Kenali Penyebab dan Tanda-tanda Turun Cuaca Esktrem Hujan Es Seperti di Surabaya, Simak Penjelasan BMKG

- 24 Februari 2022, 09:10 WIB
 Penyebab fenomena hujan es menurut BMKG, lakukan tindakan ini agar terhindar dari bahaya.
Penyebab fenomena hujan es menurut BMKG, lakukan tindakan ini agar terhindar dari bahaya. /PEXELS/Andrei

TERAS GORONTALO- Masyarakat Indonesia wajib mengetahui penyebab dan tanda-tanda fenomena hujan es akan turun, seperti di Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Pasalnya, beberapa hari terakhir ini warganet dihebohkan dengan postingan cuaca ekstrem atau fenomena hujan es yang jatuh dari atas langit Surabaya itu. 

Cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es ini juga adalah peristiwa yang sangat langkah terjadi di Indonesia. 

Hujan es itu tidak hanya terjadi di Surabaya. Ternyata, cuaca ekstrem hujan es itu juga terjadi di langit Lampung dan Bekasi.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Ditahan KPK?

Terinformasi, bahkan potensi kejadian atau peristiwa hujan es masih akan terjadi hingga Maret-April mendatang.

Berikut penjelasan BMKG soal tanda-tanda cuaca ekstrem hujan es terjadi.

Dikutip Teras Gorontalo dalam akun resmi BMKG. Penyabab cuaca ekstrem hujan es disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 26 Wilayah Indonesia 26-28 Februari 2022

BMKG menjelaskan, fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan, serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.

Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.

Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.

Baca Juga: Kasus Dugaan Suap Bupati Langkat Terus Bergulir, KPK Memanggil 2 Saksi Kunci

Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es

Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

Lewat akun Twitter resmi, BMKG mengingat potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang.

Baca Juga: Rusli Habibie: Dukungan Masyarakat Sangat Penting untuk Progres Pembangunan Bendungan Bulango

"BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut, serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin dan pohon tumbang, dll," tulis BMKG lewat Twitter InfoBMKG.***

Editor: Viko Karinda

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah