TERPOPULER: Hasil Otopsi Ulang, Otak Brigadir J Hilang hingga Peran dan Ancaman Skuad Lama

- 2 Agustus 2022, 10:41 WIB
Berita terpopuler: Hasil otopsi ulang otak Brigadir J hilang hingga peran dan ancaman skuad lama
Berita terpopuler: Hasil otopsi ulang otak Brigadir J hilang hingga peran dan ancaman skuad lama /Kolase Foto: Pikiran Rakyat/

TERAS GORONTALO - Terungkap hasil otopsi ulang Brigadir J janggal, bagian otak hilang hingga peran 3 orang skuad lama yang diduga mengancam Brigadir J jadi berita terpopuler.

Berita terpopuler Teras Gorontalo, masih seputar kasus polisi tembak polisi yang memasuki tahap hasil otopsi ulang Brigadir J, bagian otak diduga hilang hingga peran skuad lama yang dikabarkan mengancam korban.

Berikut berita lengkap yang jadi terpopuler Teras Gorontalo: "Hasil Otopsi Ulang, Otak Brigadir J Hilang hingga Peran dan Ancaman Skuad Lama".

Baca Juga: Rangkuman Menit Per Menit Sebelum Brigadir J Tewas, Refly Harun: So Easy The Case, Tapi Dibuat Susah!

Hasil Otopsi Ulang, Otak Brigadir J Hilang? Pakar Hukum Menduga RS Polri Terlibat?

Jenazah Brigadir J telah dilakukan proses otopsi kedua di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Pasca kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J, masih banyak misteri yang perlahan mulai terbongkar.

Salah satunya otopsi kembali jenazah Brigadir J, sebab hasil otopsi pertama masih diragukan pihak keluarga.

Dari hasil otopsi kedua Brigadir J terdapat banyak kejanggalan yang pada otopsi pertama belum terungkap.

Melansir dari seputartangsel.com, salah satu pakar hukum Refly Harun buka suara terkait pernyataan kuasa hukum keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut buka suara terkait pernyataan Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak soal tak ditemukannya otak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat saat autopsi ulang.

Baca Juga: Wah, Ternyata Bagi Pasutri Bercinta di Pagi Hari Punya Manfaat Besar

Refly Harun mengatakan bila yang disampaikan oleh Kamaruddin Simanjuntak soal otak bagian belakang kepala Brigadir J tak ditemukan, maka hal tersebut penemuan yang luar biasa.

Menurut Refly Harun, tak ditemukannya otak di bagian belakang kepala menambah kejahatan yang dilakukan oleh pihak tertentu terhadap Brigadir J.

Hal itu disampaikan Pakar Hukum Tata Negara itu dalam kanal YouTube Refly Harun pada Jumat, 29 Juli 2022.

"Kalau misalnya, di kepala belakangnya itu otaknya sudah tidak ada lagi dan diperkirakan ditembak di belakang, wah ini kejahatannya bertambah-tambah kalau begitu," ucap Refly.

Dia menjelaskan bila yang dikatakan Kamaruddin Simanjuntak benar, maka Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati juga diduga terlibat dalam kejahatan tersebut.

Pasalnya, RS Polri Kramat Jati menjadi tempat autopsi pertama jenazah Brigadir J.

"Artinya, Rumah Sakit Polri juga ikut terlibat dalam kejahatan itu. Seandainya benar.

Lebih lanjut, mantan Komisaris Utama PT Pelindo itu mengungkapkan yang disampaikan Kamaruddin Simanjuntak tersebut adalah bagian dari upaya membela kliennya dan dilindungi Undang-Undang.

Baca Juga: Ternyata Kesedihan Memiliki Manfaat Kognitif, Begini Penjelasan Menurut Pandangan Psikologi

"Karena ini kan komentar dari pengacara tentu dia dalam membela kliennya. Dia dilindungi oleh undang-undang untuk membela kepentingan kliennya, termasuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan, termasuk mengungkapkan fakta-fakta yang ditemukan," ujarnya.

Sebelumnya, ekshumasi atau penggalian kubur jenazah Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah dilaksanakan pada Rabu, 27 Juli 2022.

Ekshumasi tersebut dilakukan untuk proses autopsi ulang jenazah Brigadir J yang tewas dalam aksi baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022.

Pelaksanaan autopsi ulang itu karena adanya ketidakpercayaan terhadap autopsi pertama terkait luka-luka yang dialami oleh Brigadir J dan dinilai penuh kejanggalan.

Tim Forensik Independen mengungkapkan hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J tersebut baru bisa diketahui dan diumumkan secara resmi sekira 4-8 minggu ke depan.

Sementara itu, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap hasil autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.

Kamaruddin Simanjuntak mengatakan otak di kepala belakang Brigadir J sudah tidak ditemukan.

Menurut Kamaruddin Simanjuntak, besar kemungkinan Brigadir J tewas usai ditembak di kepala bagian belakang.

Baca Juga: 10 Ninja di Dunia Naruto yang Membuat Keputusan Paling Bodoh hingga Merugikan Diri Sendiri

Hal itu diungkapkan dalam acara live streaming di kanal YouTube Hendro Firlesso pada Kamis, 28 Juli 2022.

"Ketika kepalanya dibuka, otaknya sudah tidak ditemukan. Ini yang mereka temukan setelah diraba-raba kepala belakang ada semacam penempelan lem," kata Kamaruddin Simanjuntak.

"Ini di bagian kepala belakang itu dilem. Setelah diraba-raba rambutnya, ada lem ternyata di situ ada lobang. Jadi, diduga almarhum ini ditembak dari belakang kepala," sambungnya.

Terungkap! 3 Orang Squad yang Iri Hati Pada Brigadir J, Ternyata Ini Alasan Mereka, Kata Kamaruddin

Meski belum ada tersangka dalam kasus tewasnya Brigadir J, namun perlahan informasi soal dugaan pembunuhan terhadap Nopriansyah Yosua Hutabarat mulai terkuak.

Kamaruddin Simanjuntak selaku kuasa hukum pihak keluarga Brigadir J mengatakan, bahwa ternyata ada tiga anggota squad alias ajudan Irjen Ferdy Sambo yang secara terang menunjukkan keirihatian mereka.

Ia menjelaskan jika 3 orang itu sempat mencibir Brigadir J yang kepergok sedang curhat kepada pacarnya Vera Simanjuntak.

"Saat mengadu ke kekasihnya, ada 3 squad yang nyinyir atau ngeledek karena ketahuan sedang mengadu. Ada 3 suara pria yang nyinyir menurut pengakuan Vera," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak seperti dikutip dari channel Youtube Refly Harun pada Minggu, 31 Juli 2022.

Baca Juga: Wah Ternyata Singgasana Milik Im Sama Menggambarkan Peta Untuk Mendapatkan One Piece

Namun sayangnya Kamaruddin tidak menjelaskan secara detail, siapa saja 3 orang yang dimaksud.

Diketahui bahwa Brigadir J tercatat sebagai anggota Subdit 3 Direktorat Tipidum Bareskrim Polri.

Ferdy Sambo sendiri dulu pernah menjabat sebagai Kepala Subdit 3 tersebut.

Sampai akhirnya Ferdy Sambo diangkat menjadi Direktur Tipidum Bareskrim Polri

Saat dipromosikan sebagai Kadiv Propam Polri, Ferdy mengajak atau menarik Brigadir J ke Divisi Propam.

"Karena almarhum berprestasi, makanya dia ditarik. Statusnya BKO dari Subdit 3 Direktorat Tipidum Bareskrim Polri," katanya.

Kamaruddin pun meneruskan ceritanya. Menurut dia, ada percakapan antara Brigadir J dan Vera pada minggu ketiga bulan Juni. Antara tanggal 21 dan 29 Juni.

"Ternyata Vera ini sudah tahu tentang squad ini. Vera kemudian mengaku jika dirinya sempat bertanya ke almarhum siapa yang mengancam, squad lama atau squad baru Kata Vera,"

Vera sendiri mengatakan jika itu adalah squad lama, mereka sering iri hati kepada Brigadir J.

"Karena dia ini cekatan dan disayang oleh bapak maupun ibu. Buktinya, adik Brigadir J yang juga polisi diberi hadiah dan uang oleh Bu Putri."

"Artinya kerja Brigadir J ini kan baik. Logikanya karena kerjanya bagus dan berprestasi, maka adiknya juga dapat berkat," kata Kamaruddin.

"Sehari sebelum tewas, tepatnya 7 Juli 2022, Brigadir J juga diancam.  Katanya jika 'naik ke atas' kita bunuh dia. Apa itu maksud naik ke atas. Apakah naik tangga ke atas, atau lapor ke pimpinan atau yang pangkatnya lebih atas. Ini yang mesti dicari tahu," tambahnya sambil menjelaskan.

Pada tanggal 8 Juli 2022, terdapat 23 miscall ke nomor HP Vera Simanjuntak.

Kamarudin menduga saat itu, HP milik Brigadir J sudah dikuasai pihak lain.

"Sampai saat ini 3 HP dengan 4 nomor belum ditemukan. Siapa yang menguasai HP ini. Karena diduga HP tergeletak di rumah dinas itu," tuturnya.

Kamaruddin juga mempertanyakan baju yang dipakai oleh Brigadir J saat peristiwa itu terjadi.

"Demikian juga bajunya. Kita juga tidak tahu. Dimana baju PDH, kaos kaki dan sepatu almarhum. JP milik Brigadir J dan pakaian saat dia dibunuh juga tidak diketahui siapa yang menguasai," ucapnya.

Kamaruddin meyakini baju yang dipakai Brigadir J dapat menjadi petunjuk sangat penting.

Sebab di baju itu pasti terdapat bekas lubang tembakan, bercak darah dan serbuk mesiu.

Andaikan pakaian itu dimunculkan, saya yakin di situ akan terlihat jejak-jejak pembunuhan," ujar Kamaruddin.

Kasus tewasnya Brigadir J hingga kini masih menyimpan teka-teki dan banyak misteri, selain mengungkap 3 orang squad yang membenci Brigadir J, Kamarudin juga membenarkan hasil kesimpulan sementara yang telah disahkan dihadapan notaris sebagai dokumen resmi kepada Refly Harun.***

 

Editor: Viko Karinda

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah