TERAS GORONTALO – Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, yang tradisi pemakaman di desa itu berbeda dengan proses pemakaman lainnya.
Pemakaman di Desa Trunyan, mayat dibiarkan di atas tanah, namun tidak mengeluarkan bau busuk pada mayat itu.
Bahkan, tradisi di Desa Trunyan tersebut mampu memikat para wisatawan untuk melihat keunikan mayat dibiarkan di atas tanah.
Dilansir TerasGorontalo.com dari kanal YouTube Pen History berjudul Legenda Desa Trunyan Bali- Cerita Gambar - Cerita Bergambar, mengulas tentang sejarah Desa Trunyan terbentuk.
Lantas seperti apa sejarah di desa tersebut, berikut ulasannya :
Baca Juga: Benarkah Orang Jawa Miliki Darah India Keturunan Aji Saka
Desa Trunyan Lahir dari Pengembara Empat Putera Raja Surakarta
Asal mula Desa Trunyan dan dua desa lainnya, yakni Desa Kedisan dan Desa Panggung, berkaitan dengan pengembaraan empat orang Putera Raja Surakarta ke Pulau Bali.
Kisahnya dalam cerita legenda asal mula Desa Trunyan, Raja Solo yang bertahta di Kerajaan Surakarta, mempunyai empat orang anak, laki-laki dan seorang anak perempuan yang paling bungsu.