Sebagai warga Minahasa, Lengkong merespon bahwa film tersebut justru memberikan pelabelan negatif orang lain terhadap waruga atau kubur tua Minahasa yang diceritakan tersimpan roh jahat.
"Waruga itu bagi kami adalah leluhur-leluhur, tempat peristirahatan leluhur kami. Dan anda mengemas itu dalam film anda itu seakan-akan roh jahat semua didalam waruga itu," jelas Lengkong melalui video postingan akun facebook @Minahasa Tribe.
Kritikan terhadap film waruga buatan Malaysia itu juga disuarakan oleh admin akun facebook Minahasa Tribe, admin menuliskan tidak mempermasalahkan alur cerita film melainkan dampak untuk generasi Minahasa.
"Bukang soal fiksi alur cerita sebuah film yang kami takutkan, tetapi soal dampak ke generasi kami. Susah payah berjuang mencoba meluruskan tentang kebiasaan budaya nenek moyang kami malah dipelintir oleh kaum lain dan lebih parahnya lagi di Iyakan oleh generasi penghianat masa kini," tulis akun facebook @Minahasa Tribe. ***