Pernah Copot 5 Jenderal, Inilah Sosok Idham Aziz, Eks Kapolri Yang Dekat Dengan Ferdy Sambo, Berikut Profilnya

6 September 2022, 16:59 WIB
Pernah Copot 5 Jenderal, Inilah Sosok Idham Aziz, Eks Kapolri Yang Dekat Dengan Ferdy Sambo, Berikut Profilnya /Instagram Humas Polri/

 

TERAS GORONTALO - Siapa yang tak kenal dengan Idham Aziz? mantan Kapolri yang pernah mencopot lima jenderal selama masa jabatannya.

Yah, Idham Aziz adalah Kapolri yang pernah menjadi atasan dari Ferdy Sambo.

Bahkan Idham Aziz dan Ferdy Sambo pernah dikabarkan sangat dekat.

Keduanya sama-sama pernah masuk ke jajaran top eksekutif di Bareskrim.

Idham Azis menjadi Kapolri sejak 1 November 2019 hingga 27 Januari 2021.

Saat itu, Idham Aziz menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian.

Baca Juga: Misteri Tangis Susi dan Brigadir J di Magelang, Bharada E Ungkap Motif Ferdy Sambo, LPSK: Itu Buka

Sosok Idham Aziz merupakan seorang Putra Makassar.

Ia dikenal sangat dekat dengan anggotanya, dan tak sungkan untuk duduk bersama.

Namun sangat tegas terhadap anggota termasuk perwira yang melakukan kesalahan.

Selama 14 bulan menjadi Kapolri, Idham Aziz sempat mencopot lima jenderal.

Jenderal Idham Azis resmi pensiun dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pada Januari 2021 lalu.

Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pun ditunjuk Jokowi untuk menggantikan jabatan Idham Azis sebagai Kapolri.

Setelah menjadi purnawirawan Polri, kabar Idham Azis pun jarang tersorot.

Lantas bagaimana kondisi Idham Azis sekarang?

Baca Juga: Madara Uchiha Kehilangan Kedua Matanya Karena Hal Ini, Karakter dalam Serial Naruto yang Antagonis dan Kuat

Diketahui, Idham Azis menjabat sebagai Kapolri ke-24 mulai tanggal 1 November 2019 hingga 2021.

Selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan menjabat, Idham Azis telah membuat gebrakan yang menyita perhatian publik.

Diantaranya ketegasan Idham Azis mencopot para jenderal polisi yang terjerat kasus.

Berikut daftar jenderal polisi yang dicopot Idham Azis dari jabatannya sebagaimana dirangkum Teras Gorontalo dari berbagai sumber :

1. Brigjen Nugroho Slamet Wibowo

Idham Azis juga mencopot Sekretaris NCB Interpol Indonesia, Brigjen Pol Nugroho Slamet Wibowo terkait kasus Djoko Tjandra.

Kini, ia dimutasikan menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri.

Pencopotan Brigjen Nugroho Slamet Wibowo karena dianggap paling bertanggung jawab atas upaya penghapusan red notice Djoko Tjandra.

2. Brigjen Prasetijo Utomo

Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Brigjen Pol Prasetijo Utomo dari jabatannya sebagai Kepala Biro (Karo) Korwas PPNS Bareskrim Polri.

Pencopotan itu termaktub dalam Surat Telegram (TR) Kapolri bernomor ST/1980/VII/KEP./2020 tertanggal Rabu 15 Juli 2020.

Ia adalah pejabat yang membuat surat jalan terhadap Djoko Tjandra.

Diketahui, Djoko Tjandra adalah buron kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali yang merugikan negara Rp 940 miliar.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1059, Kurohige Incar Hancock dan Rayleigh Hentikan Konflik, Bounty Teach Mendekati Shanks

Kini, Brigjen Prasetijo Utomo dimutasi menjadi Perwira Tinggi (Pati) Yanma Mabes Polri.

Brigjen Prasetijo Utomo juga ditahan di ruangan khusus di Mabes Polri selama 14 hari.

Dalam kasus ini, Brigjen Prasetijo Utomo divonis tiga tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/12/2020).

3. Irjen Nana Sudjana

Selain alasan terjerat kasus hukum, ada alasan lain kenapa Idham Azis mencopot anak buahnya, yaitu tidak melaksanakan perintah.

Alasan ini menimpa Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana.

Belum genap setahun menjabat Kapolda Metro Jaya, Nana dicopot dari jabatannya.

Ia dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan dalam kasus kerumunan massa pada acara pernikahan anak Rizieq Shihab.

Pencopotan Nana tertuang dalam surat telegram Kapolri tertanggal 16 November 2020.

Dalam telegram itu, Nana Sudjana disebut akan menduduki jabatan baru, yaitu Koordinator Staf Ahli Kapolri di Mabes Polri.

Sebelum sertijab dengan penggantinya, yaitu Irjen Muhammad Fadil Imran, Nana Sudjana sempat berpamitan dan buka suara terkait pencopotannya.

"Dan ini bisa dikatakan ya mungkin sekalian pamitan," kata dia.

"Jadi dimasa akhir pengabdian saya selaku Kapolda Metro Jaya dan rencana memang besok saya akan melaksanakan serah terima jabatan selaku Kapolda Metro Jaya dan saya akan berpindah tempat sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri di Mabes Polri," tambahnya.

Nana Sudjana menyebutkan mutasi merupakan hal yang biasa dalam berdinas dalam pemeriksaan institusi negara.

Dia pun menerima pemindahan jabatannya baru di Mabes Polri.

"Jadi saya rasa ini suatu hal yang biasa dalam hal kita berdinas. Sama dengan TNI gitu kan, saya rasa di Pemda juga demikian," ujarnya.

"Jadi mutasi adalah suatu hal biasa," tukasnya.

4. Irjen Napoleon Bonaparte

Lagi-lagi Idham Azis mencopot orang-orang yang terseret kasus Djoko Tjandra.

Kali ini, Idham Aziz mencopot Irjen Pol Napoleon Bonaparte dari jabatan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri.

Pencopotan jabatan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/2076/VII/KEP/2020.

Irjen Napoleon Bonaparte dimutasi menjadi analisis Kebijakan Utama Itwasum Polri.

Karo Penmas Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, Irjen Pol Napoleon Bonaparte dimutasi karena diduga melanggar kode etik.

"Pelanggaran kode etik maka dimutasi. Kelalaian dalam pengawasan staf," katanya.

Diduga, pencopotan jabatan tersebut buntut dari adanya polemik keluarnya surat penghapusan red notice terhadap Djoko Tjandra.

Irjen Napoleon Bonaparte dianggap lalai karena gagal mengawasi anak buahnya, Brigjen Nugroho Slamet Wibowo, yang berupaya menghapus red notice untuk Djoko Tjandra.

5. Irjen Rudy Sufahriadi

Selain Irjen Nana Sudjana, Kapolda lain yang juga dicopot Idham Azis terkait kasus kerumunan massa di acara Rizieq Shihab adalah Irjen Rudi Sufahradi.

Saat itu, Irjen Rudi Sufahradi menjabat Kapolda Jawa Barat.

Rudi dicopot lantaran dinilai gagal mencegah kerumunan dalam acara yang diselenggarakan Pimpinan FPI Rizieq Shihab di Bogor.

Keputusan pencopotan itu berdasarkan surat telegram rahasia Kapolri Nomor ST3222/XI/KEP/2020 yang tandatangani tanggal 16 November 2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri.

Rudy dimutasi ke Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri dengan jabatan Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I.

Biodata Jenderal Idham Azis

Jenderal Idham Aziz lahir pada 30 Januari 1965 di Kendari Sulawesi Tenggara.

Idham Aziz menghabiskan masa sekolah SD hingga SMA di Kendari.

Selepas lulus SMA, Idham Aziz mengikuti tes masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dulu Akabri Kepolisian, sayangnya tidak lulus.

Untuk ketiga kalinya, atau pada 1988, Idham Aziz mencoba lagi. Kali ini lulus.

Idham Aziz menikah dengan Fitri Handari.

Pasangan ini kemudian dikaruniai empat orang anak.

Karier Idham Aziz melesat saat tergabung dalam tim Bareskrim.

Pada 9 November 2005, Idham Aziz bersama Tim Bareskrim melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Jawa Timur.

Prestasi itu pun berbuah penghargaan dari Kapolri Jenderal Sutanto.

Idham Aziz mendapat penghargaan bersama dengan mantan Kapolri Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel.

Selepas berhasil melumpuhkan Dr Azhari, Idham Aziz kemudian dipanggil atasannya untuk berangkat ke Poso pada 10 November 2005.

Tugasnya sebagai wakil Tito Karnavian menginvestigasi kasus mutilasi tiga gadis SMA Kristen di Poso.

Pada 2005, Idham Aziz menjabat Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian.

2014, Idham Aziz menggantikan Brigjen Ari Dono Sukmanto sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

2016, Idham Aziz menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam).

2017, Idham Aziz menjabat Kapolda Metro Jaya.

2019, ia dilantik sebagai Kabareskrim Polri.

1 November 2019, Idham Aziz menggantikan Tito Karnavian sebagai Kapolri.

Nasib Idham Azis

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Edi Hasibuan mengungkap dua jabatan yang bisa saja ditempati Jenderal Idham Azis setelah pensiun.

Menurut profil dan biodata Jenderal Idham Azis, ia memiliki rekam jejak yang baik dalam menangani kasus kejahatan.

Sehingga, jenderal Idham Azis dinilai masih diperlukan dalam era pemerintahan Presiden Jokowi.

Bahkan Idham Aziz bisa diproyeksikan menjadi duta di negara tetangga.

Idham Aziz juga bisa menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpanrb).

Kabar sekarang

Kini Idham Azis menikmati masa pensiunnya bersama keluarga.

Idham Azis pernah mengatakan jika dirinya ingin memanfaatkan waktunya untuk bisa lebih sering berkumpul bersama keluarga.

Putri Idham Azis membagikan potret terbaru ayahnya melalui Instagram story @firdhaathira.

Terlihat Idham Azis bersama putra bungsunya, Pandu Urane Azis tengah bersantai menikmati waktu luang bersama.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler