Praktek Kotor Kasus Tangmo Nida Tercium, Ini Sosok Polisi yang Jadi Pengantar Upeti Pada 4 Jenderal

20 Mei 2022, 08:30 WIB
Praktek Kotor Kasus Tangmo Nida Tercium, Ini Sosok Polisi yang Jadi Pengantar Upeti Pada 4 Jenderal /Tnews.co/

TERAS GORONTALO – Kasus kematian artis Thailand yakni Tangmo Nida, seakan tak lepas dari praktek kotor berupa suap.

Bahkan praktek kotor ini melibatkan para jenderal polisi di Thailand dan salah satu tersangka dalam kasus Tangmo Nida.

Pihak polisi yang harusnya menjadi penegak hukum dalam kasus Tangmo Nida, malahan terlibat praktek kotor dengan angka uang yang mencapai milyaran rupiah.

Baca Juga: Tersangka Por Terbukti Sogok 4 Jenderal Polisi, Kasus Tangmo Nida Sengaja Digeser Jadi Kecelakaan

Tak hanya itu, uang dari hasil praktek kotor di kasus Tangmo Nida ini, ditransfer kepada salah satu perwira polisi Thailand yakni Kolonel Pol Ying.

Sosok Kolonel Pol Ying adalah orang yang memegang rekening tempat uang hasil praktek kotor kasus Tangmo Nida dikirimkan.

Dikutip dari Tnews.co.th, jika Mr Genius akhirnya membongkar siapa orang yang menjadi pengantar upeti dalam kasus Tangmo Nida.

Baca Juga: Lidah Gatick Kaku Akibat Obat Tidur, Mengaku Sering Diganggu Arwah Tangmo Nida

Orang tersebut ternyata adalah Kolonel Pol Ying, yang sebelumnya diketahui juga mencuri jenazah Tangmo Nida.

Mr Genius menemukan kalau rekening dari Kolonel Pol Ying membengkak hingga Rp 6 miliar rupiah.

Yang lebih mencurigakan lagi, rekening Kolonel Pol Ying naik secara drastis di dua hari sebelum polisi mengumumkan penyebab kematian Tangmo Nida.

Baca Juga: Pengakuan Terbaru Mantan Ahli Bedah, Benarkah Ada 26 Luka di Tubuh Tangmo Nida?

Usai konfrensi pers dilaksanakan, Mr Genius menemukan anomali dari rekening sang polisi.

Dimana usai konfrensi pers dilakukan, tepat dimalam hari itu juga, diketahui rekening Kolonel Pol Ying kosong.

Inilah yang membuat Mr Genius yakin jika Kolonel Pol Ying adalah sosok yang menjadi pengantar upeti bagi empat jenderal polisi yang menangani kasus Tangmo Nida.

Dugaan ini kemudian dipublikasikan ke awak media Thailand dengan bukti obrolan antara Por dan empat jenderal polisi Thailand.

Dalam obrolan tersebut keempat jenderal polisi terungkap bilang jenderal polisi Thailand menerima uang senilai Rp 1,5 milyar untuk mengamankan kasus Tangmo Nida.

Angka Rp 6 Milyar bagi Por yang adalah konglomerat di Thailand sebenarnya belum sebesar.

Angka ini juga sepada karena Por hanya didakwa lalai dalam kasus Tangmo Nida.

Dakwaan kelalaian ini sukses membuat Por tak ditahan.

Tak hanya itu, Por juga diketahui belum lama ini menikmati konser jazz bersama sang istri.

Tanpa peduli dengan statusnya sebagai seorang tersangka dalam kematian Tangmo Nida.

Kasus kematian Tangmo Nida memang ramai diperbincangkan tak hanya di Thailand saja, tapi seluruh dunia.

Tangmo Nida memiliki nama asli Nida Patcharaveerapong, lahir pada 18 September 1984 di Bangkok.

Ia merupakan lulusan College of Social Innovation Rangsit University.

Dia pun memulai kariernya di dunia hiburan sejak tahun 1998, ketika usianya menginjak 15 tahun.

Saat itu, Tangmo Nida bertemu dengan seorang pencari bakat saat sedang berbelanja di sebuah pusat perbelajaan.

Tangmo Nida kemudian mengikuti tawaran istimewa, lalu menjalani tes di depan kamera serta menjadi model iklan.

Selama 24 tahun berkarier, aktris berusia 37 tahun ini telah membintangi kurang lebih 38 judul drama Thailand atau lakorn.

Selain itu, Tangmo Nida juga sudah pernah muncul di empat judul film, dan tujuh acara televisi.

Tangmo Nida juga telah memenangkan sejumlah penghargaan lokal di Thailand.

Tangmo Nida menaiki speedboat di Chao Phraya pada Kamis 24 Februari 2022, bersama manajer, Gatick Idsarin dan sahabatnya, Sand Wisapat Manomairat, Job Nitas Kiratisoothisathorn serta seorang perempuan lain.

Menurut pengakuan para tersangka, Tangmo Nida terjatuh ke sungai sekitar pukul 22.40 waktu setempat saat sedang buang air kecil dibagian belakang speedboat.

Saat itu, Tangmo Nida memegangi kaki Sand.

Namun, Sand mengaku sedang melihat layar ponsel ketika sahabatnya terjatuh ke sungai.

Sedangkan Gatick mengaku sedang melihat pemandangan kala itu.

Ia menyebut Tangmo Nida tak mau memakai pelampung keselamatan, karena ingin berfoto dengan bodysuit.

Setelah jatuh, kelima tersangka mengaku berusaha mencari Tangmo Nida, namun tidak ditemukan.

Mereka melapor kepada polisi dan petugas penyelamat 24 jam setelah kejadian.

Proses pencarian oleh pihak berwajib dimulai pada Jumat 25 Februari 2022.

Jenazah Tangmo Nida baru ditemukan mengapung didekat Jembatan Rama VII, di provinsi Nonthaburi pada Sabtu 26 Februari 2022.

Atas kejadian ini, Por Tanupat Lerttaweewit, pemilik speedboat, dan Robert Phaiboon Trikanjananun, pengemudi speedboad, dituntut dengan dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian.

Ibunda Tangmo Nida, Panida Sirayutthayothin, menduga bahwa kematian putrinya bukan murni kecelakaan, tetapi ada unsur kesengajaan.

Panida meminta pihak yang terlibat harus diselidiki.

Ia juga mencurigai bahwa Tangmo Nida dan penumpang kapal lainnya yang sedang bertengkar, merujuk pada salah satu foto Tangmo Nida yang tampak tidak bahagia saat duduk sendirian di belakang kapal.

Menurutnya alasan Tangmo Nida buang air kecil adalah alasan yang tidak masuk akal.

Tangmo Nida merupakan seorang pesohor yang tidak mungkin akan buang air kecil di tempat yang sangat terbuka.

Kakak Tangmo Nida, Dayos Detjob yang ikut menemukan jenazah Tangmo Nida juga mengaku menyerahkan penyelidikan kasus tersebut kepada polisi.

Gatick dan Sand yang dimintai keterangan memberikan pengakuan yang berbeda, keduanya semakin disorot atas kematian Tangmo Nida.

Pengakuan tentang Tangmo yang jatuh karena ingin kencing pun ditolak oleh ahli forensik, sebab jenazahnya mengenakan bodysuit.

Pada Minggu 27 Februari 2022, Gatick dan Sand muncul dalam jumpa pers dan menjawab sejumlah pertanyaan.

"Jika temanku tewas, aku juga akan kehilangan mata pencaharian, kalian harus mengerti," jawaban Gatick sang manajer dianggap tak simpatik.

Ia juga mengaku tak mengabari keluarga Tangmo Nida setelah kejadian karena merasa tak ada gunanya.

Sebelum Tangmo Nida ditemukan, Gatick memutuskan pulang duluan menggunakan mobil Tangmo dan memilih menunggu di rumah mendiang yang ditumpanginya bersama anaknya selama ini.

Sama halnya dengan Gatick, Sand juga tidak mengikuti proses pencarian.

Ia berpikir kalau Tangmo Nida akan menemukan perahu lain yang lewat dan minta diantar ke tepi.***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: Tnews.co.th

Tags

Terkini

Terpopuler