Perselisihan Suporter Persebaya dan Arema Malang Ternyata Diawali Dari Konser Musik

8 Oktober 2022, 08:47 WIB
Perselisihan Suporter Persebaya dan Arema Malang Ternyata Diawali Dari Konser Musik /twitter @BidadariSepakbola/

TERAS GORONTALO - Tragedi Kanjuruhan menewaskan 131 suporter Arema Malang.

Tragedi Kanjuruhan jadi sorotan dunia.

Para pemain sepakbola dan klub sepakbola top dunia mengucapkan belasungkawa.

Pers Washington Post sampai mengirim lima reporter handalnya untuk melakukan investigasi terhadap tragedi Kanjuruhan.

Hingga saat ini, polisi sudah menetapkan enam tersangka kasus Kanjuruhan.

Baca Juga: La Liga: Jadwal, Prediksi, Link Live Streaming dan Siaran Langsung Sevilla vs Athletic Bilbao di Liga Spanyol

Mereka adalah Keenam tersangka tersebut adalah Dirut PT LIB, Ahmad Hadian Lukita (AHL), Ketua Panpel Arema Abdul Haris, Security Officer Arema Suko Sutrisno Achmad, Kabag Ops Polres Malang Wahyu S, Danki 3 Yon Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.

Tragedi Kanjuruhan merupakan buntut dari rivalitas Arema vs Persebaya.

Pertandingan antara Arema dan Persebaya selalu panas dan memicu gesekan suporter.

Banyak Bonek maupun Aremania yang hanya tahu berselisih tapi tidak tahu alasan untuk berselisih.

Dikutip dari Bola Indonesia TV, perselisihan antara suporter Arema dan Persebaya diawali dari suatu hal yang jauh dari sepakbola.

Awalnya hubungan suporter Arema dan Persebaya awalnya adem.

Arema dan Persebaya sebelum tahun 1990 bermain di kompetisi berbeda. Arema di
Galatama sementara Persebaya di Perserikatan.

Pertemuan pertama keduanya berlangsung 1994 saat PSSI melebur Galatama dan Perserikatan.

Baca Juga: La Liga: Jadwal, Prediksi, Link Live Streaming dan Siaran Langsung Atletico Madrid vs Girona di Liga Spanyol

Arema berhasil menaklukkan Persebaya dengan skor 1.0.

Gesekan suporter Arema dan Persebaya terjadi empat tahun sebelumnya pada konser kantata takwa di stadion Tambaksari pada 23 Januari 1990.

Saat itu warga Malang berada di bench depan.

Mereka meneriakkan "Arema Arema".

Hal itu memicu emosi warga Surabaya yang adalah pendukung Persebaya Surabaya.

Mereka pun mendesak warga Malang. Baku hantam massal terjadi.

Sejak itu munculah rivalitas Bonek dan Arek Arek Malang.

Teori lainnya adalah dikarenakan pemberitaan media Jawa Timur terlalu mengagungkan Persebaya.

Hal itu memicu kebencian suporter Arema Malang. Disebut pula, Pendiri Persebaya lalu sangat meremehkan Malang.

Namun perselisihan Bonek dan Arek Arek Malang sepertinya akan berakhir di tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Ditetapkan Sebagai Tersangka, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Sampaikan Ini Dihadapan Media

Doa bersama dilakukan oleh sejumlah suporter Persebaya Surabaya di pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap tragedi yang menelan banyak korban jiwa di stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Perwakilan Ofisial Persebaya Surabaya Alex Tualeka di Kabupaten Malang, Rabu malam mengatakan pihaknya mendoakan para Aremania yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut mendapatkan tempat yang paling baik di sisi-Nya.

"Untuk para sahabat kita, yang pergi mendahului kita, semoga mereka tenang di tribun barunya. Semoga mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," kata Alex dilansir dari ANTARA. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: ANTARA Bola Indonesia TV

Tags

Terkini

Terpopuler