Dilarang Mendekat, Gunung Anak Krakatau Meletus, Semburkan Abu Vulkanik

- 2 Juli 2022, 12:14 WIB
Dilarang Mendekat, Gunung Anak Krakatau Meletus, Semburkan Abu Vulkanik
Dilarang Mendekat, Gunung Anak Krakatau Meletus, Semburkan Abu Vulkanik /MAGMA Indonesia/Tangkapan Layar

TERAS GORONTALO - Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada, Jumat 1 Juli 2022.

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu vulkanik sekitar 500 meter di atas puncak.

Tak hanya itu, sebelumnya semburan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau teramati kurang lebih 1.000 meter.

Sebagai informasi, Gunung Anak Krakatau terletak di perairan Selat Sunda, antara Provinsi Banten dan Lampung.

Sementara itu, dilansir TerasGorontalo.com dari PRFM News, semburan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut.

Baca Juga: Sosok Adam Deni Pegiat Media Sosial yang Punya Banyak Kontroversi, Terbaru Berseteru dengan Ahmad Sahroni

Erupsi Gunung Anak Krakatau kerap terjadi dan terekam seismograf dengan amplitude maksimum 42 mm dan durasi 77 detik.

Sebelumnya juga, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi Minggu, 24 April 2022.

Kolom abu yang teramati usai Gunung Anak Krakatau meletus tingginya mencapai 1.500 meter di atas puncak atau sekira 1.657 meter di atas permukaan laut.

Akibat letusan tersebut, status Gunung Anak Krakatau naik menjadi Level III (Siaga).

Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendekati gunung berapi tersebut dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif

Selain Gunung Anak Krakatau juga terjadi erupsi di Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Erupsi tersebut mengeluarkan abu yang cukup tebal dengan ketinggian kurang lebih 1.300 meter di atas puncak gunung.

Dikutip TerasGorontalo.com dari Pikiran-Rakyat.com, Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian mengatakan erupsi gunung di NTT itu terjadi pukul 16.29 WITA.

Mengenal lebih dekat Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau terletak di perairan Selat Sunda, antara Provinsi Banten dan Lampung.

Dikutip dari Wikipedia, Gunung Anak Krakatau merupakan tampilan pulau yang didominasi oleh gunung api yang masih selalu aktif.

Hampir setiap waktu, hanya dengan jeda beberapa bulan, gunung ini selalu meletus kecil dengan tipe "Stromboli", berupa letusan eksplosif yang memancarkan material baru ke udara, untuk membangun tubuhnya.

Aktivitas yang menunjukkan kemunculan pulau ini dimulai pada tahun 1927, di titik yang dulunya adalah laut dengan kedalaman 27 m dan sebelumnya pernah menjadi bagian daratan Pulau Rakata.

Sejak 1930 pulau ini tidak lagi tergerus air laut dan dengan demikian menjadi pulau termuda di Indonesia yang terbentuk melalui aktivitas vulkanik.

Dimulai sejak 29 Juni 2018, aktivitas vulkanik di pulau ini mulai meningkat kembali, sehingga statusnya meningkat menjadi level II (Waspada).

Semua aktivitas manusia dilarang pada radius 3 Km dari titik puncak.

Memasuki tahun 2019, tercatat aktivitas letusan yang meskipun masih tinggi, namun semakin melemah.

Pada 5 Januari 2019 pukul 11:11 WIB terjadi lagi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 m di atas puncak.

Setelah "beristirahat" selama sekitar satu bulan, Gunung Anak Krakatau kembali memperlihatkan aktivitasnya. Tercatat dua kali erupsi kecil pada dini hari tanggal 14 Februari dan siang hari 18 Februari 2019 dengan yang terakhir menghasilkan menara asap setinggi 500 m.

Baca Juga: Jadwal Malaysia Open 2022 Hari Ini: Semifinal Jonatan Christie Vs Viktor Axelsen Saksikan di Live Streaming

Terhitung sejak 25 Maret 2019, aras bahaya Gunung Anak Krakatau diturunkan ke aras 2 (waspada) karena aktivitas yang semakin menurun.

Namun demikian, pada tanggal 1 Mei dan beberapa hari berikutnya seismometer (yang telah dipasang kembali di pulau) mencatat aktivitas kegempaan vulkanik dari Gunung Anak Krakatau.

Setelah beberapa bulan tidak memperlihatkan gejala vulkanik tampak, mulai 22 Agustus 2019 PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik berupa semburan kolom abu dan asap teramati kembali, meskipun tidak terlalu besar Ini diikuti dengan erupsi pada tanggal 24 September 2019[20] yang diikuti letupan pada 25 dan 30 September 2019, 27 Oktober 2019 dan 31 Desember 2019.

Catatan aktivitas berlanjut pada tahun 2020 dengan laporan letusan kecil pada tanggal 7 Januari 2020 dan 7 Februari 2020.***

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: PRFM News Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah