Tanggapi Film Horor 'Waruga' Buatan Malaysia, Pinontoan: Produser Hanya Mengekploitasi Budaya Minahasa

6 Maret 2024, 19:00 WIB
Tanggapi Film Horor 'Waruga' Buatan Malaysia, Pinontoan: Produsen Hanya Mengekploitasi Budaya Minahasa /

 

TERAS GORONTALO -- Masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara digegerkan dengan penayangan film horor buatan Malaysia yang mengangkat budaya Minahasa.

Film tersebut berjudul 'Waruga Kutukan Ilmu Hitam" yang tayang pada 15 Februari 2024 di bioskop Malaysia.

Film buatan Malaysia tersebut sontak mengundang banyak kritik dari masyarakat Indonesia terkhusus suku Minahasa.

Dimana salah satu Budayawan Minahasa yaitu Denni Pinontoan turut memberikan komentarnya.

Menurut Denni Pinontoan saat di temui tim Teras Gorontalo menyebut bahwa Waruga adalah warisan budayawan atau artefak Minahasa.

"Pertama ke ranah film itu sendiri yang membutuhkan proses kreatif, seni, lalu seni membutuhkan imajinasi dan inovasi termasuk topik, isu, dan tema yang di angkat, Sampai disitu biasa saja" ujar Denni Pinontoan.

Hal tersebut menurut Budayawan Minahasa ini sering kita tonton di bioskop-bioskop, misalnya di Jawa yang mengangkat cerita soal dukun-dukun atau tempat yang dihubungkan dengan sihir.

Di sisi lain, Denni Pinontoan juga menyayangkan kepada produsen film Waruga, kutukan ilmu hitam yang tidak mengambil sunting Waruga di lokasi aslinya.

Hal tersebut menurut Denni Pinontoan tidak baik karena mengekploitasi sub budaya Minahasa untuk di buat menjadi film.

"Itu tidak baik, karena mengekploitasi sub budaya Minahasa yang di buat menjadi film yang dinilai agak bias", Lanjut Budayawan Minahasa.

"Meskipun tidak ada kompensasi, misalnya harus ada pertanggung jawaban ketika mereka berani mengambil tema Waruga mereka harus berani datang". Ujar Denni Pinontoan.

Terakhir, soal kualitas filmnya menurut Denni Pinontoan baik-tidak baik dikembalikan lagi kepada publik yang menyaksikannya. ***

 

Editor: Budyanto Hamjah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler