Belum Ditahan, Ternyata Ini Bukti Kekuatan Powerfull Putri Candrawathi

25 September 2022, 12:49 WIB
Belum Ditahan, Ternyata Ini Bukti Kekuatan Powerfull Putri Candrawathi /Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Polisi sampai dengan saat ini masih terus melakukan pengembangan terkait kasus pembunuhan Brigadir J.

Kasus pembunuhan ini melibatkan Ferdy Sambo dan juga istrinya Putri Candrawathi.

Selain keduanya, kasus ini pun turut melibatkan para ajudan dan sopir Ferdy Sambo, diantaranya Bripka RR, Bharada E, dan Kuat Maruf.

Publik sampai dengan saat ini masih bertanya-tanya kapan kasus ini bisa menemui titik terang.

Berbagai asumsi mulai muncul, bahkan banyak pula yang mengira kasus pembunuhan Brigadir J ini sengaja diperlambat usai keduanya ditetapkan sebagai tersangka.

Bahkan sudah hampir lebih dari 1 bulan, Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka sampai dengan saat ini masih belum dilakukan penahanan dengan alasan kemanusiaan.

Baca Juga: Sudah Lama Diselingkuhi? Curhatan Wendy Walters Viral, Hapus Semua Foto Reza Arap

Selain alasan kemanusiaan, alasan lainnya muncul seperti kondisi psikologi Putri Candrawathi yang tidak stabil, hingga alasan karena mempunyai seorang bayi.

Dilansir Teras Gorontalo dari akun YouTube Anjas Asmara di Thailand, dirinya membreakdown lebih detail masalah tersebut.

Kata Anjas Asmara di Tahiland, kondisi kejiwaan yang tidak stabil bukan alasan utama Putri Candrawathi sampai dengan saat ini tidak ditahan.

Karena selain Putri Candrawathi, ada tersangka lainnya Bharada E dan Bripka RR yang mungkin kondisi kejiwaan sedang tidak stabil juga tetapi toh tetap ditahan.

Menurutnya, kasihan banget jika anak satu tahun dijadikan tumbal untuk memuluskan rencana Putri Candrawathi.

Lagian kata dia, karena mobilitas Putri Candrawathi yang tinggi, dirinya memastikan bahwa yang merawat anak tersebut bukan hanya Putri Candrawathi, melainkan ada bantuan dari beby sitter.

Itu terbukti karena pada saat kejadian di Magelang lalu anak satu setengah tahun itu tidak terlihat, dan kecil kemungkinan karena tidak ada data-data yang menunjukan ke arah sana.

Baca Juga: Tak Terima Ferdy Sambo Dihukum Mati, Wanita Cantik Ini Muncul dan Sebut Sang Jenderal Orang Baik

Artinya adalah, mungkin anak Putri Candrawathi ditinggalkan ke babysitternya.

"Kalau itu benar, maka seharusnya tidak ada excuse lagi ya bahwa Putri Candrawathi tidak ditahan," kata Anjas Asmara di Thailand melalui akun Youtubenya.

Dirinya melihat ada simbol yang sebenarnya menandakan sebegitu kuatnya seorang Putri Candrawathi.

Karena, selama ini kesannya saat dia berbicara di media masa atau dideskripsikan oleh kuasa hukumnya, Putri Candrawathi ini seolah sebagai wanita yang lemah dan tidak berdaya.

Tetapi dengan action yanng sudah dilihat sejauh ini, sampau tidak ada yang berani memenjarakan Ratu Sambo atau Putri Candrawathi sampai sekarang.

Hal itu menunjukan kalau Putri Candrawathi juga bukan orang biasa dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Tidak hanya Ferdy Sambo.

Dengan tidak ditahannya Putri Candrawarhi ini, artinya dia mempunyai banyak peluang dia untuk melakukan intervensi.

Misalnya, dengan dengan saksi Susi yang merupakan salah satu kunci mahkota dalam kasus ini, ataupun melakukan perlawanan-perlawanan lainnya.

Lanjutnya, jika dihubungkan dengan data dari Komnas HAM dan juga Komnas Perempuan yang menyampaikan rekomendasi yang terbilang menciderai logika berpikir publik.

Kenapa?, Kedua lembaga tersebut merekomendasikan ke penyidik bahwa dalam kasus ini diduga kuat telah terjadi perkosaan dan pelecehan, yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi.

Dirinya menilai, secara aturan tertulis kedua lembaga ini bermain aman.

Karena, kalau dilihat di pasal mengenai pelecehan seksual bahwa, kalau ada pelecehan atau perkosaan, keterangan dari korban itu sudah bisa dijadikan alat bukti yang kuat.

Kalau dibandingkan dengan kasus hukum lainnya, namanya fakta untuk menentukan tersangka itu dibutuhkan dua alat bukti yang kuat.

Tetapi dia menilai di kasus ini, keterangan dari korban yang harusnya sudah menjadi alat bukti yang sangat kuat, sepertinya dipakai oleh tim grand designer dari timnya Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Baca Juga: IPW: Ferdy Sambo Bisa Bebas Menghirup Udara Segar Bersama Putri Candrawathi

"Mereka memanfaatkan undang-undang melakukan perlawanan secara hukum," jelas Anjas Asmara di Tahiland.

Dirinya mengakui, level saat ini perjuangan perlawanannya menggunakan otak banget dan tidak hanya sekedar ngotot-ngototan dan debat-debatan.

Tapi, permainannya saat ini secara pasal-pasal apa saja yang bisa dilakukan untuk perlawanan.

"Menurut kalian apakah mungkin aja bahwa undang-undang seperti ini Putri Candrawathi akan menang?," Kata Anjas Asmara di Thailand.

Menurutnya ada possibilitinya, menangnya Putri Candrawathi bukan berarti tidak dihukum sama sekali. Karena perjuangan tim Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu mereka sudah mengetahui adanya perbuatan pembunuhan tersebut. Tetapi, yang diperjuangkan adalah minimal masa hukuman yang akan sangat dikurangi.

Dirinya juga miris melihat berita-berita terkait Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang terkesan hanya jalan ditempat saja.

Sebelumnya, Anjas Asmara di Thailand juga pernah membeber ke publik terkait adanya sumber istimewanya yang mengklaim dirinya sudah mendapat bocoran BAP.

Sumber istimewa itu meyakini adanya perselingkuhan antara Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Selain itu, pernyataan resmi dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan juga mengungkapkan demikian.

Dirinya menilai kalau pelecehan tersebut dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi, dirinya mengungkapkan tidak percaya 99 persen.

Tetapi kalau kebalikannya Putri Candrawathi melakukan pelecehan kepada Brigadir J dirinya percaya 99 persen.

Menurutnya, kalau dilihat dari relasi kuasa yang mengartikan orang yang lebih kuat melecehkan orang yang lemah, maka itu adalah konteksnya.

Tetapi yang dia lihat dari 2 lembaga ini (kuat)nya itu berhubungan dengan faktor budaya di indonesia. Karena di Indonesia itu yang namanya pelecehan pasti dilakukan oleh seorang pria.

Padahal tidak demikian, kalau di cek secara menyeluruh, hal ini berbanding terbalik jika dilihat dari kasus-kasus di luar negeri.

Di negara barat, trendnya perempuan yang melakukan pelecehan kepada laki-laki.

Kalau dikembalikan ke kasus Brigadir J ini, maka dirinya lebih cenderung percaya bahwa pelecehan tersebut dilakukan Putri Candrawathi kepada Brigadir J.

Alasan tersebut pertama karena jabatan, relasi kuasa konteksnya Indonesia, tidak lagi seperti di negara-negara lain. Kalau di budaya indonesia perbandingan powernya ada di jabatan.

"Di indonesia mau dia perempuan ataupun laki-laki yah kamu harus nurut, bahkan kita juga pernah punya presiden perempuan yah. Ini mengindikasikan bahwa jenis kelamin atau jabatan, powernya akan lebih dipertimbangkan ke jabatan," ujar dia.

Untuk jabatan yang levelnya istri seorang Jenderal bintang dua dengan jabatan Brigadir itu gepnya sangat jauh, dan tidak mungkin upaya pelecehan ini dilakukan. Apalagi seorang Brigadir J diketahui baru saja lulus mengambil pendidikan S1 Hukum.

"Dia punya ambisi dan mimpi juga untuk menjadi seorang Perwira juga, dan dia enggak mungkin dong melakukan hal-hal melecehkan atasannya bahkan sampai memperkosa," sebut Anjas.

Putri Candrawathi saat ini pun telah ditetapkan tersangka, Anjas Asmara menganggap kalau seseorang sudah berstatus tersangka, apapun pasti dia akan mengeluarkan strateginya untuk meringankan hukuman yang akan dia terima.

Perlu diketahui, sebelumnya Irjen Pol (Purn( Ricky Sitohang menyebut ada dua orang terdekat Ferdy Sambo yang menjadi dalang dibalik terbunuhnya Brigadir J.

Dua orang tersebut yakni Nyonya Putri Candrawathi dan Kuat Maruf atau Om Kuat yang juga sopir sekaligus asisten rumah tangga mereka.

"Kalau dilihat pokok ceritanya, analisis saya sementara biang keroknya ada dua orang Kuat Maruf dan Putri Candrawathi," ungkap Ricky Sitohang pada akun youtube Uya Kuya TV.

Menurut Ricky Sitohang, kalau saja Kuat Maruf atau Om Kuat ini tidak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan, Ferdy Sambo pasti tidak akan berbuat demikian.

Begitupun dengan Putri Candrawathi, kalaupun dia menjaga martabat Ferdy Sambo harusnya dua meluruskan masalah dan tidak ikut didalamnya.

"Apapun peristiwanya harus dibuktikan, tapi kalau Kuat Maruf tidak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan kepada Sambo enggak begitu. Putri juga kalau jaga martabat Ferdy Sambo, akan meluruskan dan tidak ikut didalamnya," kata Ricky Sitohang.

Ricky Sitohang juga mengatakan dirinya tidak mempercayai bahwa fakta dibalik kasus kematian Brigadir J adalah dugaan pelecehan seksual.

"Saya mengatakan jauh dari kemungkinan tidak akan berani seorang Yosua (BrigadirJ) melakukan pelecehan," kata Ricky Sitohang.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Youtube Uya Kuya YouTube Anjas Asmara di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler