Terungkap, Inilah Alasan Ferdy Sambo Eksekusi Brigadir J di Rumah Dinas, Pengamat : Tepat dan Cerdas

- 17 Agustus 2022, 06:36 WIB
Alasan Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J di rumahnya disebut cerdas dan tepat.
Alasan Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J di rumahnya disebut cerdas dan tepat. /Humas Polri /

TERAS GORONTALO - Rencana pembunuhan Brigadir J yang dilakukan di rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, adalah hal yang sudah disiapkan dengan matang.

Bahkan, Ferdy Sambo rela pulang ke Jakarta lebih awal untuk menyiapkan pembunuhan kepada sang ajudan itu.

Meksi motifnya belum diketahui, namun pemilihan tempat ekseskusi Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo diakui tepat.

Baca Juga: Segera Diperiksa Tim Khusus Polri, Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Didesak Dijadikan Tersangka

Hal itu dikatakan oleh pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.

Menurutnya, Ferdy Sambo bisa menghabisi nyawa Brigadir J saat di Magelang.

Tetapi, ia membatalkan niatan tersebut dan memilih menunggu Brigadir J di rumahnya.

Nah, dikutip dari Youtube Beda Enggak, Reza Indragiri Amriel selaku pakar psikologi forensik mengaku jika pemilihan Ferdy Sambo sangat tepat.

Baca Juga: Cek Fakta: Bharada E di Racun Team Kejih Sambo Terus Kejar Pembocor

"Ini soal kalkulasi kejahatan dan sebagai seorang polisi, Ferdy Sambo sangat paham dengan hal itu," ujarnya.

Ia pun mengakui jika Ferdy Sambo sangat cerdas memilih tempat ini.

Bahkan kewarasan Ferdy Sambo juga diakui dengan melibatkan para ajudan lainnya.

"Kecerdasan Ferdy Sambo bisa dibilang diatas rata-rata, dan cara berpikirnya dalam mengeksekusi menggambarkan seorang tersangka," aku dia.

Baca Juga: Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Didesak Dijadikan Tersangka, Diduga Terlibat Pembunuhan Brigadir J
Menurutnya, Ferdy Sambo sudah menimbang-nimbang soal lokasi TKP pembunuhan Brigadir J di rumah dinas.

Mengingat rumah dinas adalah kawasan eksklusif untuk para pejabat polisi.

Sehingga, tak akan sembarangan bisa diakses oleh orang lain.

"Memang, pemilihan lokasi sedemikian rupa ini ideal. Ideal karena kawasan rumah tersebut adalah eksklusif.

"Yang sungguh-sungguh tidak bisa diakses oleh kebanyakan orang," papar Reza Indragiri Amriel.

Karena perumahan ini bersifat eksklusif, Ferdy Sambo dikatakan bisa merekayasa kejadian dengan mudah.

Salah satu buktinya adalah rekayasa tembak-tembakan yang akhirnya terbukti tak ada sama sekali.

Selain itu, jika TKP pembunuhan Brigadir J dilakukan di lain tempat maka akan sulit menghilangkan barang buktinya.

"Kalau TKPnya di rumah dinas maka Ferdy Sambo bisa dengan mudah melakukan penghilangan barang bukti dengan cepat," ucapnya.

"Jadi kalau TKPnya di rumah dinas maka barang bukti bisa hilang, CCTV dirusak, dan masih banyak lagi. Semua ini direncanakan dengan baik," aku dia.

Selain itu, lantaran rumah dinas merupakan kawasan khusus untuk anggota polisi, maka kata Reza, Brigadir J pun tidak bisa kabur sebelum dihabisi.

"Disitu pula sasaran atau target Brigadir J tidak bisa melarikan diri," tambahnya.

Melihat semua aspek sudah diperhitungkan, Reza Indragiri Amriel menyebut skenario kejahatan Ferdy Sambo ini tergolong sempurna.

Meski begitu, Reza Indraagiri Amriel menyebut semua analisisnya ini masih bisa diselidiki oleh pihak timsus Polri.

"Tapi ini tetap harus diuji oleh pihak kepolisian," pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, Kuasa hukum keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak kembali memberikan statement mengejutkan terkait kematian Brigadir J.

Fakta baru yang diungkapkan oleh Kamaruddin adalah terkait isi rekening dari Brigadir J pasca dirinya ditembak oleh di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Dikutip dari channel Youtube Uncle Wira yang diposting pada Selasa 16 Agustus 2022, Kamaruddin mengatakan jika ada transaksi yang sangat besar dari rekening Brigadir J.

Transfer tersebut bahkan menurut Kamaruddin mencapai angka sekitar Rp 200 juta.

"Transfer ini terjadi pada 11 Juli 2022 dan angkanya mencapai Rp 200 juta," ujar Kamaruddin.

Pengacara Brigadir J merasa sangat kaget karena Brigadir J meninggal pada tanggal 8 Juli 2022.

Bahkan, Kamarudin mengatakan jika uang ratusan juta yang ada di rekening Brigadir J ditransfer ke salah satu tersangka.

"Iya tersangka. Tersangka dalam kasus pembunuhan yang kemarin," ujarnya.

Secara lugas, Kamaruddin pun menyebutkan jika tersangka yang menerima uang ini adalah Bripka RR.

Sekedar diketahui, empat tersangka dalam kasus penembakan Brigadir J adalah Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal (RR), Bharada E, dan Kuwat Maruf.

Selain itu, Brigadir J juga diketahui memiliki empat rekening bank.

Rekening ini kuat dugaannya dicuri oleh Ferdy Sambo dan ajudannya pasca penembakan Brigadir J.

"HP, ATM-nya di empat bank, laptop bermerek ASUS juga diambil," kata Kamaruddin.

Kamaruddin meminta agar polisi melibatkan PPATK dalam kasus penembakan Brigadir J.

"Karena ada transaksi, tapi orangnya sudah meninggal," ujarnya.

Kamaruddin juga sudah berkoordinasi dengan Bareskrim tentang uang dari Brigadir J yang ditransfer ke Bripka RR tersebut.

Satu demi satu kebenaran tentang peristiwa dimalam kematian Brigadir J mulai terungkap.

Kematian ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ini juga berimbas kepada karir tiga jenderal yang ada ditubuh Polri.

Salah satunya yakni Karo Provos Brigjen Benny Ali.

Peran jenderal bintang satu ini tak lepas dari skenario kematian Brigadir J yang terjadi di rumah Ferdy Sambo.

Bahkan, Benny Ali diketahui sempat dihubungi Ferdy Sambo usia kematian Brigadir J di rumahnya.

Dikutip dari channel Youtube Beda Enggak, diketahui ada tiga kali panggilan keluar dari Teke Ferdy Sambo kepada Benny Ali.

Ferdy Sambo menelpon Benny Ali pertama kali pada pukul 17.18 WIB

Namun telepon pertama ini tak dijawab oleh Benny Ali.

Beberapa menit kemudian Ferdy Sambo kembali melakukan telepon keduanya.

Pada telepon kedua inilah Ferdy Sambo dan Benny Ali kemudian berbicara.

Pukul 17.31 WIB Ferdy Sambo kembali menelpon Benny Ali dan kembali terhubung.

Belum diketahui apa yang dibahas dua jenderal tersebut ditelepon.

Namun dari waktu panggilan telepon, semuanya terjadi setelahnya Brigadir J dieksekusi.

Berdasar hasil CCTV, Ferdy Sambo terekam keluar dari rumahnya pada pukul 17.10 WIB.

Setelah Ferdy Sambo keluar, kemudian menyusul sang istri Putri Candrawathi.

Sementara itu, jarak rumah pribadi ke rumah dinas Ferdy Sambo kurang lebih 3 kilometer.

Bila menggunakan mobil, jarak ini bisa dicapai hanya dalam waktu lima menit saja.

Bila Ferdy Sambo tiba di rumah dinasnya pukul 17.12 WIB, kuat dugaan jika pada detik-detik inilah ekseskusi terhadap Brigadir J terjadi.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan percakapan Ferdy Sambo dengan Brigjen Benny Ali jadi bagian yang diperiksa oleh tim khusus.

"Kan, sudah diperiksa semua oleh itsus [inspektorat khusus]. Baru nanti selesai dari itsus apabila terkait obstruction of justice akan dilimpahkan ke tim sidik timsus," ujar Dedi.

Dalam kasus ini polisi telah menetapkan Irjen Ferdy Sambo beserta Bharada E, Bripka RR, dan KM alias Kuwat Maruf sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J.

Keempat tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 56 KUHP terkait dugaan pembunuhan berencana.

Sementara itu, Inspektorat Khusus (Irsus) telah memeriksa 31 personel Polri terkait dugaan ketidakprofesionalan dalam menangani kasus kematian Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Sambo.

Sebelumnya, Salah satu tersangka penembakan Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, kembali buka suara.

Tersangka yang buka suara ini adalah Bharada E. ***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: YouTube Beda Enggak


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x