TERAS GORONTALO - Kejutan kembali tersaji di One Piece 1100 dalam sebuah bocoran tak resmi dikatakan bahwa Monkey D Garp bakal menghembuskan nafas terakhirnya ditangan Kurohige.
Hal tersebut bermula dari kecurigaan sang Yonko terhadap kekuatan es dari Aokiji yang terlihat janggal saat membuat kakek Luffy tersebut menjadi beku.
Meski belum terkonfirmasi secara resmi, namun DUKA MENDALAM sepertinya akan kembali dirasakan penggemar One Piece! Menurut spekulasi dan teori, dikatakan Monkey D Garp menghembuskan nafas terakhirnya.
Dikatakan pada One Piece 1100, serangan pedang es Aokiji yang membuat Garp menghilang ternyata disadari Kurohige saat jejak pembekuan yang janggal di sekitar Pulau Hachinosu.
Sesuai spoiler One Piece 1100 dari forum reddit, sejak awal Aokiji dan Garp melakukan pertarungan pura-pura.
Namun rencana guru dan murid tersebut ternyata terpantau oleh Jesus Burgess yang sejak dulu memang tidak mempercayaai Aokiji.
Burgess adalah satu-satunya orang yang tidak percaya dengan sikap Aokiji untuk bergabung dengan kru bajak laut Kurohige.
Kecuriaan tersebut sudah pernah dia sampaikan pada Kurohige, namun sang yonko yakin bahwa Aokiji sudah terlanjur kecewa terhadap Angkatan Laut.
Namun menurut bocoran singkat untuk manga One Piece 1100, semua "akting" Garp dan Aokiji pada akhirnya terungkap.
Sebelumnya, jauh pada chapter 1087 dan 1088 kita melihat kelanjutan dari pertempuran yang terjadi di pulau Hachinosu.
Garp mendadak menghilang setelah tubuhnya membeku karena serangan pedang es milik Aokiji.
Hal ini tentu menjadi titik balik setelah Garp dan SWORD terlihat akan menang telak.
Namun, sayangnya, kemudian situasi berubah menjelang akhir chapter.
Aokiji mulai kembali bangkit dan Avalo Pizzaro serta kru Kurohige lainnya mulai menyerang mereka secara sporadis.
Dan yang lebih mengundang perhatian adalah bagaimana Garp terluka parah dan diduga akan tewas.
Spoiler tak RESMI One Piece 1100: Lalu, seperti apa alur cerita di manga One Piece terkait nasib Garp?
Sebelumnya diperlihatkan sosok Aokiji di mana dia terlihat membuat pedang dari es.
Pedang es tersebut kemudian menembus tubuh Garp ketika dia dikelilingi oleh kru dari kelompok bajak laut Kurohige.
Di sisi lain, Garp sendiri mulai merasakan efek dari es tersebut di mana tubuhnya mulai membeku di mana hal ini mirip dengan apa yang terjadi dengan Saul di Ohara.
Kemudian, narasi dari ceritanya sendiri menyebutkan jika sosok pahlawan legendaris Garp menghilang di pulau Hachinosu dan nasibnya tidak diketahui.
Di akhir chapter 1088 ini diperlihatkan bagaimana pihak angkatan laut tiba di pulau Egghead.
KEDOK AOKIJI Terbongkar
Chapter 1100 sepertinya menjadi puncak untuk alur cerita pertempuran di pulau Hachinosu untuk sementara waktu.
Bagaimana momen Garp membeku oleh serangan dari Aokiji dan Koby yang menunjukan kemampuannya serta narasi yang ada, menjadi bukti kuat dari hal tersebut.
Pasca dari pertempuran epik di pulau Hachinosu ini kita kemungkinan akan kembali ke pertempuran epik di pulau Egghead.
Bagaimana kemudian Aokiji membuat Garp membeku seperti Saul di tengah kepungan para kru Blackbeard tentunya sangat menarik.
Karena seperti disebutkan di atas jika ini mirip dengan situasi yang terjadi kepada Jaguar D Saul beberapa tahun lalu di pulau Ohara.
Dan jika kemudian berkaca pada apa yang terjadi kepada Saul, kemungkinan besar sebenarnya nasib Garp akan mirip seperti Saul.
Apa maksudnya? Dia mungkin akan terlihat tewas untuk sekarang, setidaknya di mata para kru Blackbeard.
Namun, sebenarnya, bisa jadi pedang es yang dihujamkan ke tubuh Garp dan bagaimana membuat Garp membeku merupakan cara Aokiji untuk menyelamatkan mantan mentornya.
Aokiji tentunya tidak ingin melihat bagaimana mentornya tewas begitu saja di tangan musuh.
Di sisi lain, ini juga bisa diartikan cepat atau lambat es tersebut akan mencair dan ketika hal tersebut terjadi Garp pun akan selamat.
Kita nantikan saja kelanjutan ceritanya pada chapter yang akan datang!
Disclaimer: Sebagian artikel ini adalah teori dan untuk hiburan semata, tanpa ada maksud menambah, mengurangi atau mengubah isi cerita One Piece karangan Eiichiro Oda. ***