Peran Fadil Imran di Kasus Brigadir J Terungkap, Jenderal Bintang Dua Diduga Perintahkan Hal Ini

- 17 Agustus 2022, 12:15 WIB
Jenderal bintang dua yang sangat low profile ini memang sangat dekat dengan Ferdy Sambo.
Jenderal bintang dua yang sangat low profile ini memang sangat dekat dengan Ferdy Sambo. /Humas Polri

TERAS GORONTALO - Nama Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran disebut-sebut terseret dalam kasus penembakan Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Jenderal bintang dua yang sangat low profile ini memang sangat dekat dengan Ferdy Sambo.

Meskipun Fadil Imran lebih senior dibandingkan Ferdy Sambo, namun hubungan keduanya diketahui sangat dekat.

Pada awal kasus penembakan Brigadir J ramai dipemberitaan, Ferdy Sambo sempat bertemu dengan Fadil Imran.

Bahkan Ferdy Sambo sempat menangis dan memeluk Fadil Imran diruang kerja Kapolda Metro Jaya tersebut.

Dikutip dari YouTube Beda Enggak yang diupload pada Rabu 17 Agustus 2022, Irjen Fadil Imran dikabarkan sedang menjalani pemeriksaan oleh Inspektorat Khusus (Itsus) Polri.

Itsus adalah tim bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencari tahu siapa saja polisi yang terlibat dalam kasus Brigadir J.

Nama Fadil Imran diduga terlibat dan berperan dalam skenario Irjen Ferdy Sambo melakukan Obstruction of Justice.

Bahkan 5 anggota Polda Metro Jaya sebelumnya sudah ditahan.

Diantaranya menjabat AKBP seperti Jerry Raymond Siagian.

Lulusan Akpol 1995 itu dikabarkan ikut dalam merekayasa TKP kematian Brigadir J.

Pasalnya, beberapa perwira menengah (Pamen) seperti eks Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Susianto juga masuk sebagai orang yang merekayasa kematian Brigadir J.

Budhi Susianto sendiri adalah anak buah dari Irjen Fadil Imran.

Secara hierarki, semua kejadian yang terjadi di Jakarta Selatan pasti dilaporkan Budhi Susianto kepada atasannya yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Fadil Imran disebut-sebut sebagai jenderal yang tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi pada malam kematian Brigadir J.

Sementara itu, salah satu Kriminolog di Unsrat Manado yakni Rodrigo Elias mengatakan jika Irjen Fadil Imran wajib bertanggung jawab dalam peristiwa Brigadir.

Pasalnya, TKP kematian Brigadir J ada di wilayah Kapolda Metro Jaya.

Maka dari itu Fadil Imran pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo malam itu.

"Karena Kapolres kan pasti lapornya ke Kapolda Metro Jaya. Jadi pasti Fadil Imran pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujarnya.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo enggan menjawab kabar pemeriksaan Kapolda Metro Jaya.

Menurutnya, tim sedang fokus melengkapi berkas perkara kematian Brigadir J agar segera dikirim ke Kejaksaan.

Dedi juga mengatakan beberapa personel yang diduga menjadi pelanggar terkait kasus ini berada di tempat yang berbeda-beda.

"Ditempatkan di Provost itu delapan orang, kemudian di Mako Brimob itu ada sembilan orang, kemudian di Bareskrim itu ada dua orang. Jadi totalnya ada 19 orang," tuturnya.

Sebagai informasi, Lima peluru yang bersarang dijenazah Brigadir J pada peristiwa baku tembak di rumah Ferdy Sambo, diduga tak hanya dari senjata Bharada E saja.

Bahkan, dua dari peluru yang ada ditubuh Brigadir J kemungkinan dilepas oleh sang atasan yakni Irjen pol Ferdy Sambo.

Dikutip dari channel Youtube Anjas di Thailand yang diupload pada Senin 15 Agustus 2022, diketahui Bharada E hanya menembak sebanyak empat kali.

Tapi hanya tiga diantaranya yang tepat mengena tubuh dari Brigadir J dalam peristiwa tersebut.

Sedangkan dua peluru lainnya kuat dugaan dilesatkan oleh Ferdy Sambo.

Hal ini senada dengan beberapa statement Ferdy Sambo yang penuh dengan amarah.

Amarah Ferdy Sambo ini diperlihatkan ketika dirinya memberikan keterangan pers pertama kali dihadapan media.

Saat itu, Ferdy Sambo menegaskan jika apa yang dia lakukan hanya karena Brigadir J melakukan pelecehan pada istrinya.

Meskipun saat ini terbukti jika tak ada pelecehan seksual, namun saat itu suara Ferdy Sambo menggambarkan orang yang sedang marah.

Menurut Anjas, suara Ferdy Sambo seperti menggambarkan penghianatan.

"Ia merasa sedang dihianati, dan ini bisa saja bila Ferdy Sambo pada hari itu ikut menembak Brigadir J," kata Anjas.

Anjas juga menduga jika Ferdy Sambo menjadi orang yang terakhir menembak Brigadir J.

Karena seseorang yang sedang emosi, biasanya akan memilih menembak terakhir.

"Ini teori psikologi, dan mungkin saja terjadi dalam pembunuhan berencana," ujarnya.

Tapi ada dua kemungkinan besar tentang siapa yang menembak Brigadir J terakhir kali.

"Kalau bukan Brigadir J, maka sosok yang menembak ini adalah Putri Candrawathi. Tapi hal tersebut sangat kecil kemungkinannya," tegas dia. ***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah