Sisi Kehidupan dan Sosok Kamaruddin Simanjuntak, Anak Siapa?

19 September 2022, 14:59 WIB
Sisi Kehidupan dan Sosok Kamaruddin Simanjuntak, Anak Siapa? /Tangkap layar YouTube Irma Hutabarat/

TERAS GORONTALO – Kamaruddin Simanjuntak menjadi sosok yang begitu fenomenal dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Kamaruddin Simanjuntak menjadi sosok yang begitu dicintai masyarakat dalam penuntasan kasus pembunuhan berencana yang terjadi kepada Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

Banyak yang kemudian bertanya, siapa sosok Kamaruddin Simanjuntak sebenarnya.

Melansir dari kanal YouTube Irma Hutabarat Official, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan jika dirinya lahir di Siborong-borong pada 21 Mei 1974.

Saat ini Kamaruddin Simanjuntak genap berusia 48 tahun.

Baca Juga: Ternyata Channel Telegram Bjorka Asli Dari Pemuda Madiun Ini, Ini Alasan MAH Jual Akunnya

“Tapi karena kerja, apa mungkin terlalu berat siang malam mambaca dan sebagainya jadi wajah lebih boros daripada yang sebenarnya,” ucapnya sambil tertawa.

Kepada Irma Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak mengaku jika salah satu pekerjaan tersebut adalah profesinya sebagai pengacara.

“Sekali datang berkas itu kadang 1 koper dan harus dibaca dalam waktu singkat,” katanya.

Kamaruddin mengaku jika dirinya bahkan tidak tidur selama berhari-hari jika harus membaca berkas perkara yang sedang ditangani olehnya.

Kepada Irma ia menjelaskan jika membaca berkas perkara, putusan maupun surat dakwaan yang mencapai hingga ribuan halaman sudah hal yang biasa baginya.

“Pengacara itu ya modalnya membaca untuk mengetahui perkara, kemudian wawancara. Jadi yang paling utama itu wawancara.” Ujarnya.

Menurut Kamaruddin wawancara itu bisa menghasilkan 70-80 persen soal perkara.

Sejak kecil, Kamruddin sudah dikenal sebagai sosok yang pemberani.

“Saya waktu anak-akan itu disapa Brimob,” katanya.

Sejak kecil Kamaruddin sudah sering menangkap penjahat baik itu dari kalangan anak-anak maupun dari kalangan orang tua.

Baca Juga: Ferdy Sambo Jujur Perbuatanya, Komnas HAM Lihat Suami Putri Candrawathi Punya Celah Lolos Dari Persidangan

Adapun penjahat yang dimaksud oleh Kamaruddin adalah orang-orang yang suka mencuri di lahan milik orang tuanya.

Diketahui bahwa orang tua Kamaruddin Simanjuntak memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun ia mengaku kondisi ekonomi mereka tetap tidak meningkat akibat harga hasil pertanian yang rendah.

“Buah nanas aja 1 minggu bisa 3 ribu buah lebih,” tuturnya pada Irma.

Meski begitu Kamaruddin mengaku jika hidup mereka tetap tidak sejahtera karena 1 buah nanas dihargai dengan nilai Rp25.

Selain dari buah nanas, Kamaruddin mengaku jika mereka juga memiliki tanaman tebu, buah Nangka, sawah, ternak empat kaki, budidaya ikan.

Meskipun memiliki banyak sumber penghasilan, namun tetap tidak sejahtera karena harga jual yang terlalu rendah saat itu.

Kakek

Pada zaman dulu, kakek Kamaruddi ditahan lama di penjara oleh Belanda karena dianggap pemberontak.

Meski ditahan lama oleh Belanda, namun Opung Kamaruddin Simanjuntak yang bernama Hermanus Simanjuntak pulang jadi orang hebat.

Hal itu menurut penuturan Kamaruddin, jika penjara zaman dulu seperti penjara zaman sekarang.

“Siapa yang hebat berkelahi, dia yang jadi kepala,” ucapnya.

Dalam penjara, Opung Kamaruddin Simanjuntak rupanya menjadi pengawal serta menguasai semua yang ada dalam penjara.

Dari kemahirannya berkelahi tersebut, Opung atau kakek Kamaruddin kemudian bergaul dengan orang hebat dalam penjara, misalnya kepada orang India, Cina dan belajar tetang ilmu.

Pada masanya Opung Kamaruddin Simanjunta dijuluki sebagai tukang kaleng.

Pihak keluarga mengira jika kakeknya tersebut sudah meninggal dalam penjara, namun ternyata pulang dan bawa uang yang banyak saat itu.

Kamaruddin bahkan mengatakan jika pada tahun 1930, kakenya sudah punya mobil Ford sebanyak 3 unit.

“Saya di 2020 aja baru punya 1 mobil Ford, ya begitu, kalah sama opung,” ucapnya.

Ayah

Ayah Kamaruddin Simanjuntak bernama M. Simanjuntak.

Kamaruddin mengaku jika ayahnya tidak bersekolah cukup tinggi dan ikut keinginan orang tua untuk tetap dirumah, semantara kakak adik dari ayah Kamaruddin ini semua bersekolah cukup baik.

Baca Juga: Kenapa Ferdy Sambo tak Dihadirkan Dalam Sidang Banding Pemecatannya? Begini Penjelasan Kadiv Humas Polri

Adapun alasan ayah Kamaruddin tak bersekolah tinggi adalah agar ada yang menjaga rumah bersama dengan orang tua, karena pada waktu itu tak diizinkan merantau.

“Bapak saya sebagai anak bontot laki-laki, dilarang bersekolah oleh opung boru, alasannya supaya gak pergi marantau, karena yang pertama sekolah, merantau, yang keduaa sekolah merantau, nah ini jangan disekolahkan supaya ada jaga rumah,” katanya.

Hal itulah yang membuat ayah Kamruddin Simanjuntak merontak hingga merantau ke Aceh.

Kamaruddin menduga saat ayahnya berada di Aceh, ia sudah menganut Islam, oleh karena itu nama-nama mereka adalah nama-nama Islam.

“Itu sebebnya kami Namanya nama-nama Islam, jadi abang saya Dahlan, adek saya Nurhawati, saya Kamaruddin, itu nama-nama arab kan gitu ya,” tuturnya.

Ketika pulang dari rantau, ayah Kamruddin menjadi sosok yang tidak dikehendaki akibat pembagian warisan.

Itu sebabnya menurut Kamaruddin ayahnya memiliki kehidupan yang sangat memprihatinkan.

Ibu

Ibu Kamaruddin bernama Nurmaya Pardede, memiliki kemahiran menganyam. Pada malam hari menganyam dan siang hari pergi ke kebun.

Ibunda Kamaruddin sering membawa hasil anyamannya ke pasar untuk dijual.

“Jadi mama saya itu adalah orang yang paling dihindari oleh supir, karena barangnya terlalu banyak mau dibawa kepasar,” katanya.

Sebelum ke sekolah Kamaruddin mengaku jika ibunya hendak pergi ke pasar, mereka harus bangun jam 4 pagi dan mendorong semua bahan-bahan yang akan dibawa ke pasar dengan menggunakan sepeda untuk diletakkan tepat dipinggir jalan dengan tujuan agar ibunda lebih mudah untuk mendapatkan transportasi ke pasar.

Pada masa itu Kamaruddin mengaku jika mereka tidak punya waktu untuk bermain.

Sebab harus keladang sepulang sekolah, bahkan makan siang pun saat itu sudah dibawa ke ladang oleh sang ibu, sehingga mereka makan siang di ladang.

Pulang dari ladang sudah jam 7 malam dan saat itu juga ibu Kamaruddin baru memasak untuk makan malam.

Tak berhenti sampai disitu, setalah pulang kerumah Kamaruddin dan saudaranya membatu ibunda untuk mengiris singkong untuk dibuat tepung.

Hidup di Desa

Ketika Kamaruddin kecil lahir ke dunia, kehidupan mereka berubah 180 derajat menurutnya.

Saai itu Kamaruddin lahir di daerah Siborong-borong sebuah pedesaan yang dikelilingi oleh perkebunan.

Ia lahir di rumah tanpa bantuan medis dan saat itu belum ada jaringan listrik.

Kamaruddin Simanjuntak merupakan anak ke 4 dari 8 bersaudara.

Mereka bekerja keras untuk membantu orang tua sepulang sekolah hingga malam hari ketika sampai dirumah.

Setelah membantu kedua orang tua, Kamaruddin mengaku baru bisa mengerjakan PR sekitar mendekati pukul 9 malam.

"Nanti selesai bahkan jam 7 sampai jam 8 malam, baru kita mengerjakan PR." ujarnya.

Saat itu di Desa tempat Kamaruddin Tinggal, belum ada jaringan listrik sehingga mereka masih menggunakan lampu obor.

Kamaruddin Simanjuntak tidak pernah mendengar Bahasa Indonesia selama masa sekolah SD, SMP hingga SMA.

Bukan hanya tinggal d daerah yang tidak memiliki jaringan listrik, Kamaruddin mengatakan jika saat itu tidak ada televisi, radio bahkan guru Bahasa Indonesia.

“Jadi kekita kita mendengar orang berbahasa Indonesia, rasanya itu seperti mendengar barang antic gitu,” ucapnya sambil tertawa.

Karena keuletannyam Kamaruddin sudah memiliki tabungan sejak duduk di bangku SD.

Hal itu karena ia membantu berdagang dengan ibunda tercinta, dan menjual dagangan tersebut dengan harga 2x lipat dari harga pasar.

Dari situlah ia mulai menyisihkan kelebihan untuk tabungan, sehingga pada waktu duduk di bangku SD, Kamaruddin sudah memiliki banyak ternak bahkan hingga berjumlah ratusan ekor.

Irma Hutabarat kemudian mengatakan jika sosok Kamaruddin Simanjuntak adalah orang pemberani, yang bisa bertani, bercocok tanam, berdagang hingga beternak.

Kemahiran berdagang Kamaruddin membuatnya menjadi sosok yang tangguh, sebab diusianya yang belia, ia justru lebih memilih bekerja mencari uang daripada bermain.

“Jadi lebih banyak uang saya daripada ayah saya,” ucap Kamaruddin.

Ia mengaku saat duduk di bangku SMP, dirinya sudah memakai sepatu yang terbilang keren pada zaman itu dari uangnya sendiri.

Kamaruddin Simanjuntak adalah sosok yang berani, pintar, serta mandiri.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: YouTube Irma Hutabarat

Tags

Terkini

Terpopuler