Jokowi : 80 Negara Tidak Mencapai Target Vaksinasi 40 Persen Populasi di Akhir Tahun 2021

- 27 November 2021, 21:45 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT ASEM secara virtual, Jumat 26 November 2021/ tangkap layar dari akun @presiden joko widodo
Foto: Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT ASEM secara virtual, Jumat 26 November 2021/ tangkap layar dari akun @presiden joko widodo /

 

TERAS GORONTALO – Presiden Joko Widodo (Jokowi), menghadiri Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat 26 November 2021.

Dalam kesempatan itu Jokowi mengambil kesempatan untuk mengajak para pemimpin negara Asia dan Eropa untuk bekerja sama menghadapi pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih belum usai.

Menurut Jokowi saat ini lebih dari 7,6 miliar dosis vaksin telah disuntikkan, namun, kesenjangan akses terhadap vaksin masih lebar.

"Sebanyak 64,99 persen populasi negara kaya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara di negara miskin baru 6,48 persen.’’kata Jokowi.

Baca Juga: Ramalan Horoscope Mingguan Untuk Semua Zodiak 29 November hingga 5 Desember 2021

Sebut Jokowi Target vaksinasi WHO sulit tercapai karena diperkirakan hampir 80 negara tidak mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di akhir tahun 2021.

“Pada saat yang sama, lebih dari 100 juta dosis vaksin di negara G7 tidak terpakai dan kadaluwarsa.”kata Presiden Jokowi dikutip Teras Gorontalo dari Antara.

Presiden Jokowi melanjutkan bahwa target vaksinasi WHO juga masih sulit dicapai. “Diperkirakan hampir 80 negara tidak mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di akhir tahun 2021.”ucap Jokowi.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini di 33 Wilayah Indonesia Minggu 28 November 2021, Diantaranya DKI Jakarta

"Dalam pertemuan ini saya mengajak kita semua mengubah situasi ini. Target vaksinasi WHO harus dicapai semua negara. Untuk itu, dose-sharing harus digalakkan, produksi vaksin dinaikkan, dan kapasitas penyerapan negara penerima vaksin ditingkatkan," kata Presiden Jokowi.

 Sementara itu, dalam jangka panjang Presiden Jokowi mengajak para pemimpin ASEM untuk terus memperkuat tata kelola dan arsitektur kesehatan global.  

Hal tersebut juga akan menjadi salah satu agenda utama dalam Presidensi Indonesia di G-20.

"Dalam kaitan ini, WHO harus diperkuat. Traktat pandemi harus didukung oleh semua negara dan mekanisme pendanaan kesehatan untuk negara berkembang perlu dibangun," ujar Presiden.

Sedangkan terkait percepatan pemulihan ekonomi, Presiden Jokowi menyampaikan dua hal utama yang memerlukan kerja sama erat para pemimpin ASEM, yaitu transisi energi dan transisi digital.

Transisi menuju energi baru terbarukan, lanjut Presiden, harus terus didorong, namun perlu diletakkan juga dalam konteks pencapaian SDGs.

"Investasi dan alih teknologi adalah kata kunci," kata Presiden Jokowi.

Selain itu, inklusivitas juga dinilai sangat penting agar celah kesejahteraan tidak makin melebar dan tidak ada yang tertinggal. Inklusivitas dapat dicapai jika akses digital ditingkatkan.

 "Digital ekonomi adalah masa depan ekonomi kita. Mari kita menjalin kerja sama agar kita dapat pulih bersama dan pulih lebih kuat," jelasnya.

 Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya.***

Editor: Viko Karinda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah