Paper Lives, Film Asal Turki yang Endingnya Diluar Dugaan dan Bikin Nangis, Berikut Alur Ceritanya

5 Februari 2023, 19:10 WIB
Film Paper Lives asal Turki /Tangkap layar Netflix

TERAS GORONTALO – Ada sebuah film asal Turki yang sangat sayang kalau tidak ditonton. Film itu berjudul Paper Lives.

Paper Lives ini adalah sebuah film yang menceritakan kisah seorang pekerja limbah atau pemulung yang sakit-sakitan bernama Mehmet.

Mehmet ini merawat seorang anak kecil laki-laki bernama Ali, hingga kejadian yang tak disangka-sangka pun terjadi.

Paper Lives merupakan salah satu film inspirasi yang mengandung banyak hikmah yang bisa dipetik pelajarannya.

Lalu seperti apa alur cerita film Paper Lives ini? 

Sebagaimana dilansir dari kanal YouTube Abay Saputra, berikut ini spoiler alur cerita film yang berjudul Paper Lives.

Film ini mengawali cerita saat seorang pemulung yang bernama Mehmet pada malam hari sedang mencari barang bekas di pinggir kota Istanbul.

Dikarenakan malam itu turun hujan, Mehmet memutuskan untuk pulang ke gudangnya.

Namun saat salah satu temannya yang bernama Gonzi datang mencari Mehmet, dia kaget karena melihat sakitnya Mehmet kambuh lagi setelah keletihan mencari barang bekas.

Akibat sakit Mehmet makin parah, akhirnya Gonzi memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Saat Mehmet bertemu dengan dokter, ternyata Mehmet ini menderita sakit ginjal.

Ternyata Mehmet adalah orang yang termasuk dalam daftar pasien yang menunggu donor untuk transplantasi ginjalnya.

Jadi pada saat itu dokter hanya bisa memberikan obat untuk meredakan rasa sakitnya.

Selesai urusan di rumah sakit, Mehmet dan Gonzi pun kemudian dijemput oleh Paman Tahsin.

Setelah makan obat dan beristirahat, Mehmet kembali sehat dan bisa melakukan rutinitas seperti biasa.

Mehmet ini orang yang baik pada semua orang di sekitarnya, dan dia juga berbagi kepada orang dilingkungannya.

Ternyata Mehmet bukanlah pemulung biasa, karena dia adalah bos dari para pemulung yang mempekerjakan banyak orang mulai dari anak-anak remaja sampai orang dewasa.

Cerita film ini mulai masuk pada intinya ketika pada satu waktu Gonzi kembali dengan membawa karung yang penuh dengan sampah yang siap dijual kepada Mehmet.

Karena Gonzi ada kegiatan lain, maka dia meninggalkan begitu saja karung penuh sampah yang akan dijual kepada Mahmet itu.

Setelah Gonzi pergi itulah, tiba-tiba Mehmet mendengarkan sesuatu yang mencurigakan dari dalam karung sampah milik Gonzi itu.

Ternyata saat memeriksa karung itu, keluarlah seorang anak kecil yang langsung lari bersembunyi karena ketakutan.

Melihat hal itu, Mehmet berusaha membujuknya dan berusaha meyakininya bahwa dia adalah orang yang baik.

Setelah berhasil membujuk anak kecil itu, Mehmet pun mengajaknya untuk makan bersama agar anak itu lebih santai.

Sambil makan, Mehmet pun menanyakan kenapa dia bisa berada di dalam karung tersebut.

Anak kecil itu bernama Ali. Ali ini tinggal bersama ibu dan ayah tirinya.

Ternyata ibunya menaruh Ali di dalam karung pemulung karena ibunya ingin menyelamatkan Ali dari ayah tirinya yang selalu memukulnya hingga banyak memar di tubuhnya.

Mendengar cerita Ali itu membuat hati Mehmet bergetar hingga menjatuhkan piring.

Tak tega anak kecil yang harusnya mendapat kasih sayang namun justru menderita, Mehmet memutuskan merawat Ali.

Meski mendapat penolakan dari teman-temannya agar Mehmet dikembalikan saja kepada orangtuanya, tapi Mehmet beranggapan ibunya sendiri yang menaruh Ali dalam karung sudah pasti si ibu begitu putus asa sehingga Ali ditinggalkan di sana.

Film ini kemudian memperlihatkan kebersamaan Mehmet dan Ali semakin dekat.

Mehmet merawat Ali hingga terlihat seperti layaknya seorang ayah dan anak.

Bahkan Mehmet mengajak Gonzi untuk membuat sebuah pesta dan mengundang para pemulung untuk menyenangkan hati Ali.

Hari-hari kebersamaan Mehmet dan Ali pun diselimuti kebahagiaan.

Pesta pun digelar pada malam itu untuk menyenangkan semua orang dan juga Ali sebagai anggota baru.

Di pesta itu Mehmet pun mengajak bawahannya untuk membicarakan impian yang mau mereka capai.

Mehmet kaget ketika mendengarkan salah satu permohonan pemulungnya yang ingin mati muda supaya orang tuanya masih mengenalinya.

Pemulung itu berasalan jika dia mati ketika dewasa mungkin orang tua yang mencarinya tidak akan mengenalinya.

Sementara Ali juga mengatakan bahwa permohonannya adalah untuk mencari uang yang banyak sehingga dia bisa membawa ibunya pergi tinggal bersamanya dan jauh dari si ayah tiri.

Keesokan harinya Mehmet dan Ali membicarakan tentang mereka yang akan menemui ibu Ali untuk mengabarkan bahwa Ali baik-baik saja.

Tetapi hal tersebut membuat Ali takut jika ternyata mereka malah bertemu dengan ayah tirinya.

Mehmet pun berusaha meyakinkan Ali, bahwa mereka bisa berbicara pada ibunya kalau ayah tirinya sudah pergi.

Mehmet pun menawarkan jika Ali setuju, ia kan membantu Ali untu mencari uang supaya dia bisa membawa ibunya pergi.

Mendengarkan hal itu, Ali pun setuju.

Mehmet pun membuatkan Ali gerobak yang sesuai dengan ukuran badan Ali.

Keeseokan harinya, Mehmet mulai memberikan Ali alat tempurnya untuk mencari uang.

Mehmet dengan ikhlas mengajarkan Ali bagaimana cara bekerja sebagai pemulung.

Namun saat pulang ke rumah Mahmet dikagetkan karena melihat Ali yang tergeletak pingsan karena anak-anak pengemis mengajak Ali untuk menghirup lem.

Mahmet pun segera menyadarkan Ali namun Ali masih dalam pengaruh lem sehingga berhalusinasi.

Ali merasa ketakutan dan lari sehingga Mehmet berusaha untuk menyadarkan Ali namun tidak berhasil, dan justru membuat penyakit Mehmet malah kambuh yang membutanya sesak nafas.

Mehmet pun bercerita pada Gonzi bahwa anak-anak pengemis itu menyuruh Ali menghirup lem supaya bisa bertemu dengan ibunya sehingga Ali mau.

Keesokan harinya Mehmet berencana untuk mengantar Ali pulang tanpa memberitahu Ali.

Mehmet hanya mengajak Ali untuk memulung di sebuah daerah.

Sesampainya ke daerah itu, ternyata Ali mengenali lingkungan tersebut dan tahu jalan menuju rumahnya.

Tepat di depan rumahnya, Ali melihat seorang pria keluar dari rumah dan ternyata itu adalah Ayah tirinya.

Mehmet pun mencoba mengejar pria tersebut namun tidak berhasil menemukannya.

Namun ketika Mehmet kembali, dia menemukan Ali sudah berada di dalam karung dengan kondisi wajah yang lebam.

Melihat hal itu, Mehmet justru curiga dengan sekelompok pemulung yang berada di lokasi tidak jauh dari dirinya dan Ali berada.

Mehmet langsung menghampiri kelompok pemulung itu dan terjadilah perkelahian di antara mereka.

Meski Mehmet pandai dalam berkelahi, tapi karena pukulan tepat menyarang di pinggangnya, Mehmet pun langsung jatuh pingsan.

Singkat waktu, saat Mehmet sadar dia sudah berada di rumah sakit dan sedang melakukan cuci darah ditemani dengan Gonzi.

Mehmet juga dikabari Gonzi yang tidak menemukan Ali saat mereka membawa Mehmet ke rumah sakit.

Mehmet yang khawatir mendengar hal itu langsung mencabut selang darahnya ketika sebagian darahnya masih ada di mesin karena dia berniat pergi untuk mencari Ali.

Setelah kejadian itu, dengan ditemani Gonzi, Mehmet pergi ke gudang untuk mengambil uang tabungannya dan pergi mencari Ali.

Di waktu yang bersamaan, Paman Tahsin pun datang mencegah Mehmet untuk pergi.

Namun karena bersikeras ingin menyelamatkan Ali, Mehmet tetap memutuskan pergi dengan membawa mobil Tahsin.

Sesampainya di apartemen Ali, Mehmet langsung masuk.

Ternyata orang yang membukakan pintu tersebut seakan mengenali sosok Mehmet dan membiarkan Mehmet masuk mencari Ali.

Ketika Mehmet membuka sebuah kamar, ingatan-ingatannya tentang masa lalu pun tiba-tiba muncul ketika dia disiksa oleh ayah tirinya.

Ternyata Mehmet dan Ali adalah orang yang sama.

Orang di rumah itu adalah penghuni baru yang sudah tahu riwayat keluarganya Mehmet waktu kecil ditinggalkan ibunya di dalam karung pemulung.

Ternyata karena luka batinnya itu membuat Mehmet tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang imajinasi.

Sebenarnya kondisi Mehmet selama ini sudah dimaklumi oleh teman-temannya terutama Gonzi.

Mehmet kecil memang tumbuh normal, hingga sampai ketika dewasa sosok Ali pun sering hadir dalam hidupnya.

Gonzi dan teman-temannya yang lain selama ini membiarkan Mehmet karena menganggap itu bisa mengobati luka batin Mehmet karena dengan merawat Ali dalam khayalannya membuatnya lebih Bahagia.

Mehmet hanya ingin menyatukan diri kecilnya yang terlantar dengan ibunya.

Pada akhir film, Mehmet atau Ali meninggal di jalan tanpa bisa bertemu lagi dengan ibunya.

Film ini memang didedikasikan untuk para anak jalanan yang ditinggal oleh para orang tuanya.

Untuk lebih lengkapnya lagi silakan menonton langsung film Paper Lives di Netflix.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: YouTube Abay Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler