Jasmerah! Jokowi Beri Gelar Pahlawan ke 5 Tokoh. Siapa Saja?

8 November 2022, 08:34 WIB
Jasmerah! Jokowi Beri Gelar Pahlawan ke 5 Tokoh. Siapa Saja? /

TERAS GORONTALO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada beberapa tokoh. 

Pemberian gelar Pahlawan Nasional ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan pada 10 November 2022 mendatang. 

Dilansir Teras Gorontalo dari Kanal Youtube Sekretariat Presiden pada 8 November 2022, Jokowi menyatakan bahwa gelar Pahlawan Nasional ini diberikan kepada tokoh yang berjasa besar bagi negara. 

Baca Juga: Inilah Jutsu Berbahaya Era Naruto dan Penggunanya Masih Hidup di Era Boruto

"Hari ini pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara," kata Jokowi. 

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemberian gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh yang terpilih berdasar dari usulan berbagai elemen masyarakat dan telah melalui proses seleksi. 

Penganugerahan tersebut juga didasari Keputusan Presiden Nomor 96 TK Tahun 2022 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, dan telah ditetapkan di Jakarta 3 November 2022 yang lalu. 

Baca Juga: Terbongkar Misteri Wajah di Dada Madara Si Hantu Uchiha di Naruto, Ada Hubungannya dengan Hashirama Senju?

Adapun ke 5 tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional yaitu :

1.KH. Ahmad Sanusi (Jawa Barat) 

KH Ahmad Sanusi merupakan satu-satunya anggota BPUPKI yang belum mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

KH Ahmad Sanusi adalah Anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan atau BPUPKI dari Jawa Barat. 

Salah satu sumbangsih perjuangan KH. Ahmad Sanusi yaitu menengahi golongan kanan dan golongan kiri dengan Ideologi Pancasila. 

Hal tersebut dilakukan KH. Ahmad Sanusi dengan pencoretan tujuh kata dalam Pancasila. 

2.Haji Salahuddin Bin Talabuddin (Maluku Utara) 

Haji Salahuddin Bin Talabuddin merupakan tokoh pejuang dari Halmahera Tengah. 

Beliaulah yang mempopulerkan slogan "Hidup Syarikat Islam, Hidup Republik Indonesia".

Salahudin dianggap ikut membangun republik ini menjadi negara yang inklusif berdasarkan asas pancasila. 

Baca Juga: TERBONGKAR! Ketahuan Bohong Lagi, Saksi Nakes Sebut Ferdy Sambo Tak Ikut PCR di Hari Brigadir J Ditembak

Dalam perjuangannya di Maluku Utara, Salahudin pernah dibuang ke Sawah Lunto pada tahun 1918-1923 dan juga dibuang ke Boven Digul pada tahun 1942.

3.dr. Raden Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat) Raden Rubini Natawisastra atau

Dokter Rubini adalah seorang dokter diK Kalimantan Barat. 

Dokter Rubini menjalankan misi kemanusiaan pada masa pendudukan jepang. 

Akibat misi kemanusiaan oleh dokter Rubini tersebut, dr. Rubini dijatuhi hukuman mati oleh pihak Jepang saat itu. 

4.KGPAA Paku Alam VIII (DIY) 

Salah satu sumbangsih perjuangan KGPAA Paku Alam VIII yaitu mengintegrasikan Kerajaan Paku Alam dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Paku Alam VIII memberikan pernyataan tersebut, sehari setelah proklamasi Republik Indonesia dilakukan. 

Hasil deklarasi oleh Paku Alam VIII tersebut, Yogyakarta jadi Ibu Kota kedua Indonesia saat Agresi Belanda 1946.

Sebelumnya dalam klaim proklamasi yang dibacakan Presiden Soekarno saat itu, ada dua wilayah yang tidak termasuk.

Keduanya yaitu Keratonan Yogyakarta dan Kerajaan Paku Alam.

Hal tersebut karena, dua kerajaan itu awalnya diberikan daerah otonomi khusus oleh Kerajaan Belanda.

5.Dr. dr. R.H. Soeharto Sastrosoeyoso (Jawa Tengah) 

Dr. dr. R.H. Soeharto Sastrosoeyoso bersama Presiden Soekarno berjuang untuk kemerdekaan lewat profesi dokter.  

Soeharto pun ikut serta terlibat dalam pembangunan Monumen Nasional ( Monas), Masjid Istiqlal, dan Rumah Sakit Jakarta.

Peran lainnya yaitu, dr. Soeharto menjadi salah seorang pendiri organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 24 Oktober 1950.

Pada bagian akhir, Jokowi berharap agar jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jasmerah). 

Sebab kata Jokowi, penganugerahan ini untuk menjaga nilai-nilai perjuangan para pahlawan demi Indonesia yang maju dan berlanjutan hingga generasi-generasi berikutnya. ***

 

 

Editor: Viko Karinda

Sumber: Sekretariat Negara

Tags

Terkini

Terpopuler