Terungkap Keberadaan Putri Candrawathi saat Penembakan Brigadir J, Istri Ferdy Sambo Ada Peluang Ikut Menembak

11 September 2022, 08:24 WIB
Terungkap Keberadaan Putri Candrawathi saat Penembakan Brigadir J, Istri Ferdy Sambo Ada Peluang Ikut Menembak /Tribrata News, Facebook Humas Polri/

TERAS GORONTALO - Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo hingga kini masih jadi perbincangan publik.

Putri Candrawathi adalah salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Hingga kini pasca ditetapkan sebagai tersangka, Putri Candrawathi belum ditahan bersama tersangka lainnya.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Peran Istri yang Buat Bripka RR Berani Bongkar Skenario Picik Ferdy Sambo

Sementara itu keberadaan Putri Candrawathi saat penembakan terungkap.

Bahkan, istri Ferdy Sambo disebut punya peluang ikut tembak Brigadir J atau Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut ada peluang Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo ikut tembak Brigadir J.

Baca Juga: Viral Video Ferdy Sambo Ganti Masker Pemberian Putri Candrawathi 'Kode Anak Buah Bergerak'

Dalam kasus pembunuhan Brigadir J diketahui ada beberapa peluru yang ditembakkan ke korban.

Sebagai dalang kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo memberikan pengakuan kepada pihak Komnas HAM soal penembakan di TKP.

Meskipun diketahui ada beberapa penembakan di TKP, namun Ferdy Sambo tidak mengakui bahwa dirinya ikut menembak.

Kepada ketua Komnas HAM ia mengaku hanya memerintah Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Baca Juga: AKBP Pujiyarto Loloskan Pelecehan Seksual Putri Candrawathi, Satu-satunya ‘Antek’ Sambo Tak Ajukan Banding

Namun berdasarkan bukti-bukti dari autopsi pertama, autopsi ulang, dan uji balistik, Ahmad Taufan Damanik mengatakan Komnas HAM menemukan adanya jenis peluru yang tidak hanya satu.

Karena itu ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menduga terdapat lebih dari satu senjata yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

"(Ferdy Sambo) tidak mengakui. Dia bilang dia hanya memerintah (untuk menembak). Tetapi kami menemukan bukti-bukti dari autopsi maupun autopsi ulang, maupun uji balistik, bahwa jenis pelurunya bukan satu. Karena itu tidak mungkin dari senjata yang satu, tapi pasti dari, lebih dari satu senjata," ujar ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Oleh karena itu, karena kemungkinan senjata yang digunakan ada lebih dari satu atau lebih dari dua, maka menurutnya kemungkinan pula ada penembak ketiga.

"Bisa jadi lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga misalnya kemungkinan ada pihak ketiga, dan kalau kita baca komentar dari Pak Kabareskrim sebagai sebuah analisis ketua Komnas HAM itu sah saja dia bilang," ujar Ahmad Taufan Damanik, dikutip dari tayangan ROSI yang diunggah kanal YouTube KOMPASTV pada 9 September 2022.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengiyakan adanya dugaan kuat penembak ketiga.

Namun ia belum bisa memastikan siapa orangnya. Yang pasti salah satu orang yang ada di TKP penembakan termasuk Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo juga terbuka peluang menjadi penembak.

"Tapi saya belum bisa memastikan siapa ya. Tetapi artinya, pasti salah satu di antara yang di situ (TKP penembakan)," ujar ketua Komnas HAM.

"Termasuk Ibu Putri?" tanya Rosianna Silalahi, yang dijawab, "Ya" dengan tegas oleh Ahmad Taufan Damanik.

Bharada E Ungkap Ferdy Sambo Penembak Terakhir

Dikutip dari Pikiran Rakyat, sementara itu, pengacara Bharada E, Ronny Talapessy membeberkan pertanyaan apa yang membuat kliennya terdeteksi jujur dalam uji kebohongan tersebut.

"Lie detector yang ditanyakan ke klien saya terkait dengan peristiwa di Duren Tiga," katanya, Sabtu, 10 September 2022.

“Salah satu poin krusial adalah siapa saja yang menembak (Brigadir J),” ujarnya, melanjutkan.

Lebih lanjut, Ronny mengatakan bahwa jawaban Bharada E terhadap pertanyaan tersebut membuatnya terdeteksi tidak melakukan kebohongan.

“Klien saya menjawab ‘Saya pertama dan FS yang menembak terakhir’,” ucapnya.

Sebelumnya, Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian telah mengkonfirmasi bahwa Bharada E dan dua tersangka lainnya terbukti memberikan pernyataan yang jujur saat diperiksa oleh tim penyidik.

“Barusan saya dapat hasil sementara uji polygraph terhadap RE, RR dan KM, hasilnya ‘no deception indicated’ alias jujur,” tuturnya.

Ferdy Sambo Bantah Keterangan Brharada E

Tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Noprianysah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Irjen Pol Ferdy Sambo membantah turut melakukan penembakan ke korban.

Pernyataan Ferdy Sambo ini berbeda dengan pengakuan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E saat uji polygraph menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector).

"Klien kami dan tersangka yang lain membantah hal tersebut sehingga atas keterangan Bharade E tersebut semuanya akan diuji fakta-faktanya dalam persidangan," ungkap Kuasa Hukum Ferdy Sambo, Arman Hanis kepada wartawan, Sabtu 10 September 2022, dikutip dari PMJNews.

Arman bahkan mempertanyakan isi pemeriksaan lie detector yang dilakukan terhadap Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf. Pasalnya, keduanya juga dinyatakan jujur sebagaimana Bharada E.

"Kalau uji lie detector dari tersangka yang lain seperti KM dan RR hasilnya apa? Sama enggak?," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Bharada E melalui pengacaranya, Ronny Talapessy menyampaikan hal yang membuat kliennya dinyatakan jujur dalam uji lie detector.

"Lie detector yang ditanyakan ke klien saya terkait dengan peristiwa di Duren Tiga," ujar Ronny Talapessy saat dihubungi, Sabtu 10 September 2022.

Ronny mengungkapkan, salah satu poin yang ditanyakan yakni siapa yang menembak Brigadir J dalam peristiwa yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

Dilanjutkan Ronny, Bharada E mengakui kalau dirinya yang menembak Brigadir J pertama dan Ferdy Sambo yang menembak terakhir.

“Salah satu poin krusial adalah siapa saja yang menembak (Brigadir) J. Klien saya menjawab ‘Saya pertama dan FS yang menembak terakhir’,” jelas Ronny. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: PMJNews

Tags

Terkini

Terpopuler