Terungkap! Ternyata Ini Alasan Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Istri Ferdy Sambo Ini Mengaku

- 14 Agustus 2022, 22:27 WIB
TTerungkap! Ternyata Ini Alasan Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Istri Ferdy Sambo Ini Mengaku.
TTerungkap! Ternyata Ini Alasan Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Istri Ferdy Sambo Ini Mengaku. /kolase Pikiran Rakyat/Freepik

TERAS GORONTALO – Kembali, penyebab tangisan Putri Candrawathi diungkap oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, yakni Kamaruddin Simanjuntak.

Lewat sebuah acara Talkshow, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan bahwa, istri Ferdy Sambo ini menangis setelah terlibat dalam pertengkaran hebat dengan suaminya.

"Tanggal 2 (Juli 2022) berangkat mereka bersama-sama ke Magelang," kata Kamaruddin, dikutip langsung dari Pikiran Rakyat, Minggu, 14 Agustus 2022.

"Di Magelang, terjadi lagi keributan rumah tangga antara si bapak dan si ibu, diduga bertengkar lagi sampai akhirnya nangis-nangis karena kenapa? Di sana diduga si wanita cantik ini mengadu ke si bapak bahwa dia akan mundur dari instansinya, instansi tempat si cantik bekerja,' ungkapnya.

"Nah, sehingga membuat si bapak ini emosional, terjadilah di situ pertengkaran, ada yang nangis-nangis," tambahnya.

Baca Juga: Hukuman Mati Intai Ferdy Sambo?, Kejagung Siapkan 30 Jaksa, Putri Candrawathi Dapat Dipidana

Akibat pertengkaran ini, Ferdy Sambo dikabarkan lebih dulu pulang ke Jakarta bersama salah seorang ajudannya yang berinisial D, dan juga merupakan orang yang selama ini sering menghasut sang Jenderal.

Kamaruddin Simanjuntak menjelaskan bahwa kala itu, Ferdy Sambo diketahui pulang dengan menggunakan pesawat, bersama ajudan berinisial D itu.

"Kemudian karena terjadi pertengkaran, si bapak pulang duluan. Dia pulang diduga naik pesawat dengan ajudan yang diduga selama ini sering menghasut, itu inisial D," jelasnya.

Berlanjut ke tanggal 7 Juli 2022, Brigadir J mendapatkan ancaman pembunuhan dengan kalimat jika dia ‘naik ke atas’.

Merasa ketakutan, Brigadir J pun lantas menghubungi kekasihnya, Vera Simanjuntak dan menceritakan soal ancaman yang dia terima.

Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Bripka Matius Marey, Ajudan Ferdy Sambo yang Khas Dengan Tato dan Brewok

"Dia telepon lagi pada kekasih, bahwa saya akan dibunuh apabila naik keatas. Cuman kekasihnya ini tidak bertanya apa yang dimaksud dengan naik keatas ini," tutur Kamaruddin Simanjuntak.

Keesokan harinya, Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, mengawal Putri Candrawathi yang akan pulang ke Jakarta.

Saat tiba di rumah inilah dia terkejut, karena ternyata Ferdy Sambo sudah menantikan kedatangan mereka.

Padahal menurut penurutan Kamaruddin Simanjuntak, saat itu masih jam kantor jadi seharusnya sang Jenderal ini tidak berada di rumah.

"Besoknya, tanggal 8 mereka balik. Ketika mereka balik, nyampe di Jakarta, tahu-tahu sudah menunggu si bapak di rumah, padahal harusnya di kantor, karena ini jam kantor," katanya.

Baca Juga: Pengakuan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo Jadikan Magelang Tempat Pemicu Pembunuhan Brigadir J

Setelah tiba di Jakarta, Brigadir J lantas membereskan barang-barang bawaan atasannya dan dimasukkan ke dalam rumah.

Usai berbenah inilah, diduga Brigadir J dipanggil oleh Ferdy Sambo, kemudian disiksa dan ditembak hingga meninggalkan begitu banyak luka di badannya.

Brigadir J diduga mengalami penganiayaan berat, mulai dari jari yang dipatahkan, kaki dan tangan dihajar hingga babak belur, hingga bagian pundak pun turut menjadi sasaran penganiayaan, dan meninggalkan bekas luka terbuka.

Tidak hanya itu, almarhum kemudian ditembak mulai dari arah bawah dagu kanan, yang tembus ke bibirnya, ditembak di bagian dada, dan yang lebih sadisnya lagi, Brigadir J ditembak di bagian belakang kepala hingga tembus ke hidungnya.

Gaya tembak ala orang yang akan dieksekusi mati inilah yang diduga kuat sebagai penyebab utama Brigadir J menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.

Baca Juga: Terkesan Membela Sang Anak, Begini Isi Pesan WA Permohonan Maaf Keluarga Ferdy Sambo, Mertua Putri Candrawathi

Belum lagi ada temuan luka di bagian lipatan kaki kananya hingga meninggalkan rembesan darah, luka di kaki kiri, dan di bahu kanan serta kiri.

“Padahal menurut keterangan Karopenmas Polri, dia hanya ditembak lima kali, kena empat, kenapa lukanya lebih dari 10?” ucap Kamaruddin Simanjuntak.

Untuk diketahui, sampai saat ini hasil otopsi ulang yang dilakukan pada Rabu 27 Juli 2022 lalu, masih dalam penelitian di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) dan kemungkinan dalam waktu dekat akan segera diumumkan ke publik.

Hal ini sesuai dengan informasi sebelumnya dari tim dokter yang dihadirkan untuk melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J, bahwa hasilnya akan diperoleh dalam kurun waktu empat hingga delapan minggu.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x