Akhirnya Terungkap! Perintah Ferdy Sambo Pada Jenderal Hendra Kurniawan dan Benny Ali Dalam Kasus Brigadir J

30 Agustus 2022, 14:15 WIB
Akhirnya Terungkap! Perintah Ferdy Sambo Pada Jenderal Hendra Kurniawan dan Benny Ali Dalam Kasus Brigadir J /Tangkap layar YouTube @UNCLE WIRA

TERAS GORONTALO - Jenderal Hendra Kurniawan dan Jenderal Benny Ali diduga terseret dalam kasus pembunuhan Brigadir J, di rumah dinas Ferdy Sambo.

Dari awal kasus pembunuhan Brigadir J, itu diintervensi oleh Ferdy Sambo.

Diketahui, bahwa Ferdy Sambo sebagai dalang dan otak pembunuhan ajudannya sendiri.

Hingga kini, motif pembunuhan Brigadir J, yang sebenarnya belum diketahui.

Lantas publik bertanya perintah apa yang diberikan oleh Ferdy Sambo kedapa dua Jenderal yaitu Hendra Kurniawan dan Benny Ali?

Baca Juga: Tim Kuasa Hukum Brigadir J 'Gigit Jari' Lantaran Tak Diizinkan Masuk Saat Rekonstruksi

Dari awal Ferdy Sambo telah merancang skenario atau alibi pembunuhan Brigadir J.

Disadur dari YouTube UNCLE WIRA Ferdy Sambo sejak awal mengintervensi kasus pembunuhan Brigadir J.

Diantaranya soal pemeriksaan saksi diawal penanganan saksi tersebut.

Akhirnya, terungkap bagaimana perintah Ferdy Sambo menutupi kejadian pembunuhan sebenarnya yang ia lakukan do rumah dinasnya, Jumat 8 Juli lalu.

Tim investigasi secara eksklusif mendapatkan cerita dari para saksi dan Ferdy Sambo dalam sidang Kode Etik Profesi Polri (KEPP), Kamis 25-26 Agustus, dini hari.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Putri Candrawathi Diperintah Ferdy Sambo Dilecehkan Brigadir J di Duren Tiga

Keesokan hari sesudah pembunuhan Brigadir J, tepatnya sekitar pukul 7.30 WIB, Ferdy Sambo menghubungi eks Karo Paminal Jenderal Hendra Kurniawan.

“Ferdy Sambo mengatur lokasi pemeriksaan saksi-saksi yang akan dilakukan oleh penyidik Polres Metro Jakarta Selatan," ujar suara pria dalam video YouTube UNCLE WIRA, Senin 29 Agustus.

Lanjutnya, Ferdy Sambo saat itu meminta pemeriksaan saksi dilakukan di Kantor Biro Paminal.

“Alasannya, agar tidak diketahui banyak orang. Biar tidak gaduh, karena ini menyangkut Putri Candrawathi istri Sambo masalah pelecehan," kata Sambo kepada Hendra Kurniawan.

Jenderal Hendra Kurniawan itu mengaku melaksanakan perintah itu sesuai permintaan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Profil Lengkap Om Kuat, Tersangka Yang Diduga Selingkuh dengan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Tertipu?

Dia lalu melaporkan hasil pemeriksaan tersebut, kepada Sambo di rumah dinasnya, Kompleks Polri Duren Tiga.

Hendra Kurniawan saat itu hadir di rumah dinas Ferdy Sambo.

“Hari itu, untuk melihat pra rekonstruksi, yang bakal dilaksanakan oleh penyidik Polres Metro Jaksel," ungkapnya.

Meski begitu, dalam keterangan berikutnya bahwa penyidik Polres Metro Jaksel tidak pernah lalukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi itu di kantor Biro Paminal.

“Sebab ketika tiba di kantor Biro Paminal, ternyata para saksi itu langsung diminta menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP)."

“Kemudian di rumah Ferdy Sambo, para penyidik hanya diminta menyadur Berita Acara Pemeriksaan (BAP), yang telah dibuat anak buah Jenderal Hendra Kurniawan," katanya.

Jadi, tak ada pemeriksaan ulang terhadap para saksi dalam pra rekonstruksi tersebut.

Penyidik Polres Metro Jaksel tersebut tidak bisa berbuat banyak.

“Mereka dilarang bertanya lebih detail terhadap para saksi."

“Sebab, pada malam sebelumnya Karo Provos Jenderal Benny Ali memerintahkan Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi, supaya penyidikan hanya fokus di TKP," terangnya.

Ferdy Sambo juga melarang bertanya peristiwa sebelumnya di Magelang.

Setelah pra rekonstruksi selesai, Ferdy Sambo meminta Jenderal Hendra Kurniawan dan Benny Ali agar Bharada E, Brigadir RR, dan Om Kuat Ma'ruf, tidak lagi dibawa ke Provos.

Hendra Kurniawan, sempat menolak permintaan itu, tapi Ferdy Sambo bersikeras.

“Sambo beralasan istrinya Putri Candrawathi sudah kangen mereka, karena telah menyelamatkan nyawanya dari Brigadir J," tuturnya.

“Putri Candrawathi disebut Sambo mau berterima kasih kepada mereka. Jenderal Hendra Kurniawan dan Benny Ali akhirnya luluh dan menuruti perintah Ferdy Sambo," tambahnya.

Selanjutnya, sekitar pukul 15.30, sore harinya Ferdy Sambo beri perintah AKBP Arif Rahman untuk menulis kronologi kejadian pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Ferdy Sambo meminta kronologi itu ditulis tangan di kertas HVS, sesuai dengan skenario yang telah dirancang.

“Kronologi yang dikertas itu kemudian diserahkan kepada Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Ridwan pada hari yang sama," paparnya.

Kepada Ridwan, Arif menyampaikan pesan Ferdy Sambo agar membuat pertanyaan-pertanyaan BAP, sesuai dengan jawaban yang ada dalam HVS.

Dalam kesaksiannya, di sidang kode etik Ferdy Sambo, Ridwan sampai berdebat dengan Arif terkait laporan itu.

“Namun, lantaran tau itu perintah dari Ferdy Sambo Ridwan juga luluh," sebutnya.

Ridwan lantas memanggil Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi untuk menjelaskan permintaan Ferdy Sambo.

Budhi Herdi mengatakan dia tiba di ruangan Ridwan sekitar pukul 22.00 WIB.

“Saat itu Budhi melihat Ridwan sedang membuat konsep laporan BAP untuk istri Ferdy Sambo," tuturnya.

Budhi sempat menanyai Ridwan apakah dia sudah memeriksa Putri Candrawathi.

Namun, Ridwan mengaku sudah mendapatkan kronologinya dari Arif dan Kompol Yusuf.

“Lalu saya ngobrol dengan Arif Yusuf, di ruang Kasat Reskrim," urainya.

Kami diperintah untuk membuat LP model B.***

Editor: Abdul Imran Aslaw

Sumber: YouTube UNCLE WIRA

Tags

Terkini

Terpopuler