Beda dengan Tangmo Nida, Siti Latifah Herawati Diah Sosok Wanita Indonesia di Google Doodle 3 April 2022

- 3 April 2022, 15:39 WIB
Google Doodle Tampilkan Sosok Siti Latifah Herawati Diah Jurnalis yang Pernah Bertemu Mahatma Gandhi
Google Doodle Tampilkan Sosok Siti Latifah Herawati Diah Jurnalis yang Pernah Bertemu Mahatma Gandhi /Kominfo.go.id

TERAS GORONTALO - Di tengah kasus kemajuan kasus Tangmo Nida, Siti Latifah Herawati Diah muncul di Google Doodle 3 April 2022.

Lantas siapakah Siti Latifah Herawati Diah sosok di Google Doodle 3 April 2022 ?

Siti Latifah Herawati Diah ternyata wanita asal Indonesia yang genap usia ke-105 tahun pada Minggu, 3 April 2022.

Siti Latifah Herawati Diah wanita berlatar belakang jurnalis yang lahir 3 April 1917 di Tanjung Pandan.

Baca Juga: Profil Lengkap Herawati Diah, Sosok Perempuan yang Muncul di Google Doodle Hari Ini 3 April 2022

Siti Latifah Herawati Diah jurnalis terkemuka di Indonesia, beliau salah satu pendiri The Indonesian Observer pada tahun 1955.

Dilansir dari Pikiran Rakyat.com, Siti Latifah belajar jurnalisme di Barnard College New York, pada tahun 1942 setelah lulus kembali ke Indonesia tidak lama sebelum revolusi nasional Indonesia berlangsung.

Dan menjadi reporter untuk Newswire United Press International (UPI).

Ibu Diah, biasa disapa berbagai kalangan menyebut dirinya, termasuk salah seorang pekerja di jawatan radio Jepang (Hoso Kyoku) di bawah penguasaan militer penjajahan Negeri Sakura itu.

Baca Juga: Berapakah Jumlah Rakaat Dalam Sholat Tarawih? Simak Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Hoso Kyoku menjadi cikal bakal Radio Republik Indonesia (RRI) pada 11 September 1945. Ia bertugas di program berbahasa Inggris untuk keperluan propagandanya penguasa Jepang (Dai Nippon).

Siti Latifah menikah dengan seorang jurnalis bernama Burhanuddin Mohammad "BM" yang merupakan Menteri Penerangan Indonesia pada tahun 1968.

Herawati Diah merupakan wartawati penerjemah teks Proklamasi Kemerdekaan RI.

Saat menyebarkan terjemahan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, Hera banyak mendapatkan bantuan dari sang suami dan teman sejawat pers, terutama Adam Malik (1917--1984) yang ikut mendirikan dan memimpin Kantor Berita Antara.

Baca Juga: Ditangkap dalam Kasus Tangmo Nida, Inilah Bukti Keterlibatan Sand Menurut Kepolisian Thailand

Dengan koneksi diplomatiknya untuk melindungi monumen budaya Indonesia, Siti memimpin upaya untuk mendeklarasikan komplek Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia UNESCO.

Selain seorang jurnalis, Herawati juga seorang advokat yang kuat untuk hak-hak perempuan. Dia mendirikan beberapa organisasi perempuan, termasuk Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan, yang memobilisasi perempuan Indonesia untuk memilih.

Pada tahun 1978, Herawati menerima penghargaan Bintang Mahaputra pada 1978, meninggal dunia pada usia 99 tahun.

Sebelum meninggal, Siti Latifah Herawati Diah beberapa kali menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Sebelum meninggal dunia Jumat pagi pukul 04.15 WIB karena sakit paru-paru dan penyempitan pembuluh darah pada kaki kiri.

"Akhirnya orang rumah sakit bilang 'ya sudah dituntun saja', kemudian saya tuntun (baca kalimat syahadat). Paginya, hampir pas adzan subuh ibu jalan," ujar Nurman tentang kepergian ibunya.

Jenazahnya dimakamkan setelah shalat Jumat di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, berdampingan dengan kubur sang suami, Burhanuddin Muhammad Diah (1917-1996).

Karya seni yang dibuat Google hari ini merayakan warisan Herawati dan jalan yang dia buka untuk perempuan di Indonesia.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah