Daftar Konglomerat Thailand Yang Jadi Tersangka di Kasus Tangmo Nida, Salah Satunya Punya Bisnis Berlian!

1 Mei 2022, 09:00 WIB
Kasus kematian Tangmo Nida juga menyeret tiga konglomerat sebagai tersangka. Ketiganya bahkan punya usaha penjualan berlian /Thairath.co.th/

TERAS GORONTALO -- Kasus kematian Tangmo Nida ternyata menyeret sejumlah konglomerat di Thailand.

Kurang lebih ada tiga konglomerat di Thailand yang sudah berstatus tersangka, ketiganya adalah Por, Sand, dan Robert. 

Dikutip dari Tnews.co.th, Mereka adalah orang-orang kaya yang diketahui menghabiskan waktu bersama Tangmo Nida sebelum ditemukan tewas. 

Baca Juga: Waduh! Ada Gambar Yang Salah Dalam Konferensi Pers Kasus Tangmo Nida

Mereka resmi ditetapkan sebagai tersangka setelah kepolisian Thailand menilai jika mereka melakukan kelalaian yang mengakibatkan Tangmo Nida tewas. 

Baik Sand, Por, dan Robert juga sudah menjalani pemeriksaan dari kepolisian Thailand. 

Ada beragam jawaban yang diberikan ketiganya saat menjalani pemeriksaan.

Baca Juga: Cinta Bird Kepada Tangmo Nida Palsu? Mengaku Kekasih Tapi Tak Pernah Tampil Membela

Bahkan mereka bertiga juga diwajibkan membayar uang jaminan seharga 200 ribu baht, atau setara Rp 100 juta. 

Uang 200 ribu baht memang tak ada apa-apanya bagi mereka bertiga yang berstatus konglomerat.

Berikut ketiga sosok konglomerat Thailand yang ditetapkan tersangka pada kasus kematian Tangmo Nida : 

1. Sand 

Sand memiliki nama yakni San Wisapat Manomairat. 

Ia lahir pada 11 September 1987, dan saat ini berusia 37 tahun. 

Sejak akhir Februari 2022, Sand menjadi incaran para wartawan di Thailand. 

Baca Juga: Ambiguitas Polisi! Akui Tampilkan Bukan Gambar Luka Tangmo Nida, Namun Tegaskan Itu Tak Mempengaruhi Kasus

Pasalnya, Sand adalah satu dari lima orang yang mengetahui kebenaran tentang kematian Tangmo Nida. 

Selain itu, Sand juga diketahui terlahir sebagai seorang pria dan berstatus Lady Boy. 

Meski begitu, kalau dilihat sekilas Sand sama sekali tak terlihat sebagai seorang lady boy. 

Sand adalah seorang lulusan Papakura High School New Zealand. 

Baca Juga: Kementrian Kehakiman Thailand Turun Tangan Terkait Hasil Penyelidikan Kasus Tangmo Nida yang Diduga tak Beres

Ia kemudian melanjutkan studinya ke Srinakarinwirot University Bangkok.

Dirinya juga diketahui sebagai orang yang sangat suka dengan binatang. 

Bahkan, Sand sering memposting hewan piaraannya di rumah, dengan harga yang mencapai puluhan juta. 

Akan tetapi, semenjak kematian Tangmo Nida, dirinya memilih untuk memprivate akun Instagram dan facebook miliknya.

Sand juga dikenal sebagai orang dengan latar belakang kaya raya di Thailand. 

Bahkan rumahnya yang ada di Thonburi Thailand, sering sekali dijadikan lokasi syuting. 

Sand pun memiliki bisnis tas branded, wanita yang hobi berkuda ini juga hidup bergelimang harta. 

Kolega terbanyak Sand adalah pejabat dan artis di Thailand. 

Keluarga Sand juga dikenal dengan pengusaha bisnis berlian paling terkenal di Thailand. 

Bahkan di Thailand sudah bukan rahasia lagi, jika orang yang memiliki nama Manomairat adalah sultan disana. 

Dalam kasus kematian Tangmo Nida, Sand juga memberikan keterangan bahwa Tangmo Nida sempat memegang kakinya sebelum jatuh ke sungai. 

Namun belakangan, diketahui keterangan Sand adalah bohong dan dirinya pun ditetapkan sebagai tersangka. 

2. Robert 

Menurut informasi dari Pha Mey Channel, Robert Paiboon Trikanjananan, adalah CEO dan pendiri perusahaan teknologi Orisma Technology.

Robert dianggap sebagai pemimpin dalam pemasaran online dan penyedia layanan komunikasi online yang komprehensif.

Robert juga orang dibalik sistem pemasaran online yang penting bagi perusahaan besar di banyak negara.

Ia sering melakukan pertemuan dengan orang-orang besar di Thailand.

Bahkan, Robert juga diketahui memiliki mobil sport serta vila mewah di Thailand. 

Pada tanggal 26 Februari, setelah 2 hari kematian Tangmo, Robert dan Por ditangkap polisi dengan cepat karena 3 kejahatan.

Yakni izin penggunaan perahu telah habis, menyimpang dari wilayah sungai yang ditentukan dalam izin, dan perbuatan lalai yang menyebabkan kematian orang lain.

Robert mengaku bahwa dia adalah pilot kapal yang ditakdirkan untuk menyebabkan kematian Tangmo Nida. 

Usai ditangkap polisi, Robert kemudian ditetapkannya sebagai tersangka dalam kasus Tangmo Nida.

3. Por 

Por mempunyai nama lengkap yakni Hisopho Tanuphat Lartthaweewit. 

Por lahir pada 27 Mei 1983 disalah satu kota di Thailand. 

Por diketahui adalah jebolan fakultas Hukum di Universitas Pundit Dhurakij. 

Sejak kuliah, Por mudah sudah bekerja di dealer mobil dan motor besar. 

Ditahun 2001, gaji Por baru mencapai 3000 baht perbulannya, atau bila dirupiahkan menjadi Rp 3.800.000. 

Tak puas sampai disitu, Por lalu membuka usahanya sendiri diusianya ke 20 tahun. 

Ia memulai usahanya dengan membuka stand penjualan mobil bekas, yang diberi nama Infinity Cars. 

Diusia ke 26 tahun, Por memfokuskan usahanya di penjualan mobil sport. 

Selain pengusaha, Por juga diketahui adalah mantan seorang pebalap. 

Dirinya pernah menjadi juara dalam tiga turnamen di Thailand. 

Bahkan, baru-baru ini Por ditunjuk sebagai authorized dealer resmi Jeep di Thailand. 

Tahun 2017, Por pernah sesumbar ke awak media baha dirinya mampu menjual mobil dengan angka 500 juta baht pertahun.

Por juga mengimpor 600 unit mobil, dengan nilai minimum 1.200.000 baht. 

Por juga diketahui adalah direktur dan pemilik saham serta pemegang 8 perusahaan meliputi mobil mewah TNP. 

Dibalik kesuksesannya, Por kemudian ditetapkan sebagai tersangka karena lalai dalam mengendarai speedboat yang membuat Tangmo Nida tewas. 

Saat ini Por dan Robert sedang menjalani ritualitas keagamaan sambil melakukan wajib lapor. 

Kasus kematian Tangmo Nida memang ramai diperbincangkan tak hanya di Thailand saja, tapi seluruh dunia.

Tangmo Nida memiliki nama asli Nida Patcharaveerapong, lahir pada 18 September 1984 di Bangkok.

Ia merupakan lulusan College of Social Innovation Rangsit University.

Dia pun memulai kariernya di dunia hiburan sejak tahun 1998, ketika usianya menginjak 15 tahun.

Saat itu, Tangmo Nida bertemu dengan seorang pencari bakat saat sedang berbelanja di sebuah pusat perbelajaan.

Tangmo Nida kemudian mengikuti tawaran istimewa, lalu menjalani tes di depan kamera serta menjadi model iklan.

Selama 24 tahun berkarier, aktris berusia 37 tahun ini telah membintangi kurang lebih 38 judul drama Thailand atau lakorn.

Selain itu, Tangmo Nida juga sudah pernah muncul di empat judul film, dan tujuh acara televisi.

Tangmo Nida juga telah memenangkan sejumlah penghargaan lokal di Thailand.

Tangmo Nida menaiki speedboat di Chao Phraya pada Kamis 24 Februari 2022, bersama manajer, Gatick Idsarin dan sahabatnya, Sand Wisapat Manomairat, Job Nitas Kiratisoothisathorn serta seorang perempuan lain.

Menurut pengakuan para tersangka, Tangmo Nida terjatuh ke sungai sekitar pukul 22.40 waktu setempat saat sedang buang air kecil dibagian belakang speedboat.

Saat itu, Tangmo Nida memegangi kaki Sand.

Namun, Sand mengaku sedang melihat layar ponsel ketika sahabatnya terjatuh ke sungai.

Sedangkan Gatick mengaku sedang melihat pemandangan kala itu.

Ia menyebut Tangmo Nida tak mau memakai pelampung keselamatan, karena ingin berfoto dengan bodysuit.

Setelah jatuh, kelima tersangka mengaku berusaha mencari Tangmo Nida, namun tidak ditemukan.

Mereka melapor kepada polisi dan petugas penyelamat 24 jam setelah kejadian.

Proses pencarian oleh pihak berwajib dimulai pada Jumat 25 Februari 2022.

Jenazah Tangmo Nida baru ditemukan mengapung didekat Jembatan Rama VII, di provinsi Nonthaburi pada Sabtu 26 Februari 2022.

Atas kejadian ini, Por Tanupat Lerttaweewit, pemilik speedboat, dan Robert Phaiboon Trikanjananun, pengemudi speedboad, dituntut dengan dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian.

Ibunda Tangmo Nida, Panida Sirayutthayothin, menduga bahwa kematian putrinya bukan murni kecelakaan, tetapi ada unsur kesengajaan.

Panida meminta pihak yang terlibat harus diselidiki.

Ia juga mencurigai bahwa Tangmo Nida dan penumpang kapal lainnya yang sedang bertengkar, merujuk pada salah satu foto Tangmo Nida yang tampak tidak bahagia saat duduk sendirian di belakang kapal.

Menurutnya alasan Tangmo Nida buang air kecil adalah alasan yang tidak masuk akal.

Tangmo Nida merupakan seorang pesohor yang tidak mungkin akan buang air kecil di tempat yang sangat terbuka.

Kakak Tangmo Nida, Dayos Detjob yang ikut menemukan jenazah Tangmo Nida juga mengaku menyerahkan penyelidikan kasus tersebut kepada polisi.

Gatick dan Sand yang dimintai keterangan memberikan pengakuan yang berbeda, keduanya semakin disorot atas kematian Tangmo Nida.

Pengakuan tentang Tangmo yang jatuh karena ingin kencing pun ditolak oleh ahli forensik, sebab jenazahnya mengenakan bodysuit.

Pada Minggu 27 Februari 2022, Gatick dan Sand muncul dalam jumpa pers dan menjawab sejumlah pertanyaan.

"Jika temanku tewas, aku juga akan kehilangan mata pencaharian, kalian harus mengerti," jawaban Gatick sang manajer dianggap tak simpatik.

Ia juga mengaku tak mengabari keluarga Tangmo Nida setelah kejadian karena merasa tak ada gunanya.

Sebelum Tangmo Nida ditemukan, Gatick memutuskan pulang duluan menggunakan mobil Tangmo dan memilih menunggu di rumah mendiang yang ditumpanginya bersama anaknya selama ini.

Sama halnya dengan Gatick, Sand juga tidak mengikuti proses pencarian.

Ia berpikir kalau Tangmo Nida akan menemukan perahu lain yang lewat dan minta diantar ke tepi.****

Editor: Viko Karinda

Sumber: Tnews.co.th

Tags

Terkini

Terpopuler