Kesaksian Mantan Downline : Julianto Eka Putra Pakai Doktrin ala Adolf Hitler Agar Korban Bungkam

14 Juli 2022, 21:33 WIB
Kesaksian Mantan Downline : Julianto Eka Putra Pakai Doktrin ala Adolf Hitler Agar Korban Bungkam / Foto : Collage JEP & Adolf Hitler /Twitter @mazzini_gsp, @DeathBattleBot/

 

 

TERAS GORONTALO – Kasus pencabulan yang melibatkan mantan motivator, Julianto Eka Putra masih hangat diperbincangkan publik.

Disebut-sebut pakai doktrin ala Adolf Hitler, pemilik SMA SPI (Selamat Pagi Indonsia) ini ternyata berhasil membungkam para korbannya.

Mungkin tidak benyak yang tahu, atau pernah mendengar namun kemudian lupa tentang sosok Adolf Hitler ini.

Baca Juga: Israel Murka Usai Adolf Hitler Disebut Berdarah Yahudi Oleh Rusia

Adolf Hitler merupakan pemimpin dari sebuah partai Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau umumnya kita kenal dengan Partai Nazi.

Adolf Hitler dikenal karena doktrinasinya terhadap masyarakat lewat ideologi yang dimiliki oleh Nazi.

Tidak hanya itu, Adolf Hitler juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang diktator, dan berusaha menghimpun kekuatan lewat anak-anak remaja.

Baca Juga: 5 Contoh Yel Yel MPLS SMA 2022 yang Viral di TikTok

Melansir dari akun Instagram salah seorang mantan downline dari Julianto Eka Putra, yang bernama Lia Lestari, cara doktrinasu predator seks ini kemudian terungkap.

Lia Lestari menyamakan cara yang digunakan oleh Julianto Eka Putra ini adalah mirip dengan yang terjadi pada masa Adolf Hitler.

Pada masanya, Adolf Hitler terkenal dengan teori doktrinasinya tyang disebut Nazi Third Reich, atau Kebangkitan Ras Arya.

Baca Juga: Viral! Julianto Eka Putra Diduga Jadikan SMA SPI Sebagai Kedok dari Perbuatan Kejinya

Ras Arya yang dimaksud dalam doktrin ini, dianggap lebih unggul daripada ras lainnya, dan dengan doktrin ini juga, Adolf Hitler berhasil menaklukan Jerman.

Dalan podcast milik Deny Sumargo (Densu), kata Lia Lestari, diketahui bahwa salah seorang korban bahkan sampai merekomendasikan SMA SPI kepada kerabatnya.

Kala itu dalam podcastnya, Densu bahkan sempat menduga bahwa para korban Julianto Eka Putra ini disugesti atau dihipnotis selama bersekolah di SMA SPI tersebut.

Lia Lestari kemudian memaparkan bahwa dia paham dengan perkataan Densu, karena memang Julianto Eka Putra ini melakukan kejahatan Pikiran Bawah Sadar atau Subconscious Mind dari para murid.

Sebagai motivator ulung, kata Lia Lestari, Julianto Eka Putra ini sudah terbiasa untuk memberikan motivasi yang berupa sugesti secara berulang-ulang kepada penontonnya.

Perpaduan antara panggung yang megah, backsound yang dramatis, serta pemberian sugesti yang diulang-ulang ini akan menancap di pikiran bawah sadar seseorang yang mendengarnya.

Ini akan membuat orang tersebut menjadi tidak sadar dan lantas dengan mudahnya akan mengikuti semua hal yang telah didoktrinasikan pada dirinya.

“Siswa SMA SPI ini sering didoktrinasi ala seminar-seminar motivasi oleh Julianto Eka Putra bersama timnya. Bahkan hal tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari,” tulis Lia Lestari.

Isi doktrinnya, kata Lia, tentu saja tentang sikap fanatik dan patuh buta kepada SMA SPI dan juga Julianto Eka Putra.

Bahkan dalam kasus Julianto Eka Putra, indoktrinasi juga ditanamkan dalam diri siswa SMA SPI, sehingga mereka secara sukarela membela terdakwa.

“Apa yang dilakukan Julianto Eka Putra ini mirip seperti teknik propaganda dan doktrin ala Adolf Hitler, dalam mencetak pasukan-pasukan Nazi yang beringas,” kata Lia Lestari.

Prinsip Adolf Hitler saat menggunakan teknik ini adalah “kebohongan yang diulang-ulang akan menjadi kebenaran”.

Ini berarti, jika sebuah kebohongan berulang kali disebutkan, secara otomatis hal tersebut akan dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh korbannya.

Dalam video yang diunggah oleh Lia Lestari pada akun Instagram miliknya ini, diperlihatkan salah satu contoh indoktrinasi yang dilakukan di SMA SPI.

Di mana saat itu, dalam pikiran bawah sadar para siswa secara tidak langsung telah ditanamkan kata-kata bahwa SMA SPI akan ditutup.

Padahal dalam kenyataannya, kata Lia Lestari, para korban hanya menuntut agar terdakwa diberikan hukuman yang maksimal, bukan ingin menutup SMA SPI.

Para siswa didoktrinkan sebuah propaganda yang mengatakan bahwa para korban dan pembelanya ingin merebut SMA SPI beserta isinya.

Propaganda tersebut didoktrinkan berulang kali oleh kaki tangan Julianto Eka Putra yang masih berada di SMA SPI.

Hingga akhirnya para siswa secara sukarela membubuhkan tanda tangan mereka untuk kebebasan Julianto Eka Putra.

Lia Lestari juga menambahkan bahwa tidak hanya kepada para siswa SMA SPI saja, namun indoktrinasi juga ternyata dilakukan oleh Julianto Eka Putra kepada para downlinenya.

Jadi jangan heran jika saat kasus ini mencuat, para downline Julianto Eka Putra berbondong-bondong datang untuk membela dia dan mengatakan bahwa ini hanya kasus settingan serta para korban adalah pembohong.

Semua adalah akibat dari indoktrinasi yang telah mereka terima selama bertahun-tahun, yang dilakukan oleh Julianto Eka Putra sebagai seorang motivator ulung.

“Kejahatan paling berbahaya adalah kejahatan dengan menggunakan sugesti pikiran bawah sadar,” tulis Lia Lestari pada akhir videonya.***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: Instagram @lia_lestari29

Tags

Terkini

Terpopuler