TERAS GORONTALO - Kasus kematian anggota Polisi Brigadir J yang tewas setelah aksi baku tembak.
Pihak keluarga mempertanyakan luka tubuh Brigadir J dari unggahan foto dan video dari sang bibi yakni Rohani Simanjuntak.
Hal itu semakin membuat pihak keluarga dari brigadir J merasakan kejanggalan kematian yang dikarenakan penembakan.
Rohani Simanjuntak keluarga dari brigadir J mengunggah foto hingga video dari sang keponakan.
Baca Juga: Ketua RT Sebut Usai Penembakan Brigadir J CCTV di Kediaman Irjen Pol Ferdy Diganti
Dalam sebuah video terlihat luka-luka di tubuh Yoshua setelah jasadnya diantar ke rumah.
Menurut Rohani, terdapat beberapa luka di wajah, kaki, tangan kiri, dan jari-jari, yakni jari ada dua yang patah, serta ada luka di jari kelingking.
Dari Pemeriksaan di seluruh tubuh Brifadir J, Keluarga pun menemukan empat luka tembak, luka sayatan di bagian wajah, luka benda tajam, dan lebam di perut Brigadir Yosua.
Dilansir dari Antara, ada sejumlah kejanggalan lain seperti izin penggunaan senjata oleh anggota yang masih berstatus tamtama serta bukti video CCTV yang rusak.
Tidak hanya itu, Mahfud MD sebagai Menko Polhukam,dalam unggahan Instagramnya pun menyatakan adanya kejanggalan dari tewasnya Brigadir J.
"Kasus itu memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul pada penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud
Sebelumnya, Peristiwa penembakan antara onggota Polri terjadi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga No. 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.
Baca Juga: Kapolri Diminta Nonaktifkan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo Terkait Tewasnya Brigadir J
Penembakan terjadi antara Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadie J), ajudan drive caraka (ADV) istri Kadiv Propam Polri, dengan Bharada E, ADV Kadiv Propam Polri. Kejadian tersebut mengakibatkan Brigjen Nopryansah tewas tertembak dengan tujuh lubang peluru di tubuhnya.
Adapun peristiwa itu dilatarbelakangi oleh pelecehan dan penodongan pistol yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri Putri Ferdy Sambo.