Bikin Haru! Drama Dibalik Perjuangan Orang Tua Brigadir J Hingga Permintaan Pemakaman Secara Dinas

- 2 Agustus 2022, 12:10 WIB
Bikin Haru! Drama Dibalik Perjuangan Orang Tua Brigadir J Hingga Permintaan Pemakaman Secara Dinas
Bikin Haru! Drama Dibalik Perjuangan Orang Tua Brigadir J Hingga Permintaan Pemakaman Secara Dinas /Antara/

TERAS GORONTALO – Sebelumnya Brigadir J dimakamkan oleh pihak keluarga tampa adanya upacara pemakaman dari institusi tempat ia mengabdi selama hidup.

Dalam dokumen penyerahan jenazah Brigadir J oleh pihak kepolisian mengatakan jika Yoshua harus segera dimakamkan.

Namun pihak keluarga Brigadir J tidak saat itu tidak setuju karena mereka sendiri masih akan melakukan beberapa penghormatan kepada Yoshua termasuk menjalankan prosesi-prosesi adat.

Akibat banyaknya kejanggalan yang ditemukan oleh pihak keluarga atas meninggalnya Brigadir J, mereka meminta kepada pihak berwajib untuk malakukan otopsi ulang.

Baca Juga: Selain Berhenti Bertugas Sebagai Kadiv Propam, Ferdy Sambo Sekaligus Dinonaktifkan Kepala Satgassus Polri

Dengan adanya berbagai tekanan yang mempertaruhkan marwah institusi, maka pihak berwajib akhirnya mengabulkan permintaan keluarga untuk dilakukannya otopsi tahap dua.

Setelah otopsi kedua selesai dilaksanakan, pihak keluarga kemudian meminta agar Brigadir J dimakamkan secara kedinasan.

Kamaruddin Simanjuntak melalui wawancara dalam podcast Refly Harun mengatakan jika awalnya tidak diizinkan dengan berbagai alasan.

Salah satu alasan kuat mengaapa Brigadir J tidak dimakamkan secara kedinasan adalah karena ia meninggal dengan dugaan melakukaan tindak tidak terpuji.

Kamarudin yang saat itu mendampingi pihak keluarga, terus berupaya meminta izin agar Brigadir J dimakamkan secara kedinasan.

“Saya minya, karena dulu sudah kita sepakati diberikan,” ucapnya.

Namun rupanya sang Jendral yang saat itu dimintai permintaan tersebut mengatakan jika pemakaman kedinasan Brigadir J sudah diluar kendalinya.

Baca Juga: Pesulap Merah Difitnah, Padepokan Gus Samsudin Resmi Ditutup

Jendral tersebut mengatakan jika pemakaman kedinasan Brigadir J tidak memenuhi syarat administrasi.

Setelah mendengar pernyataan sang Jendral tersebut, Kamarudin selaku wakil keluarga mempertanyakan administrasi yang mana lagi yang tidak terpenuni.

“Ini diluar kendali saya bang (kata Jendral),” ucap Kamarudin.

Kamarudin menjelaskan bahwa pada saat itu sang Jendral mengatakan jika ia akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan Kapolres.

“Saya ingatkan ya, ini anak (Brigadir J) belum pernah diputus bersalah, soal ada laporan disana belum tentu itu benar,” katanya menjelaskan.

“Kalau laporan tidak benar, itu fitnah. Kapan lagi kau berikan penghormatan itu?, maka berikan sekarang,” lanjutnya lagi.

Kuasa hukum pihak keluarga Brigadir J menegaskan jika sampai saat ini belum ada putusan yang menyatakan Yoshua bersalah atau melakukan perbuatan tercela.

“Ku lihat negonya agak alot, maka aku langsung siarkan di dua TV,” katanya.

Dalam siaran tv tersebut Kamarudin menyampaikan upaya pihak keluarga yang terus meminta agar Brigadir J dimakamkan secara kedinasan.

Selain disiarkan langsung di dua tv, Kamarudin juga mengaku dirinya meminta dukungan permintaan pemakaman secara kedinasan terhadap Brigadir J lewat media sosial.

Baca Juga: Komnas HAM Dapatkan Bukti Terbaru Terkait Kasus Kematian Brigadir J

“saya meminta kepada Presiden, kepada DPR, kepada wakil Presiden, Kepada Panglima, Kepada Kapolri, kepada Menkopolhukam,” ujarnya.

Sesaat setelah upaya negosiasi dari pihak keluarga, Kamaruddin mengatakan jika saat dirinya menyaksikan para anggota polisi melakukan Latihan baris-berbaris tepat dibelakang rumah sakit.

Sementara pihaknya belum diberi informasi apakah permintaan keluarga untuk memakamkan Brigadir J secara kedinasan dikabulkan.

“Nda lama setelah mereka Latihan, dibisikkan ke saya, bang permohonannya dikabulkan,” tuturnya.

Setelah ditanya siapa yang mengabulkan permintaan itu, Kamarudin mengatakan jika setahu dia, yang mengabulkan dari Kapolres namun menurut informasi, yang mengabulkan Brigadir J dimakamkan secara kedinasan itu dari Jakarta dan pihaknya tidak mengetahiu siapa.

“Nggak tau siapa, maka saya sampaikan kepada ibundanya, dia langsung menangis bersyukur,” katanya.

Setelah mendengar perkataan dari Kamarudian bahwa anaknya akan di makamkan secara kedinasan, Rosti Simanjuntak menangis dengan bangga karena akhirnya anaaknya mendapatkan penghormatan terakhir.

Dalam podcast Refly Harun Kamarudin menyampaikan bagaimana perjuangan Rosti dalam menyelokahkan anaknya dengan keterbatasan ekonomi.

Ia mengatakan jika Rosti Simanjuntak dan suami bukanlah dari kalangan orang kaya.

Baca Juga: Titik Terang Kasus Brigadir J, Komnas HAM Temukan Bukti Tambahan Terkait Kematian Brigadir J

Rosti sendiri hanyalah seorang guru honorer dan ayah Brigadir J bekerja serabutan untuk menyekolahkan anak mereka.

“Tentulah kita tidak bermaksud merendahkan orang, dan kita tahu berapa dibayar negara (tenaga guru honorer),” kata Kamarudin.

Ia menjelaskan jika upah yang didapat oleh Rosti selaku guru honorer berjumlah 300 ribu sebulan.

Namun dengan semangat dan kegigihan selaku orang tua, mereka berhasil menyekolahkan 4 orang anak.

“Yang pertama sarjana pertanian, kerja di karantina, yang kedua al mini (Brigadir J) polisi, yang ketiga sarjana Kesehatan, yang ke-4 polisi juga,” katanya.

Kamarudin menjelaskan jika dua laki-laki Rosti dan Samuel telah dipersembahkan untuk negara bekerja di institusi kepolisian.

“Bukankan ini pahlawan (orang tua Brigadir J),” ucapnya.

Dengan kehidupan yang hanya mengontrak-ngontrak tempat yang sempit, Kamarudin kembali menjelaskan bahwa perjuangan orang tua Brigadir J sungguh luar biasa.

Kuasa hukum pihak keluarga itu juga kembali mengigatkan momen dimana para anggota kepolisian datang kerumah keluarga Brigadir J pada malam hari hanya untuk menjelaskan lebih rinci soal kronologis kejadian.

Salah satu adik Rosti yakni bibinya Brigadir J, saat itu berhasil merekam kedatangan beberapa anggota polisi tersebut.

Pada saat itu pihak keluarga diperintahkan untuk tidak merekam kedatangan mereka.

Pihak keluarga rupanya merasa tidak dihargai ketika para anggota polisi masuk ke dalam rumah yang beralaskan karpet itu tanpa melepas sepatu.

Rekaman kedatangaan para anggota kepolisian dirumah keluarga Brigadir J itu kemudian tersebar di sosial media.

“Karpetnya itu pun diinjak-injak oleh para Jendral yang datang dari Jakarta itu, karena buat mereka itu mungkin tidak terlalu berarti tapi buat mereka (keluarga Brigadir J) itu berarti karena disinilah mereka makan dan tidur,” katanya menjelaskan.

Baca Juga: Wah, Ternyata Bagi Pasutri Bercinta di Pagi Hari Punya Manfaat Besar

Oleh karena itu ketika mengetahui jika anaknya akan dimakamkan dengan upacara kedinasan, Rosti dan ayah Brigadir J begitu bersyukur dan senang.

Sesaat itu juga Kamarudin mengunggah status di media sosial untuk berterima kasih kepada semua puhak yang berwenang termasuk kepada rakyat Indonesia yang mendukung karena telah mengaabulkan permintaan keluarga Brigadir J.

“Terima kasih juga kepada semua pers media cetaak maupun media elektronik sehingga terwujudlah permintaan keluarga secara satu persatu,” ucapnya.

Kamaruddin menambahkann Itulah hal pertama yang mampu menghibur hati keluarga Brigadir J pasca menerima kenyataan anak mereka meninggal dengan cara yang tidak wajar dan penuh tanda taanya.

Pada akhirnya Brigadir J dimakamkan secara kedinasan sekitaar pukul 15:16 WIB.***

 

Editor: Viko Karinda

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah