Tradisi ini tidak hanya menjadi kegiatan keagamaan umat Katolik di Larantuka saja.
Tapi juga menjadi kegiatan budaya dan pariwisata Nusa Tenggara Timur dan kerap dihadiri oleh berbagai wisatawan Katolik dari berbagai kota lainnya di Indonesia bahkan dari negara-negara lain.
Tradisi Semana Santa sudah ada sejak kurang lebih 500 tahun lalu.
Tepatnya sejak Portugis masuk Indonesia dan membawa agama Katolik beserta warisan tradisinya.
Pengaruh Portugis memang sangat kuat bagi keagamaan umat Katolik di Larantuka.
Bahkan hingga kini beberapa bagian dari tradisi Semana Santa, seperti doa dan nyanyian masih menggunakan Bahasa Portugis Kuno.
Semana Santa memiliki serangkaian ritual dimulai dari Minggu Palma, Rabu Trewa atau Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.
Pada Kamis Putih akan dimandikan dan dikenakan pakaian berwarna hitam tanda berkabung.