Inilah Perbandingan Baterai Mobil Listrik LFP Vs Nikel yang Dibahas saat Debat Cawapres Gibran dan Cak Imin

- 23 Januari 2024, 09:07 WIB
Inilah Perbandingan Baterai Mobil Listrik LFP Vs Nikel yang Dibahas saat Debat Cawapres Gibran dan Cak Imin
Inilah Perbandingan Baterai Mobil Listrik LFP Vs Nikel yang Dibahas saat Debat Cawapres Gibran dan Cak Imin /kolase foto Antara/

TERAS GORONTALO - Saat debat Cawapres (Calon Wakil Presiden) 2024 kemarin menyisakan rasa penasaran bagi masyarakat. Dalam salah satu sesi tersebut sempat disebutkan cara kerja teknologi baterai kendaraan listrik.

Dari pantauan Teras Gorontalo, pembahasan tersebut terjadi saat cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka melayangkan pertanyaan kepada cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait teknologi pada mobil listrik.

Baca Juga: Perbandingan Harta Kekayaan Prabowo dan Gibran Rakabuming Pasangan Pilpres 2024, Siapa Paling Kaya?

Menurut Gibran, tim sukses (timses) pasangan calon (paslon) nomor urut satu Anies Baswedan-Cak Imin selalu menggaungkan teknologi baterai LFP (lithium ferro-phosphate).

Padahal, menurut Gibran, Indonesia memiliki cadangan nikel terbanyak di dunia sehingga perlu dipromosikan bahan baku nikel untuk baterai kendaraan listrik.

"Gus Muhaimin, Paslon nomor 1 dan tim suksesnya ini sering menggaungkan LFP, lithium ferro-phosphate, saya nggak tahu ini pasangan nomor 1 ini anti nikel atau gimana, mohon dijelaskan," saat segmen tanya jawab antarcawapres dalam debat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 21 Januari 2024.

Nikel yang banyak dimiliki alam Indonesia menjadi material utama pada baterai lithium-ion jenis nikel kobalt mangan (nickel cobalt manganese/NCM). Mobil listrik dunia pun banyak menggunakan nikel untuk baterainya. Salah satunya Tesla.

"Ini agak aneh ya, yang sering ngomongin LFP timsesnya tapi cawapresnya nggak paham LFP itu apa. Kan aneh. Sering bicara LFP, LFP, lithium ferro-phosphate, Tesla nggak pakai nikel, ini kan kebohongan publik mohon maaf. Tesla itu pakai nikel, Pak. Dan kita sekarang, kita itu Indonesia adalah negara yang punya cadangan nikel terbesar di dunia. Ini kekuatan kita, ini bargaining kita. Jangan malah membahas LFP. Itu sama saja mempromosikan produknya China, Pak," serang Gibran kepada Cak Imin.

Namun, kini beberapa produsen mobil listrik sudah banyak yang menggunakan baterai LFP. Bahkan, Tesla pun telah memanfaatkan baterai LFP untuk beberapa kendaraan listrik buatannya seperti Tesla Model 3 dan Tesla Model Y.

Dikutip dari Aichelin, ada beberapa plus-minus antara baterai LFP dengan baterai NCM. Berikut detailnya yang Teras Gorontalo rangkum untuk anda:

1. Keselamatan dan Stabilitas Termal

Baterai LFP dinilai memiliki keamanan dan stabilitas termal yang lebih baik karena struktur kimia LiFePO4 yang kuat.

Bahan ini tidak terlalu rentan terhadap pelepasan panas dan pembakaran, menjadikannya pilihan tepat untuk aplikasi yang mengutamakan keselamatan.

Sedangkan baterai NCM, meskipun secara umum sudah aman, tidak stabil secara termal seperti baterai LFP. Sistem manajemen termal yang tepat sangat penting untuk mencegah panas berlebih dan memastikan keselamatan.

2. Masa Pakai

Baterai LFP menawarkan masa pakai yang jauh lebih lama. Baterai LFP idel untuk aplikasi yang mengutamakan daya tahan dan umur panjang.

Baterai NMC, meskipun tidak tahan lama seperti baterai LFP, tetap memberikan masa pakai yang baik dan cocok untuk aplikasi seperti kendaraan listrik dan elektronik konsumen.

3. Kepadatan Energi

Dalam hal ini memang baterai nikel atau NCM lebih unggul. Baterai NCM memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan desain yang ringkas dan ringan pada kendaraan listrik.

Ini merupakan keuntungan yang signifikan ketika keterbatasan ruang dan berat menjadi perhatian.

Baterai LFP, meski tidak terlalu padat energi, mengimbanginya dengan keamanan dan siklus hidup yang panjang, menjadikannya lebih disukai dalam aplikasi spesifik di mana kepadatan energi bukan prioritas utama.

4. Dampak Lingkungan

Baterai LFP dinilai lebih ramah lingkungan karena bahan bakunya tidak beracun dan mudah didapat.

LFP tidak bergantung pada kobalt, yang mempunyai masalah etika dan lingkungan terkait dengan penambangannya.

Baterai NCM, khususnya yang mengandung kobalt, menghadapi tantangan lingkungan dan etika.

Namun, penelitian yang sedang berlangsung difokuskan pada pengembangan varian NCM bebas kobalt untuk mengatasi masalah ini.

5. Biaya

Baterai LFP umumnya lebih hemat biaya dalam hal biaya per siklus, sehingga menarik untuk aplikasi yang mengutamakan efisiensi biaya jangka panjang.

Baterai NMC, dengan kepadatan energi yang lebih tinggi, cenderung lebih mahal. Namun, kinerja dan ukurannya yang ringkas menjadikannya hemat biaya dalam aplikasi yang mengutamakan keterbatasan ruang dan berat.

Nah seperti itulah perbandingan baterai untuk kendaraan listrik yang sempat jadi topik bahasan saat debat cawapres antara Gibran dan Cak Imin. ***

Baca Juga: Total Harta Kekayaan Gibran Rakabuming, Cawapres Termuda di Pilpres 2024

Editor: Siti Nurjanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x