Termasuk mengenai adanya baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022.
Baca Juga: Ini Lokasi 4 Anggota Polisi Yang Menghambat Proses penanganan Kasus Kamatian Brigadir J
"Tapi informasinya ditembak, sudah gak matching," tuturnya, dari kanal YouTube Refly Harun, Sabtu, 6 Agustus 2022
Sugeng pun mempertanyakan seorang yang sudah dua tahun bekerja sebagai ajudan Ferdy Sambo sekaligus sopir pribadi berani melakukan pelecehan seksual.
"Yang saya berfikir adalah orang ini pada saat melakukan itu terjadi perubahan psikologis mendadak. Mungkin dia minum obat atau kesambat, (gak mungkin dalam keadaan) ordinary," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk melakukan profiling terhadap psikologis seseorang, hal ini bisa dilakukan melalui alat komunikasi.
Namun, lagi-lagi kejanggalan ditemukan dari komunikasi Brigadir J dengan sang keluarga.
Hanya berselang beberapa jam sebelum kejadian, Brigadir J mengaku kepada keluarga bahwa dirinya disayang oleh keluarga Ferdy Sambo.
"Jadi yang saya lihat, ini ada yang ganjil. Dan juga biasanya tindakan pelecehan seksual kan (dilakukan) dari orang yang posisinya tinggi kepada bawah, subordinatif. Ini tidak. Jadi ya saya bilang ini ada keanehan, makanya saya bilang dua, TGFP (Tim Gabungan Pencari Fakta) dan nonaktif (Ferdy Sambo)," ujarnya.
Baca Juga: Orang Lain Yang Bunuh Brigadir J? Bharada E Tidak Terlihat saat Penembakan, Hanya Diam