TERAS GORONTALO - Kedekatan istri Ferdy Sambo Putri Chandrawati dan Brigadir J masih terus diperbincangkan.
Sebab, sebuah foto beredar Putri Candrawathi sedang memegang tangan Brigadir J saat melakukan foto selfie.
Kini insiden polisi tembak polisi yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo hingga menewaskan Brigadir J itu masih terus diselidiki pihak kepolisian.
Bahkan kasus kematian Brigadir J ini diduga karena ada motif asmara, antara Rita Yuliana, Brigadir J, Ferdy Sambo, dan Putri Candrawathi.
Isu kuat yang memberitakan antara Ferdy Sambo dan Rita Yuliana kini telah ramai diperbincangkan setelah kasus kematian Brigadir J.
Namun isu hangat kedekatan Brigadir J dan Putri Candrawathi juga kian marak diperbincangkan pasca tewasnya sang ajudan di rumah Ferdy Sambo.
Lantas seperti apa kedekatan Putri Candrawathi dengan Brigadir J?
Berikut ini ceritanya dilansir Teras Gorontalo dari Channel YouTube Teknologi Populer, Senin 15 Agustus 2022 yang berjudul, "TERSENYUM MANIS PEGANG TANGAN BRIGADIR J! Isu Hubungan Asmara Putri Candrawathi dan Brigadir J".
Diketahui, beberapa waktu lalu sebuah foto Putri Candrawathi dan Brigadir J beredar luas di media sosial, foto tersebut pun berhasil menggaungkan opini-opini dari masyarakat.
Namun foto yang beredar tersebut, sepertinya tak pantas untuk dijadikan bukti yang kuat untuk menduga adanya kedekatan Putri Candrawathi dan Brigadir J.
Sebab dalam foto tersebut, tak hanya Brigadir J foto bersama Putri Candrawathi, namun ada juga ajudan Ferdy Sambo lainnya.
Mereka (ajudan) tampak tersenyum lebar kala foto bersama Putri Candrawathi sambil menghadap kamera handphone yang dipegang Brigadir J.
Brigadir J dan 2 ajudan Ferdy Sambo dalam foto itu terlihat mengenakan seragam lengkap kepolisian, sedangkan Putri Candrawathi mengenakan seragam khas ibu Bhayangkari.
Diduga foto Putri Candrawathi gandeng tangan Brigadir J itu diambil di sebuah studio foto.
Hal itu terlihat dari baground yang terpasang di belakang mereka.
Pada keterangan awal pihak kepolisian, Karo Penmas Divisi Hukum Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan sempat mengatakan bahwa Brigadir J memasuki kamar Putri Candrawathi.
Baca Juga: Isu LGBT Mencuat, Menanti Babak Baru Kasus Pembunuhan Brigadir J Di Rumah Ferdy Sambo
Ramadhan mengatakan Brigadir J berusaha melecehkan Putri Candrawathi dengan todongan senjata.
Hal itu pun membuat Putri Candrawathi berteriak dan mengundang keinginan Bharada E yang berada di lantai 2 rumah dinas Ferdy Sambo.
Setelah kepergok ingin melakukan hal buruk kepada Putri Candrawathi, emosi Ferdy Sambo pun kian meluap.
Brigadir J sontak diseret untuk keluar dari kamar Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.
Tak hanya diseret, Brigadir J juga sempat dihajar dan di amuk hingga menimbulkan memar dan juga luka sayatan.
Namun keterangan terbaru disampaikan kuasa hukum Bharada E yakni Deolipa Yumara.
Menurut pengakuan Bharada E, yang disampaikan Deolipa itu, Bharada Eliezer mengatakan bawah ia tak mendengar atau tidak tahu jika Putri Candrawathi berteriak minta tolong karena dilecehkan oleh Brigadir J.
Ditengah kasus polisi tembak polisi yang ramai diperbincangkan ini pun, nama AKP Rita Yuliana juga ikut terseret.
Rita Yuliana diduga sebagai selingkuhan dari Irjen Ferdy Sambo, bahkan isu tentang nikah sirih pun tak jarang ramai diperbincangkan di medsos.
Istri Irjen Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi pun mencurigai suaminya yang jarang pulang ke rumah.
Karena kecurigaan dari Putri Candrawathi tersebut, ia mulai meminta bantuan kepada Brigadir J untuk menyelidiki suaminya itu.
Dan Brigadir J pun menunaikan perintah atasannya untuk menyelidiki Ferdy Sambo.
Dan Brigadir J berhasil mendapatkan jawaban dari kecurigaan Putri Candrawathi terhadap Ferdy Sambo.
Ia pun membongkar perselingkuhan Ferdy Sambo kepada Putri Candrawathi.
Mengetahui bahwa Brigadir J membongkar rahasianya, Irjen Ferdy Sambo pun disulut amarah.
Dan akhirnya terjadilah insiden polisi tembak polisi di rumah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih khusus tentang kasus ini, stigma tentang polisi tembak polisi ini berhasil dipatahkan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membantah adanya insiden baku tembak atau polisi tembak polisi di rumah dinas Ferdy Sambo.
Melainkan hal itu hanya insiden penembakan terhadap Brigadir J hingga tewas.
Dimana penembakan tersebut adalah penembakan yang dilakukan Bharada E kepada Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.
Atas insiden polisi tembak polisi tersebut empat orang kini ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Irjen Ferdy Sambo.
Sejak dilakukan penyidikan oleh Timsus Polri, fakta mengenai laporan baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E itu tak benar.
Semua peristiwa baku tembak tersebut hanya direkayasa dan tak demikian seperti laporan awal kasus tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.
Polri kini membuka tabir sebenarnya hal apa yang membuat Brigadir J kehilangan nyawa.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Selasa 9 Agustus 2022 baru-baru ini mengumumkan Irjen Pol. Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, bersama ajudan dan asisten rumah tangganya, yakni Bharada E, Bripka RR dan Kuat atau KM (asisten rumah tangga/sopir).
Keempat tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup, atau selama-lamanya 20 tahun.***