TERAS GORONTALO - Hingga kini motif pembunuhan Brigadir J, yang menyeret Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi masih menjadi tanda tanya publik.
Dalam kasus kematian Brigadir J yang menyeret Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo itu, diwarnai dengan dugaan motif yang beragam.
Yang pada akhirnya banyak menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat terhadap apa yang sebenarnya dilakukan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.
Dalam perkembangan kasus kematian Brigadir J, sempat berhembus isu bahwa Putri Candrawathi sempat diduga making love atau bercinta dengan Kuat Ma'ruf.
Namun isu dugaan making love atau bercintanya Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi itu telah ditepis oleh Polri.
Karena dugaan making love Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf itu tidak terbukti.
Dugaan making love atau bercintanya Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf itu pertama kalinya dihembuskan oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.
Tebaru saat ini dugaan motif dibalik pembunuhan Brigadir J yang menyeret Ferdy Sambo itu, karena diduga Brigadir J melecehkan Putri Candrawathi di Magelang.
Dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawathi istri dari Ferdy Sambo di Magelang ini pun menjadi rekomendasi Komnas HAM ke polri.
Sebelumnya, laporan dugaan pelecehan Putri Candrawathi di duren tiga telah di berhentikan penyidikannya, dan pada akhirnya cerita dugaan pelecehan berubah tempat di Magelang.
Hingga kini belum diketahui pasti apa motif pembunuhan Brigadir J yang menyeret pasangan suami istri Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Namun yang pastinya dalam kasus Brigadir J sudah ada 5 orang tersangka, termasuk Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.
Terkait dengan motif pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir J, yang ikut menyeret Putri Candrawathi itu banyak menjadi perhatian.
Bahkan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun pun angkat bicara soal motif yang menyeret Putri Candrawathi itu.
Baca Juga: TAMAT! Potret Jeratan untuk Hukum Ferdy Sambo dkk, Dalam Pusaran Kasus Pembunuhan Brigadir J
Dilansir dari seputar tangsel, Refly Harun melihat, motif di balik pembunuhan Brigadir J sengaja tidak lagi ditonjolkan dan terus berputar-putar di area domestik.
"Nah motif ini yang kemudian sepertinya sengaja tidak lagi ditonjolkan, berputar-putar di motif domestik yang membuat kita geli-geli sedap," tuturnya.
Itulah pengamatan Refly Harun terkait dengan motif pembunuhan Brigadir J yang menyeret Putri Candrawathi.
Sementara itu, terkait dengan kemungkinan Ferdy Sambo suami Putri Candrawathi itu bisa bebas, kata Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mencurigai adanya maksud lain dalam pernyataan Komnas HAM.
Ia melihat pernyataan Komnas HAM itu sebagai dugaan bahwa Ferdy Sambo memiliki masalah kejiwaan, yakni psikopat.
Reza mengatakan, apabila Ferdy Sambo terbukti sebagai psikopat, maka tidak dapat memanfaatkan Pasal 44 KUHP dan justru harus dipenjara dengan keamanan super maksimum.
Pernyataan Reza itu menanggapi soal peryantaan Komnas HAM. Dimana Komnas Ham mengatakan tidak ditemukan bahwa Ferdy Sambo memerintah untuk membunuh Brigadir J.
Komnas HAM menilai, Bharada Richard Eliezer alias Bharada E lah yang salah dalam mengambil keputusan.
Pasalnya Bharada E justru membunuh Brigadir J di hadapan tiga tersangka lainnya, yakni Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Ferdy Sambo.
Bahkan, Komnas HAM juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa Ferdy Sambo tidak menginginkan pembunuhan terhadap Brigadir J terjadi.
Itulah perkembangan kasus Brigadir J dan analisis sejulah pihak.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di seputar tangsel dengan judul "Ferdy Sambo Bisa Lolos Hukum Kasus Brigadir J karena Hal Ini, Refly Harun: Komnas HAM Kok Seolah-olah Ingin..." dan dengan judul "Terkuak Ferdy Sambo Lakukan Ini Usai Bunuh Brigadir J, Refly Harun Singgung Isu LGBT: Geli, di Kamarnya Ada..."***