Ferdy Sambo Sebut Putri Candrawathi Diperkosa dan Dibanting Brigadir J, Agi Betha: Mungkinkah?

6 September 2022, 10:30 WIB
Berita acara pemeriksaan atau BAP para tersangka pembunuhan Yosua Hutabarat atau Brigadir J bocor ke publik /Pikiran Rakyat/

 

TERAS GORONTALO - Ferdy Sambo daam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) menyebut bahwa Putri Candrawathi diperkosa dan dibanting Brigadir J.

Bahkan, Ferdy Sambo juga menyebut bahwa Brigadir J memasuk kamar secara paksa hingga terjadinya insiden pemerkosaan terhadap Putri Candrawathi.

Sebagaimana diketahui, kini Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi merupakan dua di antara lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Berita acara pemeriksaan atau BAP para tersangka pembunuhan Yosua Hutabarat atau Brigadir J bocor ke publik.

Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah BAP Ferdy Sambo sebagai dalang pembunuhan berencana Brigadir J.

Dalam BAP tersebut Ferdy Sambo mengaku emosi karena mendapat laporan dari istrinya mengenai pemerkosaan yang dilakukan Brigadir J pada Putri Candrawathi di Magelang.

"Istri saya menelepon sambil menangis dan ketakutan, menyampaikan bahwa Yosua telah melakukan hal kurang ajar masuk paksa ke dalam kamar istri saya," tulis BAP dikutip dari Youtube Off The Record FNN pada Senin, 5 September 2022.

Ferdy Sambo menyampaikan bahwa istrinya, Putri Candrawathi ketakutan karena Josua memiliki senjata dan memilik tubuh yang lebih besar dibanding ajudan lain.

"Istri saya meminta agar tidak menelepon siapa-siapa, dan menyampaikan kepada saya akan disampaikan cerita yang sebenarnya pada saat tiba di Jakarta," tulis BAP Ferdy Sambo.

"Istri saya menceritakan peristiwa di Magelang. Saat istri saya istirahat, Brigadir Yosua masuk ke kamar, membuka pakasa kunci kamar dan melakukan pelecehan dan pemerkosaan," tulis BAP Ferdy Sambo.

"Istri saya melawan dan Brigadir Yosua membanting istri saya sampai lantai kamar," sebutnya.

"Kemudian istri saya tergeletak di pintu kamar mandi dan minta tolong kepada sdr Susi dan Sdr Kuat," cerita dari BAP-nya.

Menanggapi pernyataan yang tertulis di BAP tersebut, akademisi yang juga wartawan senior Agi Betha mempertanyakan kebenaran pengakuan Ferdy Sambo.

"Kalau dilihat postur ibu Putri, mungkin bukan wanita yang kecil seperti tak berdaya," komentarnya.

Agi Betha membandingkan fisik Putri Candrawathi saat datang ke Mako Brimob, masih terlihat subur, besar.

Selain itu Agi Betha juga melihat apabila benar terjadi pemerkosaan bahkan dibanting, tentu akan ada hasil visum, seperti tubuh memar dan sebagainya.

Tak hanya itu, Putri Candrawathi sebagai seorang yang berpengetahuan, apabila benar mengalami pemerkosaan biasanya menyimpan barang bukti, seperti seprei, celana dalam baju yang dipakai saat terjadi pemerkosaan tersebut.

"Bu Putri punya pengetahuan lebih, sebagai dokter gigi, tentu akan menyimpan barang bukti seperti seprei, celana dalam, baju baju. Karen di situ mungkin ada bekas keringat dan sebagainya sebagai barang bukti," pungkasnya, dikutip Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat.

"Orang yang tidak berpengetahuan tinggi aja akan melakukan itu," herannya.

Ia juga menilai apabila satu-satunya alat bukti hanya berdasarkan pengakuan, dan pengakuan dilakukan orang yang terbukti telah berbohong sebelumnya tentu tak memiliki kekuatan hukum.

"Tetapi menjadi persoalan ketika hal itu disampaikan juga oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan," pungkasnya.

Alasan Merdeka Sirait Tegas Tolak Usulan Putri Candrawathi Dibuatkan Tempat Khusus: Mengada-ngada

Akhirnya, Merdeka Sirait beber alasan tolak tegas usulan Putri Candrawathi dibuatkan tempat khusus.

Putri Candrawathi kini punya hak istimewa tak ditahan pasca ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Putri Candrawathi tak ditahan karena disebut memiliki seorang anak balita dan juga masalah kesehatan.

Namun, tak ditahannya Putri Candrawathi pasca ditetapkan sebagai tersangka menimbulkan beragam polemik.

Bahkan, tak sedikit yang menyoroti keputusan untuk tidak menahan Putri Candrawathi.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengusulkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ditempatkan di sel khusus karena memiliki balita.

Bahkan Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi menyarankan agar Putri Candrawathi ditahan di rumah agar tetap bisa memperhatikan anak-anaknya.

Namun usulan tersebut dengan tegas ditolak Ketua Komnas Perlindung Anak Arist Merdeka Sirait.

Arist Merdeka Sirat tidak setuju jika istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dibuatkan tempat khusus karena punya anak.

Pasalnya status Putri Candrawathi yang merupakan tersangka pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J belum ditahan.

"Strategi saudara Seto itu salah dan mengada-ngada. Apalagi ibu Putri itu diusulkan, belum juga ditentukan ditahan atau enggak, tapi udah ujug-ujug diminta (jadi) tahanan luar atau diberikan tempat yang khusus. Ini menurut saya strategi yang salah," kata Arist Merdeka Sirat.

Jikapun anak-anak Ferdy Sambo mendapatkan perundungan, seperti yang dilaporkan Kak Seto, kata Arist yang harus bertanggungjawab adalah pemerintah.

Arist pun memaparkan masih banyak ibu-ibu yang bernasib kurang baik dan mendekap dipenjara bersama anak-anaknya.

Menurut Arist, ibu-ibu yang seperti itulah yang seharusnya ditolong dan diperjuangkan.

"Nah kasusnya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diancam pasal 340 yaitu pembunuhan berencana. Jadi kalau alasan kemanusiaan, membunuh Yosua itu demi kemanusian enggak?" kata Arist dengan tegas, dikutip Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat.

"Jadi jangan minta dilindungi tapi (pelaku) melakukan kejahatan kemanusiaan kepada Yosua," katanya lagi, dikutip dari kanal YouTube Uya Kuya.

Arist pun mengingatkan anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi jangan dijadikan tameng kesalahan orangtua. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: Pikiran Rakyat YouTube Off The Record FNN

Tags

Terkini

Terpopuler