TERAS GORONTALO - Kematian Tangmo Nida membuat banyak orang meminta keadilan termasuk sang ibu Panida.
Kini, Ibu Panida bergabung dengan Mr Genius setelah Pengacara Decha mengundurkan diri dalam menangani kasus Tangmo Nida.
Ibu Panida juga tampaknya menyesal serta meminta keadilan untuk sang putri mendiang Tangmo Nida.
Dilansir TerasGorontalo.com dari YouTube Anjas di Thailand, hingga saat ini kasus kematian Tangmo Nida masih menjadi perdebatan banyak orang di Thailand dan negara lainnya.
Baca Juga: Bukti Baru Dalam Ponsel Tangmo Nida, Bang Jack Beberkan Fakta Tak Terduga
Saat ini, adalah hal yang menyebabkan ke heboh akan di tengah masyarakat.
Yakni, terkait mundurnya Pengacara Decha sebagai pengacara dari ibu Panida.
Dan bekerjasamanya Panida dengan Mr Genius.
Sebelumnya, banyak sekali penyampaian buruk yang diutarakan oleh Pengacara Decha kepada Mr Genius.
Mulai dari hanya ingin tenar, mencari uang, dan lain sebagainya.
Dalam konferensi pers bersama Mr Genius dan MP Tae Mongkolkit, Ibu Panida tampak meneteskan air mata, dan terlihat beberapa kali mengusap mata yang sembab.
Dalam kesempatan tersebut ibu Panida meminta keadilan untuk sang anak yakni mendiang Tangmo Nida.
Ibu Panida juga menambahkan sudah lama ingin bercerita dengan dokter Pornthip dan Mr Genius, namun dilarang oleh Pengacara Decha.
Anjas menganalisa dari beberapa jejak digital sebelumnya, ibu Panida merupakan orang yang ngotot jika kematian Tangmo Nida merupakan murni kecelakaan.
Tidak hanya itu, Ibu Panida juga sempat menghebohkan banyak orang dengan mengirimkan ponsel iPhone Pro Max milik sang anak kepada Bang Jack dan kemudian foto-foto di dalam Ponsel tersebut disebar.
Selain itu, Bang Jack juga mengklaim sudah berhasil memulihkan setidaknya 6000 gambar atau foto dari ponsel Tangmo Nida.
Setelah mengundurkan diri, Pengacara Decha memberikan penyampaian di stasiun Tv dan media cetak di Thailand.
"Ada foto-foto berbahaya dari 30 selebritis dan businessman, yang sudah saya lihat, hati-hati saja,” ungkapnya.
Hal tersebut tentu mendapat kritikan dari para publik figur dan mengatakan bagaimana bisa seorang pengacara melakukan atau memberi ancaman orang-orang tertentu dengan dalih membela serta kepentingan pribadi.***