Menurut Para Ahli, Ternyata Putus Cinta Punya Efek Samping Bagi Tubuh. 2024 Stop Galau Deh...

- 8 Januari 2024, 16:00 WIB
Menurut Para Ahli, Ternyata Putus Cinta Punya Efek Samping Bagi Tubuh. 2024 Stop Galau Deh...
Menurut Para Ahli, Ternyata Putus Cinta Punya Efek Samping Bagi Tubuh. 2024 Stop Galau Deh... /Gambar: tangkapan layar dari situs Pexels by RDNE Stock project/

TERAS GORONTALO - Putus cinta merupakan suatu peristiwa yang sangat menyakitkan bagi kita.

Hal ini, banyak di alami oleh wanita dan pria yang gagal dalam hubungan asmara.

Namun disislain, putus cinta ternyata dapat memicu luapan emosi negatif yang juga dapat terasa menyakitkan secara fisik.

Sebagaimana yang dikutip Teras Gorontalo dari situs Antara, bahwa emosi negatif ini ternyata dipengaruhi oleh hormon yakni peningkatan hormon stres kortisol, adrenalin dan noradrenalin, serta penurunan hormon bahagia serotonin dan oksitosin dalam tubuh.

Baca Juga: Kenali, Inilah 5 Tanda Pria Sangat Cinta Kepada Wanita, Apakah Pasangan Kamu Memiliki Karakter Ini

Salah pakar kesehatan asal Inggris yakni Dr Deborah Lee juga mengatakan putus cinta  memiliki efek tertentu.

"Ketika putus cinta, kadar oksitosin dan dopamin turun, sementara pada saat yang sama ada peningkatan kadar salah satu hormon yang bertanggung jawab atas stres yakni kortisol," kata Dr Deborah Lee.

Tingkat kortisol yang meningkat dapat memiliki dampak negatif yang cukup signifikan pada tubuh kita. 

Tak hanya itu, dalam kondisi putus cinta, tekanan darah bisa naik, berat badan bisa bertambah, dan jerawat pun bisa muncul di area tertentu.

Baca Juga: Tertipu Aplikasi Perjodohan Online, Wanita Asal Jawa Timur Gagal Nikah dan Rugi Puluhan Juta

Dan selain itu, tingkat kecemasan juga bisa meningkat secara cepat.

Efek lainnya yaitu, penolakan sosial seperti putus cinta juga dapat memicu rasa sakit emosional yang sangat kuat. 

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2011 dalam jurnal Biological Scinces , putus cinta dapat memicu area otak yang terkait dengan rasa sakit fisik juga terstimulasi dalam situasi seperti ini. 

Seorang psikolog klinis bernama Eric Ryden juga menjelaskan bahwa efek neurobiologis dari patah hati atau putus cinta, bisa begitu kuat, sehingga bisa menyebabkan rasa sakit yang sama seperti rasa sakit fisik.

Baca Juga: Tidak Perlu Cantik, Berikut 7 Tipe Wajah Wanita yang Disukai Pria

Gejala seperti nyeri dada, serangan panik, dan perasaan terpukul adalah bukti kuat dari situasi putus cinta yang sedang kita alami.

"Patah hati tampaknya melibatkan beberapa mekanisme saraf yang sama dengan rasa sakit fisik," tutur dia.

Menurut penelitian dari Mayo Clinic Neurology Board, Saat mengalami keadan patah hati, sistem saraf dalam tubuh kita akan menjadi kacau balau.

Sistem saraf simpatik yang bertanggung jawab untuk merespons perlawanan tubuh, seperti meningkatkan detak jantung dan pernapasan, serta sistem saraf parasimpatis yang mengatur tubuh saat istirahat, menjadi berproses atau aktif secara bersamaan. 

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Cara Atasi Gumpalan Darah saat Datang Bulan

Lee juga mengatakan, Hormon yang dilepaskan saat kita patah hati, dapat membuat otak dan jantung kita menjadi bingung karena menerima pesan yang bertentangan.

"Hal ini bisa mengakibatkan gangguan pada aktivitas listrik jantung, dengan variabilitas detak jantung yang lebih rendah," ungkap Lee.

Dalam situasi patah hati, tubuh kita akan merasa bingung dan sulit mengatur emosi, yang rasanya seperti berada dalam permainan roller coaster emosional yang tak tertahan dan terduga.

Selain itu, orang yang mengalami variabilitas detak jantung yang sangat rendah, seringkali menunjukkan gejala seperti depresi, kurang tidur, kecemasan, dan tentunya kelelahan

Baca Juga: 3 Hal Sering Dilakukan Para Jomblo Untuk Luluhkan Hati Wanita, Dijamin Bukan Hal Gaib

Menurut makalah tahun 2019 dalam Frontiers in Psychiatry, dalam makalah itu mengungkapkan bahwa variabilitas detak jantung sendiri, dapat digunakan untuk menilai keadaan kesehatan pada pasien depresi.

Itulah beberapa efek samping yang akan di alami tubuh kita ketika sedang merasakan patah hati menurut buku, para peneliti, dan para psikolog.***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah