Bjorka Bukan Hacker, Pakar IT : Data yang Tersebar Dijual Di …

16 September 2022, 17:06 WIB
Bjorka Bukan Hacker, Pakar IT : Data yang Tersebar Dijual Di … /

TERAS GORONTALO - Sejak awal kemunculan Bjorka, hingga saat ini Hacker yang mengaku tinggal di Warsawa itu terus menjadi sorotan setelah beberapa data pribadi dari pejabat negara yang disebarkannya.

Tak hanya menyebarkan data pribadi dari pejabat negara, Bjorka sejak awal hadir dengan isu terkait pembunuh Munir, yaitu kasus kemanusiaan yang hingga saat ini belum terungkap kejelasannya.

Bjorka sebagai seorang Hacker juga mengaku bahwa dirinya telah meretas sekitar 1,3 miliar data penduduk Indonesia, hal tersebut pastinya meresahkan masyarakat.

Baca Juga: Hacker Bjorka Masih Beraksi, Moeldoko: Yang Mengganggu Kedaulatan Data Indonesia Tidak Akan Dikasih Ampun

Oleh sebab itu Mahfud MD selaku Menkopolhukam segera merespon bahwa peretasan yang dilakukan Bjorka terhadap data penduduk Indonesia tidaklah benar. 

Terkait kemunculan Bjorka yang mengunggah beberapa data pribadi, seorang pakar Teknologi Informasi (IT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Ridi Ferdiana menilai bahwa Hacker asal Polandia itu tak perlu di lacak.

"Bjorka saat ini sudah dipastikan menyebarkan data tetapi belum tentu 'hacker'-nya yang bersangkutan. Data yang tersebar umumnya ada di deep web," ucap Ridi.

Pasalnya ada kejadian salah tangkap  pemuda Madiun yang diduga sebagai sosok asli Bjorka.

Ridi juga menjelaskan bahwa sistem perlindungan data tidak selamanya mampu menangkal serangan siber tanpa adanya pembaruan karena perkembangan teknologi semakin pesat.

Baca Juga: Menelisik Rahasia Om Kuat dan Putri Candrawathi, Supir yang Marah dan Ingin Kabur, Bripka RR Jujur Lihat Susi

"Sistem perlindungan data di sistem manapun tidak akan tahan peluru di lekang zaman. Artinya aman kemarin bukan berarti aman hari ini," kata Ridi

Dengan begitu menurut Ridi Ferdiana bahwa ada baiknya tim respons darurat sebaiknya fokus mempertebal keamanan data dan juga mengedukasi masyarakat dan institusi agar memiliki budaya penyimpanan data secara aman.

Selain itu juga pemerintah perlu untuk memberikan prioritas terhadap ekosistem yang mendukung perilaku dan budaya siber yang aman.

Namun tak hanya pemerintah saja yang mewaspadai peretasan data semacam ini, melainkan juga dengan institusi lainnya serta masyarakat untuk tidak mengabaikan keamanan data sebagaimana yang disampaikan Dosen UGM itu.

Baca Juga: Berkas Perkara Pembunuhan Berencana Ferdy Sambo dkk Diterima Kembali Kejagung

Dengan memberikan edukasi terkait keamanan data dengan begitu akan tercipta ekosistem digital yang nyaman untuk berkarya.

Ridi pun meminta untuk pemerintah dan masyarakat untuk tidak mengabaikan keamanan data.

Pemerintah pun sudah melakukan rapat terkait dengan penanganan pemerasan yang dilakukan Bjorka dengan timsus yang dibentuk berisikan Polri, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Badan Intelijen Negara (BIN)

Rapat tersebut membahas perihal dugaan adanya kebocoran di internet mengenai surat dan dokumen untuk Presiden Jokowi.

Pasalnya Hacker dengan identitas Bjorka mengaku bahwa dirinya telah meretas dokumen negara yang ditujukan pada Jokowi termasuk surat dari BIN.***



Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler