adalah Wenas Kolano (Inelewan), dilanjutkan Wenas Lumanau, Lengkong Wuaya dan yang kelima adalah Nelwan.
Untuk diketahui, Lengkong Wuaya adalah panglima besar Wangko Tonsea bersama kakaknya Wenas Lumanau sering masuk dimedan pertempuran.
Yaitu perang melawan Spanyol pada tahun 1644 dan perang melawan Bolaang Mongondow pada 1651.
Maka posisi kepala Tonsea saat itu diserahkan kepada adik bungsu Nelwan.
Dari keturunan Wenas Lumanau yaitu Xaverius Dotulong yang merupakan anak dari Runtukahu Lumanau.
Beliau adalah pemimpin Tonsea yang saat itu berkedudukan di Kema dan telah meraih gelar hukum mayor dari gubernur Ternate kala itu Robert Patbrutge.
Kabarnya, beliau merupakan pewaris sah pulau Lembe.
Dari keturunannya, lahirlah Groot Mayor Tololiu Hermanus Willem Dotulong, Komandan Pasukan Tulungan dan tokoh perang Diponegoro.
Pasukannya yang berhasil menangkap pangeran Diponegoro dalam sejarah dimasa itu.
Demikian cerita dan sejarah tentang suku Tonsea Minahasa Sulawesi Utara dan kehebatannya dimasa Lalu. Semoga bermanfaat.***