Network
Untuk penggunaan kata Khatoi sendiri kita juga harus lebih berhati-hati juga, dikarenakan bila tidak terlalu akrab para Lady Boy bisa saja tersinggung.
Mengapa tersinggung? Hal ini dikarenakan Lady Boy di negara Thailand menganggap diri mereka sebagai Phuying Prapet Song atau artinya wanita jenis kedua.
Artinya mereka menganggap diri mereka adalah jenis lain dari yang biasa kita sebut wanita. Untuk itu sebagian besar dari mereka tidak terlalu suka dipanggil Kathoi yang berarti orang yang menyimpang dari norma seksual yang dominan.
Salah satu alasan mereka juga tidak ingin dipanggil Kathoi karena mereka juga ingin di anggap sebagai wanita meskipun jenis kedua.
Pada awalnya para Lady Boy ini sebenarnya tidak di akui oleh masyarakat Thailand, sampai pada tahun 1956 atau beberapa tahun setelah perang dunia kedua.
Dan terus bermasyarakat hingga akhirnya Kathoi ini sudah menjadi sebuah budaya hingga mengikuti trend masa kini dan disebut Lady Boy.
Masyarakat Thailand juga percaya bahwa para Lady Boy ini adalah reinkarnasi orang - orang sebelumnya yang sering berbuat dosa dan mencoba menebus pada kehidupan mereka yang sekarang.
Di negara Thailand juga para Lady Boy atau Kathoi ini dianggap hanya sebagai orang-orang yang kurang beruntung saja.
Di negara kelahiran Tangmo Nida ini juga bila terlahir sebagai Lady Boy tidak akan dibiarin begitu saja, para Lady Boy di Thailand ini juga pelan-pelan akan dibimbing agar mendapatkan pencerahan.
Biara di negara kelahiran Tangmo Nida ini juga membuka kesempatan bagi para Kathoi atau Lady Boy untuk bisa kembali ke kehidupan normal atau seorang laki-laki.
