Network
TERAS GORONTALO - Juara kelas ringan UFC, Islam Makhachev, telah mengumumkan bahwa dia siap untuk kembali ke octagon dan mengincar Dustin Poirier sebagai lawan berikutnya.
Sebagai mana yang di Teras Gorontalo dari MMA Junkie, Makhachev berharap untuk mempertahankan gelar kelas ringan 155 ponnya pada bulan Maret, namun tidak ada lawan yang tersedia pada waktu itu.
Makhachev, yang saat ini memiliki rekor 25-1 MMA dan 14-1 UFC, mengungkapkan bahwa dia telah berlatih setiap hari dan siap untuk kembali bertarung.
Baca Juga: Petarung Muslim Islam Makachev Targetkan Juara di UFC Kelas Welter! Sebab tak Terkesan dengan...
Meski sempat mengalami cedera ringan, Makhachev menegaskan bahwa dia akan siap bertarung pada bulan Maret.
Namun, UFC tidak memiliki lawan yang tersedia pada waktu itu.
Situasi berubah ketika Poirier (30-8 MMA, 22-7 UFC) meraih kemenangan KO brutal atas Benoit Saint Denis di UFC 299.
Kemenangan ini membuat Makhachev dan timnya berpikir bahwa Poirier bisa menjadi lawan yang ideal untuk pertarungan berikutnya, idealnya di UFC 302, yang dijadwalkan pada 1 Juni.
Makhachev mengakui bahwa Poirier mungkin tidak berhak untuk memperebutkan gelar, namun dia tidak memiliki banyak pilihan.
"Saya ingin bertarung. Saya ingin bertarung tiga kali tahun ini. Saya harus memanggil seseorang, dan Poirier bebas sekarang," kata Makhachev.
Baca Juga: Pantas Khabib Nurmagomedov Tidak Terkalahkan, Namun Setelah Pensiun di UFC Dia Dianggap...
Makhachev juga menambahkan bahwa meski ada beberapa petarung lain yang mungkin berhak untuk memperebutkan gelar, namun waktu seringkali menjadi faktor penentu.
Dia tidak yakin ada petarung lain yang akan siap dalam waktu kurang dari dua bulan untuk pertarungan pada 1 Juni, sehingga Poirier menjadi pilihan yang menonjol.
Makhachev menantikan tanggapan dari UFC mengenai permintaannya untuk bertarung melawan Poirier.
Dia yakin bahwa pertarungan ini tidak akan mudah, namun dia optimis bisa meraih kemenangan.
"Saya akan menjatuhkannya, dia akan mencoba guillotine, dan saya akan mengambil punggungnya dan mencekiknya," kata Makhachev.***
