Jangan Remehkan, Ini 3 Alasan Utama Inferiority Complex Terjadi pada Seseorang, Kata Sherly Annavita Rahmi

- 23 April 2022, 07:25 WIB
Ilustrasi inferiority complex atau rasa diri rendah.
Ilustrasi inferiority complex atau rasa diri rendah. /Pixabay/

 

TERAS GORONTALO – Jika sering mengalami kesulitan menyampaikan pendapat atau merasa tidak berguna, kemungkinan besar Anda sedang mengalami inferiority complex.

Menurut milenial sukses Sherly Annavita Rahmi, hampir sebagian besar orang mungkin pernah mengalami yang namanya inferiority complex atau rasa rendah diri.

Bahkan menurut Sherly, Martin Ford seorang Profesor dari College of Education and Human Development George Mason University mengatakan, memiliki perasaan inferior dari waktu ke waktu adalah sifat alamiah manusia .

Namun kata Martin, yang terpenting justru adalah bukan tentang perasaan inferior itu, melainkan respon atau bagaimana kita menanggapi dan mengakhiri perasaan inferioritas itu.

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! Wajah Bersih dan Anti Flek Hitam Hanya dengan Bahan Alami Ini, Kata dr Zaidul Akbar

Nah berdasarkan riset tentang inferiority complex yang dilakukan Sherly, ada tiga hal utama yang ia ungkapkan.

Pertama what is inferiority complex, kedua kenapa inferiority Complex itu bisa terjadi, dan ketiga how to deal with that?

Lantas bagimana cara kita mengatasi inferiority complex tersebut? Berikut penjelasan inferiority complex dilansir dari kanal Youtube Sherly Annavita Rahmi.

1. What is Inferiority Complex

Dari riset yang dilakukan Sherly, ternyata istilah inferiority complex ini bukan sesuatu yang baru dalam dunia ilmu pengetahuan.

Istilah inferiority complex ternyata sudah ada sejak tahun 1907 yang diperkenalkan oleh seorang psikoanalis bernama Alfred Alderp.

Lantas apa yang dimaksud inferiority complex?

Menurut American Psychological Association Dictionary, inferiority complex didefinisikan sebagai perasaan gak mau dan tidak aman yang berasal dari kekurangan fisik maupun psikologis, baik itu benar-benar terjadi, maupun yang ada dalam bayangan kita.

Baca Juga: Santet Pemikat, Seberapa Lama Sihirnya Bertahan

Oleh karena itu, Sherly beranggapan bahwa inferiority complex itu tidak selalu berupa perasaan yang muncul secara alamiah, tapi bisa berupa perasaan yang kita ciptakan sendiri dalam bayangan atau dalam pikiran kita.

Definisi kedua dari Kentucky Counseling Center yang menyebutkan bahwa inferiority complex adalah perasaan yang menganggap bahwa kita ini lemah dan tidak mampu melakukan sesuatu.

Dari dua definisi tersebut kata Sherly, kita bisa menarik kesimpulan bahwa inferiority complex adalah perasaan alami atau buatan yang menganggap diri kita sebagai orang yang lemah, gak berdaya dan terlihat sebagai sosok kecil atau inferior.

Dengan kata lain kata Sherly, kita sering menyingkatnya sebagai perasaan rendah diri.

Lanjut Sherly, Alfred order mengungkapkan ada dua tipe inferiority complex, dimana yang pertama adalah primery inferiority dan  kedua adalah secondary inferiority.

Premier inferiority adalah perasaan inferior atau perasaan rendah diri yang biasanya tumbuh saat kita masih kecil.

Saat kita masih anak-anak tentu dengan berbagai penyebab, ada yang karena terlalu sering dibandingkan dengan anak-anak lainnya, terlalu sering dimarahi oleh orangtua, dan lingkungan sekitarnya dan sebagainya.

Sementara secondary inferiority adalah perasaan rendah diri yang terbawa ke usia dewasa sehingga kita merasa selalu berkecil hati, tidak merasa berharga, merasa tidak mampu bergaul secara sehat dengan lingkungan sosial, dan sejenisnya.

Artinya kata Sherly, kita semua mungkin punya pengalaman masa lalu saat kita kecil, baik itu dibanding-bandingkan dengan saudara kandung atau anak tetangga yang terterima di sekolah favorit, atau mereka yang duluan dapat kerja di perusahaan besar impian banyak orang dan lain-lain.

Baca Juga: Nama Bayi Perempuan Huruf W Lengkap dengan Artinya Bernuansa Islam Kekinian, Pasangan Suami Istri WAJIB TAHU!

Untuk ia menyarankan agar segera terbangun dari masa lalu atau batasan-batasan yang sengaja atau tidak sengaja terbangun di masa lalu.

Lantas kenapa inferiority complex itu bisa terjadi?

Setidaknya ada beberapa alasan utama yang bisa menimbulkan inferiority complex dalam diri kita ungkap Sherly.

Yaitu pengalaman masa lalu, dimana sebagian dari kita mungkin sama-sama sepakat bahwa apa yang pernah terjadi di masa lampau mempengaruhi diri kita hari ini dan siapa kita sekarang.

Hal inilah yang terjadi dalam inferiority complex, dimana pengalaman tidak mengenakkan seperti sering dibanding-bandingkan secara berlebihan sering mendapat bullying, mendapat perlakuan yang membuat kita merasa minder, dan sebagainya, bisa membuat kita mengidap inferiority complex.

Apalagi jika pengalaman ini terjadi di usia yang sangat muda, menurut psikologi Elina dalam bukunya, hal inilah dinilai akan memicu kita memiliki perasaan tidak berdaya, tidak berharga, dan tidak bersemangat sepanjang waktu.

Namun kata Sherly,ini bukan berarti kita harus menyalahkan orang lain, lingkungan atau siapapun yang ada di masa lalu kita.

Karena ternyata menurut Sherly, pengalaman seperti itu adalah sesuatu yang umum dirasakan sebagian besar umat manusia.

Lagi pula mau semarah apapun kita pada orang lain, tidak akan mengubah masa lalu.

Untuk dia kata dia, daripada kita bertanya mengapa masa lalu kita seperti itu, lebih baik kita fokus untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi inferiority complex yang kita miliki agar kita bisa terus bertumbuh dan agar kita bisa menjadi versi lebih baik menurut kemampuan kita bukan justifikasi negatif dari lingkungan.

Baca Juga: Ternyata, 5 Hewan Ini Paling Ampuh Penangkal Santet, Harus Dipelihara di Rumah

2. Kenapa Inferiority Complex bisa terjadi?

Hal ini terjadi karena rendahnya self esteem atau singkatnya adalah rendahnya tingkat penghargaa diri kita terhadap diri kita sendiri.

Seorang psikolog klinis bernama Army Flowers Cache mengatakan, membuat kita terbiasa memiliki harapan yang kecil dalam melakukan sesuatu kita jadi takut mengambil risiko, akhirnya kita kehilangan berbagai kesempatan emas yang ada di hadapan kita atau dengan kata lain kita merasa tidak percaya diri.

Untuk menargetkan mimpi tujuan cita-cita visi dan golongan hidup kita, ketidakmampuan kita untuk menghargai diri sendiri ini bisa membuat kita akhirnya meremehkan menganggap diri sendiri sebagai orang yang tidak berguna dan akhirnya kita merasa menjadi inferior atau merasa kecil low self esteem.

Lama kelamaan akan membuat kita cenderung fokus pada kekurangan kita. Padahal bukankah memiliki kekurangan adalah sesuatu yang biasa dan daripada merenungi kelemahan atau ketidak sempurnaan kita.

Mengapa kita tidak memilih untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih bermakna.

Sherly pun yakin bahwa kekurangan dan kelemahan itu ada bukan untuk menjatuhkan diri kita namun untuk menjadi media agar kita terus belajar dan bertumbuh kedepannya.

Sherly juga mengatakan, dalam hidup kita sudah pasti kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya lingkungan sosial.

Apalagi diri kita sendiri merupakan makhluk sosial yang selalu butuh berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Namun kata Sherly, kadang pemilihan lingkungan sosial yang tidak tepat bisa membuat kita terjebak didalamnya.

Sadar atau tidak terkadang ada standar sosial yang diterapkan di lingkungan itu ternyata bisa membuat kita mengalami inferiority complex.

Standar itu misalnya berupa bagaimana kita harus bertindak, bagaimana kita harus berpenampilan, dan sebagainya.

Namun di era yang serba modern seperti saat ini kata dia, standar yang tidak realistis itu tidak cuma ada di lingkungan sosial.

Adanya iklan di televisi,  di sosial media, publik figur, dan lain-lain, ternyata bisa menciptakan standar tertentu.

Misalnya standar bahwa cantik itu harus putih dan berambut lurus, standar sukses itu harus kaya, atau standar bahwa yang bisa sukses hanya yang merupakan lulusan perguruan tinggi terbaik. Untuk menjadi sukses punya banyak privilage tertentu dan seterusnya.

Narasi itu kata Sherly sebetulnya enggak salah, namun kurang tepat rasanya kalau sukses itu hanya hak bagi orang yang punya privilege internal.

3. How to deal with inferiority complex?

Berikut ini 5 tips dari Sherly Annvita Rahmi untuk mengatasi how to deal with inferiority complex

1. Self love

Inferiority complex terjadi salah satunya adalah karena rendahnya penghargaan terhadap diri kita sendiri.

Dan ini juga disebabkan oleh ketidakmampuan kita untuk mencintai diri kita sendiri atau bahasa kerennya adalah self love.

Kita semua itu butuh untuk self love. Penting banget dalam hidup kita apalagi sekarang ini untuk menghargai diri kita sendiri.

Tanpa self love tentu kita akan terus merasa rendah diri. Lebih parahnya lagi tidak bisa mencintai diri sendiri, bisa membuat kita nggak bisa merasakan kebahagiaan itu sendiri.

Belajar mencintai diri sendiri dengan cara-cara yang ringan dan sederhana. Anda bisa mulai dengan menerima diri, berbuat baik, dan merawat diri, hingga melakukan sesuatu yang baik yang bisa membuat kita merasa layak dan berharga.

2. Build The Confidence

Tumbuhkan rasa percaya diri. Tanpa rasa percaya diri kita akan terus merasa inferior merasa kecil, merasa enggak berharga, merasa tidak dianggap.

Untuk menumbuhkan kepercayaan diri salah satunya bisa memulainya dengan memberikan afirmasi positif pada diri kita sendiri, misalnya kita yang sebelumnya menganggap diri sendiri sebagai orang yang jelek, tidak berbakat, serba kekurangan, mulai memberikan afirmasi bahwa kita adalah orang yang cantik, bertalenta, punya banyak kelebihan, dan fokus pada kelebihan kita.

3. Stop Comparing to Others

Berhenti membandingkan diri sendiri. Paling sering menyebabkan seseorang mengalami inferiority Complex ia membandingkan diri dengan orang-orang sekitarnya.

Terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain ternyata tidak sehat buat diri kitas Salah satu dampaknya adalah inferiority complex.

Namun membandingkan diri sendiri bisa menjadi positif apabila hanya untuk memperoleh inspirasi atau motivasi untuk mengembakan diri.

4. Stop Working Westward Advance

Hampir semua orang pasti lebih senang dengar anggapan atau penilaian yang baik dari orang lain mengenai dirinya.

Akibatnya seringkali kita jadi terlalu fokus pada perkataan penilaian dan cara pikir orang lain terhadap diri kita.

Jika kita memilih untuk tidak mendengarkannya dan fokus pada diri kita sendiri proses bertumbuhnya kita kita akan bisa mengatasi perasaan rendah diri itu.

5. Melakukan sesuatu atau berkarya

Inferiority complex itu justru disebabkan karena kita tidak melakukan apapun atau kita tidak punya.

Oleh sebab itu disarankan untuk lebih mengasah diri dengan mulai bergabung dengan komunitas hal apa saja untuk mengembangkan bakat.

Kuncinya, terus belajar, terus mau bergerak, dan terus ambil bagian menuju kemajuan.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: YouTube Sherly Annavita Rahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah