Terungkap, Tragedi Kanjuruhan Terjadi Ternyata Karena Hal Ini! Polri Kantongi Identitas Tersangka

5 Oktober 2022, 09:39 WIB
Terungkap, Tragedi Kanjuruhan Terjadi Ternyata Karena Hal Ini! Polri Kantongi Identitas Tersangka /Zona Surabaya Raya/Pikiran Rakyat/

 

 

TERAS GORONTALO - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi pada saat pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.

Diketahui Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya pada pertandingan Liga 1 tersebut.

Kerusuhan itu terjadi setelah selesai pertandingan karena para penonton Arema FC kecewa melihat tim kesayangannya kalah.   

Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa kerusuhan terbesar kedua di Dunia. 

Baca Juga: Mahfud MD Beri Pesan ke Panglima Andika Perkasa Terkait Peristiwa Berdarah di Stadion Kanjuruhan, Ap aitu?

Hal ini membuat indonesia banyak disorot media Internasional lewat tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan.

Dilansir Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan yang merenggut nyawa ratusan orang itu disebabkan karena saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas bukan disebabkan bentrok antar suporter.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema" kata Mahfud MD

"Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud MD

Baca Juga: Hindari Ancaman dan Teror, Mahfud MD Minta Kejagung Tangani Kasus Ferdy Sambo adalah Jaksa terpilih

Menurut Mahfud MD insiden tersebut tidak ada aksi pemukulan.

"Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter," kata Mahfud MD.

Mahfud MD juga mengatakan bahwa sebelumnya aparat keamanan telah mengusulkan agar pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya dilakukan pada sore hari.

Hal itu bertujuan agar jumlah penonton yang hadir sesuai dengan kapasitas stadion.

Baca Juga: Viral, Setia Hingga Akhir, 'Arwah' Suporter Arema Menyanyikan Yel Yel di Stadion Kanjuruhan

Diketahui kapasitas orang di Stadion Kanjuruhan Malang yaitu sekitar 38.000 orang.

Namun ternyata usulan tersebut tidak dilaksanakan oleh pihak panitia pelaksana.

Pertandingan tetap dilaksanakan pada malam hari bahkan tiket yang dicetak 42.000.

Diketahui peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut sudah memakan korban meninggal dunia sebanyak 125 orang yang teridentifikasi.

Sedangkan jumlah korban luka-luka sebanyak 323 orang.

Atas peristiwa yang merenggut sejumlah nyawa dan korban luka-luka tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung terbang ke RSUD Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur untuk menjenguk korban.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Tim Medis, Dokter mengatakan bahwa beberapa pasien yang mengalami luka ringan sudah diperbolehkan untuk pulang.

"Dan 93 dari yang kita tangani sisa 11 orang. Kebanyakan ringan dan sedang. Ringannya kami pulangkan. Dari 93 itu sisa 11. 8 orang dirawat di IGD, 2 di ICU dan satu orang di ruang inap," ungkap Dokter.

Kapolri menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti instruksi dari Presiden Jokowi untuk mengusut tuntas terkait dengan proses penyelenggaraan, pengamanan sekaligus melakukan investigasi terkait dengan hal itu.

"Saat ini saya telah mengajak tim dari Mabes Polri terdiri dari Bareskrim, Propam, Sops, Pusdkkkes, Inafis, Puslabfor untuk melakukan langkah-langkah terkait pendalaman terhadap investigasi yang kami lakukan," ungkap Kapolri.

Tersangka Akan Segera Ditetapkan

Kasus Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan berubah status dari penyelidikan telah berganti menjadi penyidikan.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa tersangka akan segera ditetapkan sebagai buntut dari kerusuhan yang terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.

Namun, dia mengingatkan media beserta publik untuk bersabar sebab aparat telah melakukan upaya terbaik dalam pengusutan kasus tersebut.

"Tim investigasi saat ini masih terus bekerja secara marathon sesuai perintah Pak Kapolri. Perlu saya sampaikan tentang update, tim harus sesegera mungkin untuk mengambil langkah langkah guna menetapkan tersangka," kata Dedi dikutip Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat, melalui konferensi pers, Selasa, 4 Oktober 2022.

Kendati berjanji akan cepat dalam hal penanganan kasus, Dedi mengatakan pihaknya harus tetap memprioritaskan kehati-hatian, ketelitian dan pembuktian dalam pemeriksaan mendalam.

"Tetapi tetap prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan proses pembuktian secara ilmiah harus jadi standar tim ini untuk bekerja," ungkapnya.

Polisi hingga kini masih gencar menyempurnakan berkas investigasi mengenai tragedi Kanjuruhan Malang Jawa Timur.

"Ada beberapa saksi dari pihak masyarakat (yang) juga (sudah) dimintai keterangan kesaksiannya," kata Dedi Prasetyo kepada awak media, di Malang, Jawa Timur.

Dedi melanjutkan, polisi masih akan memeriksa saksi dari unsur masyarakat besok, 5 Oktober 2022. Mereka akan dimintai keterangannya mengenai tragedi Kanjuruhan.

Di sisi lain, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan bahwa saat ini tim pencari fakta di Tragedi Kanjuruhan sedang berupaya mengungkap fakta sebenarnya di balik kerusuhan.

Ia menekankan, fakta sesungguhnya akan sesegera mungkin diungkap. Dia bahkan menjanjikan waktu tidak lebih dari satu bulan sejak tim pencari fakta memulai penyelidikannya.

"Itu diminta segera bekerja kalau bisa tidak sampai satu bulan. Sudah bisa menyimpulkan karena masalah besarnya sudah diketahui,” ujar dia.

“Tinggal masalah detailnya yang itu bisa dikerjakan mungkin tidak sampai satu bulan," ujar Mahfud lewat keterangan pers.

Adapun Kepres terkait tim pencari fakta akan diterbitkan pemerintah hari ini, Selasa, 4 Oktober 2022. Kepres diperlukan bagi tim pencara fakta sebagai dasar aturan menggelar rapat.***

 

Editor: Abdul Imran Aslaw

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler