TERAS GORONTALO – KKN di Desa Penari, ini cerita KKN versi Kepala Desa Penari asli Bagian 2.
Sesuai Informasi dari temannya bahwa 2 orang ini melakukan hubungan yang tidak senonoh pada salah satu bangunan kongsi tersebut.
Sampai sekarang bangunannya masi ada kata pak Kepala Desa.
Kemudian setelah mereka pulang dari kongsi tersebut dalam perjalanan pulang ke Rowo Bayu, kedua mahasiswa ini disuruh mampir oleh seorang warga di sebuah rumah.
Rumah tersebut seperti istana dan isinya banyak tari-tarian serta makanan layaknya seperti sebuah pesta.
Baca Juga: Cerita KKN di Desa Penari Versi Kepala Desa Asli, Ternyata Lokasinya Ada di Sini (Bagian 1)
Kemudian kedua mahasiswa ini pamit pulang, setelah pamit mereka diberikan makanan dan kemudian dibungkus dengan Koran.
Kemudian makanan di masukkan ke ransel.
Sesampainya di Rowo Bayu mereka menceritakan hal tersebut kepada rekan-rekannya.
Mereka bercerita bahwa diberikan oleh-oleh dari tuan rumah yang memanggil mereka untuk mampir.
Lalu temannya menayakan oleh-oleh tersebut ada di mana.
Kedua mahasiswa ini dengan semnagat membuka ransel untuk menunjukan oleh-oleh tersebut kepada teman-temannya namun
Setelah membuka ransel yang ada didalam ransel adalah daun pisang yang di dalamnya terdapat kepala kera yang semula dibungkus dengan koran berubah menjadi daun pisang.
Kedua mahasiswa tersebut kaget melihat hal tersebut kemudian pingsan dan sakit dan dibawalah ke balai desa dan sakit sampai 3 hari kemudian mereka pulang.
Sesuai informasi yang di dapat pihak desa, kedua orang ini meninggal dunia di Surabaya.
Kepala Desa menerangkan bahwa Desa Penari itu adalah desa mistis, jika disangkut pautkan dengan Desa Bayu memang ada beberapa kemiripan.
Yang pertama terdapat dusun pendarungan kemudian di Rowo Bayu ada dusun yang hilang.
Baca Juga: Heboh! Klarifikasi Mayang Perihal Beasiswa Kuliah yang dibayar Seseorang
Kepala desa menegaskan bahwa ada kemiripan dengan cerita KKN di Desa Penari dengan Desa Rowo Bayu.
Menurutnya, Desa Penari adalah Desa Gaib yang tidak kasat mata berdasarkan fakta bahwa di Desa Rowo Bayu ada masyarakat yang hilang ketika diajak orang asing dan hal itu sering terjadi tutur Kepala Desa Bayu.
Mulai dari tahun 1980 Desa Rowo Bayu tidak sembarang orang bisa masuk.
Di Desa Rowo Bayu terdapat kuburan yang di atasnya tertutup kain hitam dan bilik mandi sendiri untuk perempuan di desa namanya sendang kaputren dan sendang dwigangga dan sendang sumber kameyang. ***